PAS X WAJIB
Cara berpikir Diakronis dan Sinkronis
dalam sejarah ..
Diakronis
berasal dari kata dia (melewati) dan kronos (waktu)
Menurut
seorang ahli bernama Galtung diakronis dapat diartikan sebagai suatu peristiwa
yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri
sendiri atau timbul secara tiba-tiba.
a) Contoh
berpikir sejarah secara diakronis
1. Perang Diponegoro tahun 1825-1830.. Penulis akan menceritakan soal penyebab terjadinya perang, pihak2 yg terlibat dalam perang, jalannya perang, ekses atau akibat perang hingga akhir dar perang Diponegoro itu aendiri.. Diceritakan secara kronologis .
2. Peristiwa Menjelang kemerdekaan Indonesia. Penulis akan menceritakan soal zaman Jepang, kemudian janji kemedekaan dr Jepang, Kekalahan Jepang dlm Perang Dunia melalui Bom Hiroshima dan Nagasaki, hingga kepada peluang kekosongan kekuasaan di Indonesia yg kemudian dimanfaatkan untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia..
2. Peristiwa Menjelang kemerdekaan Indonesia. Penulis akan menceritakan soal zaman Jepang, kemudian janji kemedekaan dr Jepang, Kekalahan Jepang dlm Perang Dunia melalui Bom Hiroshima dan Nagasaki, hingga kepada peluang kekosongan kekuasaan di Indonesia yg kemudian dimanfaatkan untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia..
Selain
itu sejarah juga mengenal cara berpikir Sinkronis (Sinkronik)
Kata
sinkronis berasal dari bahasa Yunani syn yang berarti dengan,
dankhronos yang berarti waktu, masa.
pengertian
berpikir sinkronik dalam sejarah adalah mempelajari
(mengkaji) struktur (karakter) suatu peristiwa sejarah dalam kurun waktu
tertentu atau dibatasi oleh waktu.
a) Contoh
berpikir sejarah secara sinkronis
1 Menggambarkan
keadaan ekonomi di Indonesia pada suatu waktu tertentu, seperti:
Keadaan ekonomi masyarakat Indonesia tahun 1945 ...
2. Detik-detik penyusuan teks proklamasi dan pembacaannya
2. Detik-detik penyusuan teks proklamasi dan pembacaannya
======================================================================
Semester ini kita
belajar banyak hal dari sejarah. Terutama sejarah Indonesia pada masa sebelum
ada tulisan (Praaksara) hingga zaman ketika aksara sudah mulai dikenal yaitu
zaman Kerajaan Hindu-Buddha. Berikut beberapa kesimpulan dari pembelajran kita
selama satu semester ini.
Zaman sebelum ada tulisan disebut
juga Praaksara, pada masa ini kita tidak menemukan sumber tertulis berupa
prasasti, buku, kitab dan sebagainya. Yang kita temukan hanya benda-benda yang
diperkirakan berasal dari zaman Praaksara. Benda itu berupa batu, kapak, logam,
tulang hewan dsb. Dari benda-benda inilah kemudian para ahli mencoba membagi
zaman Praaksara menjadi beberapa bagian baik itu menurut coraknya
(ciri-cirinya), geologinya dan alat kebudayaannya. Berikut penjelasannya ………
Menurut corak.
Corak itu berarti ciri khas, tanda-tanda tertentu yang
membedakan suatu zaman dengan zaman lain.
A. Nomaden dan berburu.
Para ilmuwan menyatakan
bahwa pada zaman ini, manusia masih belum tinggal menetap di suatu tempat atau
rumah. Manusia pada zaman ini memenuhi kebutuhan makanan dari hasil
berburu dan mengambil dari alam. Alatnya masih kasar dan belum dibentuk.
B. Menetap dan meramu makanan sendiri.
Meramu artinya membuat.
Manusia pada zaman ini sudah tidak nomaden(berpindah-pindah) lagi. Mereka sudah
memiliki tempat tinggal yang tetap. Selain itu, mereka juga sudah tidak berburu
lagi, mereka memelihara hewan dan menanam tanaman yg nantinya menjadi makanan
mereka. Alatnya dibentuk dan diperhalus
C. Pertukangan.
Zaman ini adalah zaman
ketika manusia tidak hanya telah menetap dan bercocok tanam. Namun juga sudah
mengenal system pertukangan alat-alat yg terbuat dari logam. Baik itu yg dibuat
menjadi perhiasan, kapak, nekara dsb. Pada zaman ini lah keahlian menambang dan
kesenian logam manusia dimulai dan dikembangkan.
Menurut Geologinya. (Geo berarti bumi,
logos berarti ilmu)
1. Zaman
Arkaezoikum.
Zaman ini ditandai dengan masa-masa awal pembentukan bumi. Suhu
bumi masih sangat panas, iklim nya berubah-ubah, curah hujan tinggi, sehingga
nyaris tidak memungkinkan untuk sebuah kehidupan mahluk apa pun.
2. Zaman
Paleozoikum
Zaman ini ditandai dengan menurunnya kondisi panas iklim bumi.
Curah hujan menurun, tanda-tanda kehidupan sudah mulai muncul yaitu
mahluk-mahluk bersel satu.
3. Zaman
Mesozoikum
Zaman ini ditandai dengan semakin stabilnya suhu di bumi. Curah
hujan yg tinggi semakin menurun. Muncul berbagai jenis tanaman dan hewan-hewan
raksasa, seperti Dinosaurus dan reptile besar.
4. Zaman
Neozoikum.
Zaman ini dibagi menjadi dua, yaitu zaman Tersier dan Kwarter.
A.
Tersier.
>>> Paleosen : Zaman ini ditandai
dengan punahnya hewan-hewan raksasa dan mulai munculnya hewan-hewan primata
seperti monyet dan kera.
>>> Miosen: Zaman ini ditandai dengan
munculnya orangutan dan gorilla.
>>> Pliosen : Zaman ini ditandai
dengan munculnya kera raksasa atau giganthropus…
B.
Kwarter
>>>>>> Pleistosen : Zaman ini
disebut juga zaman Glasial atau zaman Es, karena sebagian wilayah daratan bumi
dipenuhi oleh es. Pada zaman ini sudah mulai muncul manusia pertama yang dalam
ilmu disebut manusia purba. Menurut Teori Darwin, manusia berevolusi dari
bentuk kera hingga jadi manusia seperti sekarang pada zaman Tersier. Itulah
sebabnya Teori ini disebut juga teori Evolusi.
Manusia purba seperti : Meganthropus Paleojavanicus,
Pithecanthropus Erectus dan Homo Wajakensis sudah mulai hidup pada masa
Pleistosen ini.
>>>>>> Holosen: Zaman ini disebut
juga zaman es mencair. Zaman ini ditandai dengan munculnya manusia cerdas HOMO
SAPIENS…
Pembagian Zaman menurut Alat kebudayaannya.
Kita juga harus mengetahui alat-alat
kehidupan yang digunakan oleh manusia zaman praaksara. Alat-alat ini terbagi
lagi dalam beberapa zaman, artinya setiap zaman memiliki ciri-ciri alat yang
berbeda. Hal ini menunjukkan perkembangan teknologi kehidupan masyarakat
praaksara dari yang paling sederhana seperti batu yang masih kasar hingga
penggunaan alat-alat yang terbuat dari logam seperti kapak corong.
· Zaman
Paleolitikum
Zaman ini ditandai dengan penggunaan
alat-alat yang masih sangat sederhana, kasar dan belum dibentuk. Alat lain yang
digunakan pada masa ini adalah Flakes (batu
serpih) dan juga tanduk hewan. Selain sederhana masa ini juga ditandai
dengan manusia yang masih nomaden, atau berpindah-pindah, berburu dan menangkap
ikan.
Contoh : Kebudayaan Ngandong &
Pacitan
· Zaman
Mesolitikum
Zaman ini juga disebut sebagai zaman
peralihan antara Paleolitikum menuju Neolitikum. ciri-ciri kehidupan pada masa
ini adalah manusia yang sudah mulai mencari tempat tinggal yaitu di goa .
Hal ini dapat diketahui dengan ditemukannya goa tempat tinggal (Abris
sous Roche) oleh Van Stein Callenfels. Callenfels
juga menemukan tumpukan kulit kerang yg sudah membukit disebut Kjokkenmoddinger
(sampah dapur) (kemungkinan ini dulunya merupakan sisa-sisa makanan dan
keseharian manusia praaksara yang tinggal di gua tersebut) Di tumpukan
itu ternyata ditemukan juga tulang belulang gigi dan tengkorak manusia.
Alat-alat yg digunakan pada masa ini adalah kapak sumatera atau pebble.
· Zaman
Neolitikum.
Zaman ini disebut juga zaman batu
muda. Pada zaman ini alat-alat bebatuan yang digunakan sudah diperhalus, dan
berbentuk. contohnya adalah Kapak persegi atau Beliung persegi. Selain itu,
masyarakat pada zaman ini sudah mulai tinggal menetap, dengan mendirikan tempat
tinggal yg masih sederhana dengan atap jerami dan berbentuk bulat. Masyarakat
ini juga sudah mengenal sistem bercocok tanam, meskipun masih sangat sederhana.
· Zaman
Megalitikum
Zaman ini disebut juga zaman batu
besar. Masyarakat di zaman ini sudah menghasilkan alat-alat kebudayaan yang
terbuat dari batu berukuran besar. Salah satunya yaitu Sarkofagus (kubur batu). Sarkofagus biasanya digunakan sebagai
tempat meletakkan atau memakamkan mayat (semacam peti). Berbeda dengan zaman neolitikum, pada zaman
ini masyarakatnya sudah mulai mengenal kepercayaan akan kedekatan roh manusia
yang masih hidup dengan yg sudah meninggal, sehingga perlu dibuat sebuah tempat
yang layak jika seseorang meninggal dunia, salah satunya sepeti sarkofagus ini.
Selain itu Menhir juga
termasuk alat kebudayaan pada zaman ini. Menhir adalah bangunan berupa tugu
batu, yang digunakan sebagai tempat untuk menghormati roh nenek moyang. Menhir
masih bisa kita lihat di Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan
Kalimantan. Selain Sarkofagus dan Menhir ada pula Dolmen dan
Punden Berundak-undak. Fungsi Dolmen dan Punden
Berundak-undak hampir sama yaitu sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang.
Tetapi kemungkinan besar, Punden Berundak-undak digunakan sebagai tempat ibadah
dan Dolmen digunakan sebagai tempat meletakkan persembahan kepada roh nenek
moyang. Dari keempat peninggalan zaman ini kita bisa mengetahui bahwa telah ada
sistem kepercayaan terutama kepada roh nenek moyang (animisme) pada zaman ini.
· Zaman
Logam
Zaman ini bisa dikatakan sebagai zaman
"modern"nya zaman praaksara. Hal ini ditandai dengan penggunaan
alat-alat penunjang kehidupan yang terbuat dari logam. Uniknya alat-alat logam
ini telah bernilai seni tinggi. Hal ini terlihat dari corak dan bentuk nya.
Nekara dan Moko adalah dua contohnya (cari gambarnya sendiri di internet). Nekara berfungsi sebagai perlengkapan
upacara pemujaan nenek moyang. sedangkan Moko adalah Nekara tapi yg ukurannya
lebih ramping (kecil). Fungsi dari Moko adalah sebagai mas kawin, tapi juga
bisa digunakan sebagai alat musik karena berbentuk genderang. Moko masih bisa
ditemukan pada masyarakat Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Nah demikian penjelasan
tentang zaman Praaksara. Kita lanjut ke bagian berikut ini. Ternyata, alat-alat
yang sudah disebutkan di atas tadi, sebagian besar berasal dari budaya yang
dibawa oleh orang-orang Yunan di Cina bagian selatan. Hal ini memunculkan teori
yang mengatakan bahwa nenek moyang orang-orang Indonesia itu berasal dari
Yunan. Teori ini juga dikenal dengan Teori Yunan. Apa dan bagaimana Teori
tersebut? Kita lihat di bawah ini.
Beberapa alasan yang
memungkinkan perpindahan orang-orang Yunan ke selatan hingga ke Indonesia
adalah :
1. Adanya
desakan suku-suku asing yang datangnya dari Asia bagian Tengah.
Suku-suku asing ini menyerang dan mengganggu peradaban
orang-orang di Yunan terebut, sehingga mereka berinisiatif mencari tempat
tinggal baru yang jauh lebih aman. Beberapa dari keturunan mereka akhirnya ada
yang sampai ke Indonesia dan menjadi suku-suku di Indonesia.
2. Adanya
peperangan antar suku
Jika tadi ada serangan dari suku asing, ada juga kemungkinan
peperangan antar sesame suku di Yunan. Konflik menyebabkan suku-suku tersebut
harus mencari tempat baru sebagai tempat tinggalnya. Beberapa dari keturunan
mereka akhirnya ada yang sampai ke Indonesia
3. Adanya
bencana alam berupa banjir. Meluapnya aliran sungai She Kiang dan
sungai-sungai lain di daerah Yunan tersebut. Bencana
alam merupakan faktor yang umum mengapa satu bangsa memutuskan untuk berpindah
dan mencari tempat hidup yang baru di luar tempat asal mereka. Bencana alam di
Yunan pun mendorong orang2 Yunan untuk mencari tempat baru, sebagian dari
mereka ada yang tiba di Indonesia dan berkembang menjadi suku-suku bangsa
Indonesia.
Jalur Persebaran nenek Moyang Orang Indonesia :
Orang-orang Yunan yang berpindah (migrasi) tadi terjadi dalam 2
gelombang, atau terjadi sebanyak dua kali.
A.
Gelombang pertama terjadi sekitar tahun 2000 -1500 Sebelum Masehi (SM). Kelompok ini disebut
juga Melayu Tua atau Proto Melayu. Mereka melewati dua jalur menuju Indonesia
yaitu jalur barat dan timur.
a.
Jalur Barat : Dari Yunan (China) menuju Semenanjung Malaya (Malaysia) kemudian
ke Sumatera kemudian ke Jawa dan ke seluruh penjuru Indonesia.
b.
Jalur Timur: Dari Yunan (China) menuju Taiwan (Formosa) kemudian menuju
Filiphina kemudian ke Sulawesi dan ke seluruh penjuru Indonesia.
2. Gelombang
kedua terjadi sekitar tahun 5oo (SM) .
Kelompok ini disebut juga kelompok Melayu Muda atau Deutro
Melayu. Mereka melewati jalur barat yang dilalui oleh gelombang pertama (Melayu
Tua).
a. Jalur
Barat : Dari Yunan (China) menuju Semenanjung Malaya (Malaysia) kemudian ke
Sumatera kemudian ke Jawa dan ke seluruh penjuru Indonesia.
Nah, selama ribuan tahun gelombang arus perpindahan nenek moyang
kita ini, meninggalkan suku-suku baru Indonesia yang bisa dikategorikan berasal
dari kelompok Melayu Tua dan Melayu muda. Di bawah ini adalah daftarnya :
Melayu Muda
|
Melayu Tua.
|
Suku Manado
|
Suku Batak
|
Suku Jawa
|
Suku Sasak
|
Suku Bali
|
Suku Toraja
|
Suku Minangkabau
|
Suku Dayak
|
Suku Bugis
|
Suku Nias
|
Demikian
lah sekilas sejarah tentang Zaman Praaksara di Indonesia. Mengerti kan ya? Kalau
belum mengerti baca kembali, pelan-pelan….
Setelah
zaman Pra-aksara berakhir muncul zaman baru diIndonesia yaitu zaman aksara,
atau zaman yang sudah mengenal tulisan. Tulisan pertama yang ditemukan di
Indonesia berasal dari sebuah Kerajaan Hindu di Kalimantan bernama KUTAI. Jadi
bisa dkatakan zaman aksara di Indonesia sezaman atau seusia dengan
berkembangnya Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. Berikut kita akan lihat bagaimna
kerajaan-kerajaan itu berdiri. Tapi
sebelumnya kita berkenalan dulu dengan Hindu dan Buddha..
Kata Hindu diperkirakan berasal dari nama Sungai yaitu Indus, di India. Di
lembah sungai ini dahulu kala ada peradaban awal yang dibangun oleh Bangsa
Dravida. Namun pada perkembangannya di tempat itu hadir bangsa pendatang
bernama Arya. Agama Hindu diperkirakan lahir dari percampuran kebudayaan dan
perkawinan antara bangsa Arya dan Dravida di ini sekitar tahun 1500 SM. Agama
ini memuja satu Tuhan yang disebut Sang Hyang Widi Wasa. Namun sebagai
perwujudan (wakil) Sang Hyang Widi, umat Hindu juga mengenal dewa-dewa. Berikut
3 dewa utama dalam agama Hindu:
1.
Dewa Brahma : Dewa pencipta
2.
Dewa Wisnu : Dewa Pelindung
3.
Dewa Syiwa : Dewa Perusak.
Sementara itu Agama Buddha lahir dari sebuah perjalanan mencapai “kesempurnaan”
yang dilakukan oleh seorang pangeran dari kasta Ksatria Hindu bernama Siddharta
Gautama. Di usia menjelang 30, Dia
meninggalkan keluarganya, istri dan anak nya, termasuk kehidupan mewahnya demi
mencari apa yang dia sebut sebagai kesempurnaan hidup. Pada akhirnya dia
mendapat sebuah pencerahan dari Tuhan dan mengajarkan hidup yang penuh kasih
kepada murid2nya.
Oleh
karena itu dia juga disebut BUDDHA yg artinya YANG TERCERAHKAN. Umat Buddha
mensucikan Bodgaya sebagai tempat di mana Sang Buddha pertama
kali mendapatkan pencerahan tersebut.
Bagaimana
agama Hindu dan Buddha ini masuk ke Indonesia?
Ada
beberapa terori :
1.
Teori Brahmana : Teori ini mengatakan bahwa kaum
Brahmana (para pendeta dan ahli agama Hindu dan Buddha) dari India lah yang
menyebarkan agama Hindu-Buddha ke luar India dan sebagian dari mereka ada yang
sampai di Indonesia.
2.
Teori
Ksatria : Teori ini mengatakan bahwa para Ksatria atau bangsawan yang
terusir dari India pindah ke tempat lain dan membangun kerajaan baru. Sebagian
dari mereka ada yang sampai ke Indonesia. Di tempat yang baru, mereka juga
menyebarkan agama sekaligus kebudayaan Hindu-Buddha.
3.
Teori Waisya : Teori ini mengatakan bahwa
pedagang-pedagang yang beragama Hindu-Buddha dari India berdagang hingga ke
Indonesia sekaligus menyebarkan agama Hindu-Buddha.
4.
Teori
Sudra
: Teori ini mengatakan bahwa kaum Sudra yang ingin mencari kehidupan yang lebih
baik, pindah ke tempat lain di luar India. Sebagian dari mereka ada yang sampai
ke Indonesia dan menyebarkan agamanya.
5. Teori Arus Balik: Teori ini mengatakan bahwa Raja-Raja
di Indonesia mengirimkan pemuda2 terbaik dari negerinya untuk belajar tentang
Hindu-Buddha ke India. Setelah berhasil dan lulus mereka ini kembali (balik)ke
Indonesia dan mengajarkan apa yang mereka pelajari di India.
Nah ketika Agama dan kebudayaan ini
masuk ke Indonesia dan bercampur dengan budaya Indonesia lahirlah yang disebut
dengan akulturasi atau percampuran budaya. Salah satu hasilnya adalah sistem
Kerajaan.
Kerajaan-Kerajaan
Hindu-Buddha di Indonesia.
1. Kutai
Sumber
informasi utama Kerajaan ini ditemukan dalam batu bertulis yang disebut Yupa.
Salah satu Yupa menuliskan tentang silsilah Raja Kutai yaitu
Kundungga-Asmawarman-Mulawarman. Dari prasasti tersebut kita bisa identifikasi
bahwa Asmawarman merupakan Raja pertama Kutai yg memeluk agama Hindu, karena
Kundunga diperkirakan sebagai nama asli Kalimantan, jadi belum menerima
pengaruh Hindu. Yupa ini ditulis oleh para Brahmana, karena ditulis dalam
bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa yg hanya digunakan oleh kaum Brahmana.
2. Tarumanegara
Sumber
informasi Kerajaan ini ada dalam beberapa Prasasti
A. Prasasti Ciaruteun adalah prasasti bergambar dua telapak
kaki, dan tulisan tentang nama Raja Tarumanegara yaitu Purnawarman.
B. Prasasti Kebon Kopi berisi dua kaki gajah, yg
menggambarkan kebesaran dan kehebatan Raja Tarumanegara yaitu Purnawarman.
Semua
Prasasti ini ditulis dalam bahasa Sansekerta dan Pallawa. Artinya di
Tarumanegara sudah ada kaum Brahmana yg ahli bahasa Sansekerta. Sudah ada juga
kasta Ksatria yaitu keluarga Raja Purnawarman. Juga masyarakat biasa (lokal) yg
masih memeluk agama sebelu Hindu.
3.
Kerajaan
Mataram Kuno.
Kerajaan
ini diperkirakan berada di wilayah Jawa Tengah sekarang. Kita memiliki beberapa
prasasti terkait dengan kerajaan ini, seperti Balitung dan Canggal.
Menurut Prasasti Canggal, Kerajaan ini didirikan oleh Raja Sanna. Ketika Sanna
wafat, kerajaan mengalami kekacauan hingga muncul seorang yang berkarisma yang
tidak lain keponakan Raja Sanna (putra saudara perempuannya) bernama Sanjaya.
Sanjaya
kemudian digantikan putranya bernama Rakai Panangkaran, pada saat Panangkaran
menjadi Raja, muncul komunitas baru di Mataram Kuno yang beragam Buddha. Lama
kelamaan kelompok ini berkembang menjadi penguasa baru dan menggeser pengaruh
keturunan Raja Sanjaya yg beragama Hindu sebagai penguasa Mataram Kuno.
Sejak
Panangkaran wafat bisa dikatakan yang menguasai Mataram Kuno adalah Keturunan
Sailendra atau Dinasti Sailendra yg beragama Buddha. Salah satu Raja yang
paling terkenal dari Dinasti Sailendra adalah Samaratungga, beliau membangun
Candi terbesar di Indonesia yaitu Borobudur. Ketika Samaratungga wafat, dia
digantikan oleh Balaputeradewa, karena putrinya yg bernama Pramodyawardhani
menolak untuk melanjutkan tahta ayahnya.
Di
sisi lain, keturunan Sanjaya, yg bernama Pikatan ingin mengembalikan kejayaan
Dinasti Sanjaya dan menguasai Mataram Kuno. Maka dia menikahi Pramodyawardhani
dan memintanya untuk mengambil kembali tahta yg sudah diserahkan kepada
Balaputeradewa, terjadi perang, dan Balaputeradewa kalah dan melarikan diri ke
Pulau Sumatera dan mendirikan KErajaan baru di sana bernama Sriwijaya.
Sejak
itu Pikatan dan Pramodyawardhani bersama2 memimpin Mataram Kuno. Pernikahan
mereka juga symbol persatuan Hindu dan Buddha di Mataram Kuno, sekaligus symbol
perdamaian di anatar dua agama itu. Untuk itu Pikatan membangun sebuah Candi
Hindu dan beberapa Candi Buddha dalam kompleks yang sama, yg kita kenal
sekarang sebagai Candi Prambanan.
4. Kerajaan Medang Kamulan
Kerajaan ini sebenarnya adlah kelanjutan dari Mataram Kuno di Jawa Tengah,
hanya nanti karena KErajaan Mataram Kuno hancur karena letusan Gunung Merapi,
maka salah satu orang penting di Mataram Kuno yang masih hidup yaitu Mpu Sindok
memindahkan pusat kerajaan ke Jawa Timur. Alasannya:
1.
Letusan gunung
Merapi
2.
Adanya Sungai
Brantas sebagai jalur perdagangan hingga pedalaman Jawa.
3.
Jawa Timur
berdekatan degn jalur dagang rempah di Maluku.
4.
Banyak dataran
rendah di Jawa TImur yg cocok utk tanam padi.
Kerajaan
ini mencapai puncak kejayaan pada masa Dharmawangsa. Beliau menyerang
Sriwijaya untuk bisa menguasai jalur perdagangan di Sumatera, agar mampu
bersaing dengan China dan India. Namun sayangnya dia wafat ketika menikahkan
putrinya dengan Airlangga. Hal ini disebabkan oleh serangan Kerajaan Wura Wari
ke Istana Medang, ketika pesta pernikahan itu berlangsung.
Airlangga yg berhasil selamat melarikan diri ke hutan dan bergabung bersama
para Brahamana. Di sana dia diterima dengan baik bahkan, dinobatkan menjadi
Raja, menggantikan Dharmawangsa, meskipun masih di pelarian dalam hutan. Hingga
pada akhirnya dia berhasil mengumpulkan kekuatan dan merebut kembali Kerajaan
Medang dari Wura Wari.
Namun Airlangga tidak bersedia menjadi Raja hingga wafatnya. Dia memutuskan
untuk menjadi pendeta Hindu dan menyerahkan Kerajaannya kepada 2 putranya. Agar
tidak terjadi konflik dia membagi kerajaannya menjadi dua yaitu Panjalu dan
Jenggala. Panjalu juga dikenal sebagai Kediri dan Jenggala sebagai Kahuripan.
5. Kerajaan Kediri.
Pada akhirnya, dua kerajaan ini berperang dan dimenangkan oleh Kerajaan
Panjalau atau Kediri. Dalam beberapa sumber disebutkan bahwa penaklukan
Jenggala berlangsung ketika zaman pemerintahan Raja Jayabaya di Kediri. Raja
ini terkenal sangat bijak dan pintar meramal. DI kemudian hari dipercaya
ramalannya menjadi kenyataan. Selain Jayabaya, Raja Kediri yang terkenal
adlah Kameswara dan Kertajaya.
Pada zaman Kameswara menjadi Raja Kediri berkembang dunia sastra karena:
1. Adanya Pujangga yang pandai (para
sastrawan dan seniman)
2. Adanya
perlindungan terhadap Pujangga
3. Penghormatan kepada Raja melalui hasil
sastra
4. Adanya kebebasan berpikir untuk
mengembangkan sastra.
Pengganti
Kameswara adalah Kertajaya. Kertajaya nanti terbunuh oleh Ken Arok dengan
bantuan para Brahmana, karena Brahmana benci dengan Kertajaya karena Kertajaya
ingin disembah seperti dewa. Kertajaya akhirnya wafat pada Peristiwa Ganter
tahun 1222.
6. Kerajaan Singosari
Sejak kematian Kertajaya, Ken Arok menjadi penguasa kerajaan baru yang
dinamakannya Singosari. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya ketika
dipimpin oleh Kertanegara. Dia memperkokoh kekuatan dalam negeri dan menjalin
kerjasama dengan luar negeri, untuk menangkis serangan Kerajaan besar dari
Utara yaitu Kerajaan Mongol yang ingin menguasai wilayah China hingga ke
Indonesia.
Kebijakan
Dalam negeri Kertanegera :
1. Membangun Singosari menjadi pusat
pemerintahan dan menyingkirkan lawan2 politiknya
2. Menikahkan putrinya, Parameswari dengan
Raden WIjaya. (hal ini dilakukan agar temannya semakin banyak)
3. Menyatukan agama Syiwa dan Buddha
menjadi Syiwa Buddha.
4. MEngangkat diri menjadi Cangkadwa
(semacam kepala agama).
Kebijakan
Luar Negeri :
1. Mengirimkan utusan dalam Ekspedisi
Pamalayu. Tim ini berusaha menjalin kerjasama Singosari dengan Kerajaan Melayu
untuk menahan serangan Kerajaan Mongol yaitu Raja Kubilai Khan.
2. Mengirimkan ekspedisi ke Bali karena
Bali tidak mau tunduk di bawah Singosari.
Beberapa
kali utusan Kubilai Khan meminta Singosari agar tunduk di bwah kuasa Kerajaan
Mongol tapi dengan tegas Kertanegara menolak bahkan melukai wajah utusan itu,
dan mengusirnya kembali ke Mongol, Kubilai Khan marah dan mengrimkan pasukan
dalam jumlah banyak.
Namun saking sibuknya berjaga2 dari Mongol, Kertangera melupakan serangan yang
datang dari internal (dalam). Hal ini terbukti ketika Penguasa Kediri (Kediri
pada saat itu dijajah Singosari) bernama Jayakatwang menyerang Istana dan
Kertangara terbunuh. Istana akhirnya dikuasai oleh Jayakatwang.
Menantu Kertangera, yaitu Raden Wijaya luput dari kematian pada serangan
Jayakatwang tadi. Dia diampuni Jayakatwang dan diberi tempat tinggal di sebuah
kampung bernama Majapahit.
Tadi kan pasukan Mongol sedang menuju Singosari kan? Karena tadi dipermalukan Kertangera?
Nah dengan cerdiknya ketika pasukan Mongol ini datang kembali (balas dendam) karena utusan sebelumnya dipermalukan KEtanegara, sampai di Singosari, Raden
WIjaya memanfaatkannya untuk menyerang Jayakatwang dan berhasil. (Pasukan
Mongol sepertinya tidak mengenal persis siapa itu Kertangera, mereka hanya
ditugaskan untuk menyerang Istana Singosari, yg pada saat mereka datang tidak
dikuasai oleh Kertangera lagi, melainkan oleh Jayakatwang).
Nah setelah berhasil membunuh Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang
pasukan Mongol dan mengusirnya kembali ke Mongol. Sejak saat itu dia menjadi
penguasa baru dan menamakan Kerajaan barunya Majapahit.
7. Kerajaan Majapahit
Raden
WIjaya wafat digantikan oleh Jayanegara, Jayanegara wafat digantikan oleh
Tirbuwanatunggadewi, pada masa Tribuawana Gajah Mada dilantik menjadi Patih
(Mahapatih) semacam Perdana Menteri yg menjalankan tugas pemerintahan
sehari-hari. Dia mengucapkan Sumpah Palapa, yaitu takkan beristirahat sebelum
seluruh nusantara jatuh di bawah kekuasaan Majapahit. Tirbuwana digantikan oleh
anakanya HAyam Wuruk dibantu oleh Mahapatih Gajah Mada. Pada masa ini lah
Majapahit mencapai puncak kejayaannya.
Namun kejayaan ini tercoreng pada peristiwa Bubat, ketika Puteri Dyah Pitaloka
dan Ayahnya dari Kerajaan Sunda tewas. Rencananya Dyah Pitaloka akan menikah
dengan Hayam WUruk, namun Gajah MAda mengingingkan perkawinan ini sebagai
symbol takluknya Kerajaan SUnda kepada Majapahit.
Setelah kejadian ini Gajah Mada dan HAyam Wuruk menjadi renggang. Hingga Gajah
MAda mundur dari jabatan Mahapatih dan menjadi pendeta, hingga wafatnya. Hayam
Wuruk pun wafat dan digantikan oleh anak2nya, yang tidak mampu melanjutkan
kekuasaan yang telah dibangun Hayam Wuruk.
Pada
akhirnya, Majapahit hancur pada tahun 1478 Masehi karena beberapa hal
1. Serangan Kerajaan Islam Demak
2. Tidak ada sosok seperti Hayam
Wuruk dan Gajah MAda
3. Perang saudara yaitu Paregreg
4. Negara-negara jajahan melepaskan diri
karena tidak ada sosok yg kuat sepeti Hayam Wuruk dan Gajah MAda
Demikianlah
Majapahit hancur, sisa-sisa penduduknya melarikan diri ke Bali, makanya
sekarang di Bali menjadi pusat agama Hindu.
Komentar
Posting Komentar