Renaisans, Reformasi Gereja dan Merkantilisme ....
Abad
Pertengahan.
Beberapa
sejarawan terdahulu menyebutkan Abad Pertengahan sebagai Abad Kegelapan. Tapi
saya lebih setuju menggunakan istilah Abad Pertengahan, karena tidak ingin
menyalahkan “si gelap” dan membenarkan “si terang”, kita ambil yang netral
saja, Abad Pertengahan…
Analisa>>
Kenapa kira-kira abad ini disebut abad Pertengahan???
Abad pertengahan merupakan sebuah istilah yang digunakan oleh para sejarawan untuk menggambarkan suasana zaman yang terjadi sekitar tahun 500-1500an M. Masa 1000 tahun ini ditandai dengan semakin besarnya kuasa Gereja dalam segala aspek kehidupan masyarakat Eropa. Politik, Budaya, Sosial, Ilmu Pengetahuan adalah beberapa dari sekian banyak asperk kehidupan manusia yang dikuasai oleh Gereja.
Maksudnya
dikuasai Gereja gimana sih??? Ayo diskusi….
Oke,
saya kasi clue, ingat Peristiwa Galileo Galililei ???
Nah
pasti kalian sudah paham...
Kita lanjut ke bagian
berikutnya…………
Namun di
akhir Abad Pertengahan ini, muncul pemikiran-pemikiran baru tentang perlunya
“mengurangi” kuasa Gereja dalam kehidupan bermasyarakat. Atau dengan kata lain,
cukuplah Gereja hanya mengurusi soal Rohani masyarakat, tidak perlu mencampuri
soal-soal budaya dan Ilmu Pengetahuan apalagi Politik. Ada dua peristiwa yang
menandai berakhirnya “kuasa” Gereja yang sedemikian lama ini kita lihat satu
per satu ya..
1. Renaisans.
Renaisans
ini disebut juga Aufklarung dalam bahasa Jerman, atau Enligthment dalam bahasa
Inggris, yang artinya “PENCERAHAN”. Renaisans ini dimulai dari daratan ITALIA
yaitu di sebuah negara Kota bernama Florence. Penguasanya bernama Lorenzo de
Medici sangat menyukai dunia sastra dan Ilmu Pengetahuan. Lorenzo mendukung
berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan sastra di Florence.
Nah “demam” ilmu Pengetahuan ini sebenarnya
bukan pertama sekali terjadi di Eropa. Pada abad ke 2 SM hingga abad ke 3 Masehi,
Ilmu Pengetahuan sangat berkembang di wilayah yang dulu bernama Yunani dan
Romawi. Bangunan megah, Partenon, Acropolis, Lukisan, Filsuf sekelas Plato dan
Aristoteles, sistem Demokrasi dan karya-karya Ilmu Pengetahuan menjadi ciri
khas zaman ini.
Sayangnya, demam ini mulai hilang ketika
Gereja pada masa itu (baca Abad Pertengahan) menjadi semacam “penguasa” tunggal
kehidupan masyarakat. Pada zaman Pertengahan ini, Ilmu Pengetahuan sangat
mandek. Semua hal mesti didasarkan kepada ajaran Alkitab.
Banyak
orang menjadi Kristen hanya untuk mendapatkan jabatan, bahkan hanya untuk
menghindari cemohan dari masyarakat. Saya ga bilang Alkitab “membatasi”
perkembangan Ilmu Pengetahuan, justru bagi saya, Ilmu Pengetahuan menjelaskan
secara real berbagai nubuatan dalam Alkitab.
Singkat cerita, budaya Yunani dan Romawi
tadi mandek dan tenggelam pada Abad Pertengahan, hingga tahun 1400an Masehi.
Namun
sejak tahun 1460an Masehi, gejala-gejala demam itu mulai muncul kembali, mulai
lahir kembali, dimulai di Florence yang sudah disebutkan di atas. Ciri-cirinya
sama, orang tertarik dan menggali lagi soal-soal Ilmu Pengetahuan,
Filsafat, politik dan seni. Manusia kembali menjadi titik tolak kehidupan,
bukan lagi Agama atau Gereja. Berdiri banyak Universitas, seniman-seniman besar
lahir, seperti Raphael, Leonardo Da Vinci, Michael Angelo dsb.
Pak kenapa pada masa Renaisans ini Gereja
tidak “melarang” perkembangan Ilmu Pengetahuan dan kesenian seperti yang
terjadi dulu???
Nah ini
menarik untuk dibahas, para agamawan dan rohaniawan Gereja pun sudah tidak
seperti para pendahulunya. Mereka juga sudah mulai mengoreksi apa yang menjadi “kesalahan”
mereka dulu. Generasi terbaru dari para agamawan ini bahkan ada yang
menyampaikan kritik kepada Gereja yang pada masa itu sangat mustahil untuk
dilakukan, tapi ini benar-benar terjadi, bagaimana ceritanya akan kita bahas di
bawah.
2.
Reformasi Gereja..
Siapa
yang tidak kenal Marthin Luther, Zwingly, John Calvin dan John Wyclif dan Jan
Hus. Mereka ini adalah tokoh-tokoh Gereja atau bisa dikatakan para rohaniawan
yang menginginkan perubahan dalam Gereja.
Berbeda
kah mereka ini dengan tokoh-tokoh zaman Renaisans??
Ya,
secara profesi jelas berbeda. Michael Angelo adalah seorang pelukis dan
seniman, sementara Marthin Luther adalah seorang Pastur atau Rohaniwan. Tapi
mereka punya kesamaan yaitu menginginkan pembaharuan dalam kehidupan manusia di
Eropa, yang hanya bisa dicapai ketika pengaruh Gereja dalam berbagai bidang
(Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Seni) dikurangi atau bahkan dihilangkan.
Bagi mereka Gereja haruslah kembali kepada asalnya yaitu mengurusi soal rohani
manusia, tidak mengurusi soal lain apalagi soal politik, Negara harus dipisahkan dari Agama.
Oke, jika Leonardo Da Vinci melakukan
pembaharuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan, lalu apa yang dilakukan oleh
Zwingly, Marthin Luther dkk???
Kita
bahas Marthin Luther saja dulu.
Marthin
Luther merasa bahwa Gereja sudah terlalu jauh mencampuri urusan di luar rohani
manusia. Luther mencatat beberapa penyimpangan yang dilakukan oleh Gereja
antara lain:
A. Kekuasaan ganda Paus, yaitu sebagai kepala gereja
(agama) sekaligus sebagai kepala negara. Ini menimbulkan konflik antara Gereja
dengan Kerajaan-Kerajaan di Eropa yang tidak mau tunduk kepada keinginan
Gereja. (Sampai sejauh ini peran Gereja, mengurusi soal politik).
B. Perpecahan dalam umat Kristiani. Para rohaniawan abad pertengahan sangat kaku
dalam menerjemahkan perintah Tuhan yang termuat dalam Alkitab. Akhirnya
perbedaan pandangan antara umat dan pemimpin gereja tidak diselesaikan dengan
cara diskusi, melainkan “tekanan” para pemimpin agama kepada rakyat yang kritis
terhadap Firman Tuhan. (Tapi siapa yang berani melawan Gereja?? Bisa-bisa
dipenjara).
C. Cara hidup para biarawan yang tidak lazim. Misalnya,
mereka memiliki usaha jasa dalam bidang perhotelan, usaha dagang dll, yang
sebenarnya tidak mesti mereka kerjakan sebagai pemimpin gereja. Tugas mereka
hanya satu, membimbing umat kepada keselamatan tidak malah mengurusi
kepentingan duniawi seperti punya hotel dsb.
D.
Penjualan surat penghapusan dosa
(indulgensia).
Pada
masa kepemimpinan Paus Leo X, dibangun sebuah gereja megah di Roma bernama
Saint. Petrus. Pembangunan ini memerlukan dana yang besar. Nah salah satu cara
yang ditempuh gereja adalah dengan “menjual” surat penghapusan dosa kepada para
umat. Caranya jemaat “membeli” surat itu dengan sejumlah uang, dan dia dianggap
telah terlepas dari dosa yang pernah dia lakukan di masa lalu. (Praktik yang menyimpang
dari ajaran Kristen. Dosa hanya bisa dihapus oleh darah Kristus yang telah
ditumpahkan ribuan tahun sebelumnya, tidak dengan membeli surat penghapusan
dosa)…
Penyimpangan-penyimpangan ini lah yang
dikoreksi oleh Marthin Luther dkk. Gerakan ini pada akhirnya dikenal sebagai
gerakan Reformasi Gereja (reform>membentuk
kembali/memperbaiki apa yg dulu pernah ada). Akibat tindakan ini Marthin
Luther dikucilkan dari Gereja. Namun ternyata, banyak orang-orang Kristen yang
setuju terhadap tindakannya, orang-orang ini lah yang kemudian menjadi
pengikut-pengikut Luther yang dikenal dengan umat Protestan atau Lutheran.
Kelompok ini kemudian berkembang menjadi aliran baru dalam Gereja. Sejak saat
itulah Gereja terbelah menjadi dua, yaitu Gereja Katolik dan Protestan. Tapi
tenang saja, hanya terbelah “pemahamannya” saja, kedua-duanya masih percaya kepada
Darah Kristus, itu yang paling penting.
Apakah ada di antara kalian yang beribadah
di Gereja Katolik???
Lalu
apakah ada di antara kalian yang beribadah di Gereja Protestan???
Ya,
Protestan atau pun Katolik sama saja, sama-sama meneladani Kristus dan
ajarannya. Usahakan tidak membedakan diri kalian dengan teman kalian hanya
karena dia Katolik dan kamu Protestan, kita sama-sama Kristen. Kata Kristen
berasal dari bahasa Yunani Kristianoi yang artinya budak atau
pengikut atau orang yang berkomitmen kepada Kristus, bertingkah laku atau
bersikap seperti Kristus.
Sip,
Anda belajar sesuatu hari ini?????....................................
OKe kita
lanjut lagi ya………..
Pada akhir
abad pertengahan (500-1500an M) khususnya abad ke 16 dan 17 (tahun 1500-1600an
M) Kerajaan-Kerajaan seperti Inggris, Belanda, Prancis dan Jerman berkembang
gaya kepemimpinan raja yang tidak saja berkuasa dalam bidang politik melainkan
juga dalam bidang ekonomi. (Bahasanya agak ribet, tapi ngerti kan guys?)..
Apa tujuannya
Raja sebagai penguasa politik/pemerintahan juga menguasai ekonomi????
Ya, agar
negara dapat berkembang menjadi negara besar dengan dukungan ekonomi yang kuat.
Atau bahasa sederhananya, setiap kerajaan lomba kaya-kayaan, berlomba siapa
yang paling kaya. Nah sistem negara yang menyatukan antara kekuatan politik dan
ekonomi inilah yang disebut dengan MERKANTILISME…
Lalu caranya gimana??
1. Memperoleh
kekayaan terutama emas dan komoditas mahal lainnya sebanyak-banyaknya untuk
membiayai kepentingan negara.
2. Meningkatkan
ekspor dan membatasi impor (ini maksudnya apa ya?? Coba diskusikan, untungnya
dimana??)…
3. Proteksionisme
atau melindungi produksi dalam negeri dari gempuran produksi negara lain.
4. MENCARI
NEGERI-NEGERI lain untuk DIJAJAH dan DIAMBIL KEKAYAANNYA… Contohnya
>>>>Indonesia…
5. Melakukan
monopoli perdagangan (ini seperti VOC di Indonesia) yang ini ngerti gay a? coba
diskusi, kalau ga tanyakan ke Pak Kevin…
Analisa
>> Apa hubungan antara Merkantilisme dengan Imperialisme (Penjajahan)????
Makasih infonya
BalasHapusMakasih infonya ka
BalasHapus