Bahan UTS Sejarah Peminatan Kelas XI IPS.. Selasa, 29 September 2015.
I.
Pengaruh
sistem Pemerintahan Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha bagi kehidupan bangsa Indonesia
Sebelum
kita masuk ke dalam pengaruh sistem pemerintahan Hindu-Buddha, kita mau melihat
dulu sistem pemerintahan yang seperti apa yang digunakan pada masa itu…
1. Sistem
Kerajaan.
Sistem Kerajaan yang digunakan
pada masa itu hampir sama dengan sistem yang digunakan oleh masyarakat di
India. Ini berarti Kerajaan-Kerajaan Hindu-Buddha Indonesia terpengaruh oleh
agama dan kebudayaan yang berasal dari India tersebut.
Pak, berarti sebelumnya tidak
sistem kerajaan dong??
Ya. Orang2 nusantara sebelumnya
menggunakan sistem pemerintahan yg dipimpin oleh seorang kepala suku. Kepala
suku ini dipilih berdasarkan pengaruh dan kelebihannya yg disebut juga dengan
konsep PRIMUS INTERPARES (berarti
budaya demokrasi sudah dikenal lama oleh orang Indonesia kan??? Kira2 mengapa
budaya demokrasi di Indonesia baru muncul kembali waktu kita sudah merdeka???)
Nah
nanti setelah agama dan kebudayaan Hindu-Buddha masuk ke Indonesia sistem
kepala suku, berganti dengan Kerajaan. Pemimpin tidak lagi dipilih rakyat, tapi
menjadi turun temurun. Kita hanya bisa jadi raja kalau Ayah atau Ibu kita juga
raja. Dalam keyakinan Hindu, Raja merupakan seorang titisan dewa (Konsep Dewa
Raja) yang mesti dihormati dan dipatuhi.
Ada ga sih pak yg kerajaan yg
menganut agama Hindu-Buddha secara bersamaan??
Ada contohnya Mataram Kuno. MAsih
ingat wangsa Sailendra (Buddha) dan Sanjaya (Hindu), secara bergantian mereka
menjadi penguasa Kerajaan Mataram Kuno.
Apa
dong pak pengaruh Hindu-Buddha dalam pemerintahan Indonesia sekarang??
1. Pembagian
administrasi pemerintahan dari tingkat desa..
|
2. Hubungan
Internasional
Istilah
mancanegara yg masih kita gunakan sekarang sebagai penanda negara di luar
wilayah Indonesia atau negara tetangga, adalah istilah yg berasal dari zaman
Majapahit. Istilah Mitra Setata (mitra setara) yg digunakan sebagai symbol persahabatan
Majapahit dengan Kerajaan2 Asing di luar Nusantara juga masih diadopsi oleh Indonesia
sekarang dalam menjalin hubungan dengan negara lain. Sekarang diadopsi oleh
ASEAN..
3. Musyawarah
..
Meskipun berbentuk
Kerajaan, pada masa Hindu Buddha juga mengenal sistem Musyawarah, namun hanya
di lingkungan istana untuk membicarakan sebuah masalah tapi keputusan akhir
tetap di tangan seorang Raja.
II.
Pengaruh
sistem Ekonomi Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha bagi kehidupan bangsa Indonesia
Pada zaman Hindu-Buddha sistem
ekonomi yang berkembang adalah sistem ekonomi perdagangan dengan memanfaatkan
wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan. Banyak pelabuhan2 INternasional,
Majapahit dan Sriwijaya merupakan sebagian dari kerajaan Hindu Buddha yang
bertumpu pada kehidupan maritim dan perdagangan di Nusantara.
Selain
itu dikenal juga salah satu sistem perdagangan yang disebut PAncawara. Yaitu proses
rotasi hari “dagang” di setiap desa selama seminggu. Jadi selama seminggu,
setiap desa mendapat jatah satu hari sebagai pusat dagang orang2 jawa pada saat
itu (ngerti ya??? Kalau ga Tanya bapak di kelas)…
Sarana berdagangnya kemungkinan
besar adlah kapal layar. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya relief kapal2
layara di Candi Borobudur yg dibangun abad ke 8 Masehi (700an M).
Beberapa istilah pedagang yg digunakan pada zaman Hindu-Buddha
1. Abakul : Pedagang Eceran
2. Adagan : Pedagang Grosir.
3. Hiliran : Pedagang yg hilir mudik di seputaran sungai besar
4. Banyaga : Pedagang ekspor impor, atau kelas internasional, antar bangsa..
Beberapa istilah pedagang yg digunakan pada zaman Hindu-Buddha
1. Abakul : Pedagang Eceran
2. Adagan : Pedagang Grosir.
3. Hiliran : Pedagang yg hilir mudik di seputaran sungai besar
4. Banyaga : Pedagang ekspor impor, atau kelas internasional, antar bangsa..
Sampai hari ini sistem
perdagangan maritime masih digunakan, bahkan Pak Jokowi membentuk satu kementrian
Koordinator khusus untuk mengelola dunia kemaritiman Indonesia, dengan nama
KEMENTRIAN KOORDINATOR KEMARITIMAN DAN SUMBER DAYA, dan dia juga berencana
membangun “TOL LAUT”….
III.
Pengaruh
sistem sosial Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha bagi kehidupan bangsa Indonesia
Kasta
Brahmana
|
Ida
Bagus (laki-laki), Ida Ayu (Perempuan)
|
Kasta
Ksatria
|
Anak
Agung
|
Kasta
Waisya
|
Gusti
Bagus (LK), Gusti Ayu (Pr).
|
Kasta
Sudra
|
Tidak
memiliki gelar, tp diurut sesuai dengan urutan kelahirannya
Jika
lebih dari 4 anaknya, kembali lagi ke urutan pertama.
|
a.
Seni
sastra dan bahasa..
Pada
masa Hindu-Buddha, Kerajaan-kerajaan Indonesia kebanyakan menggunakan bahasa
Sansekerta dan huruf Pallawa sebagai bahasa dan huruf tulis mereka. Kemudian karya sastra yg berkembang pada zaman
Hindu-Buddha
1. Kitab Batharayudha karya Mpu Sedah
2. Kitab Negarakretagama karya Mpu
Prapanca
3. Kitab Arjunawiwaha karya Mpu KAnwa
4. Kitab Gatotkacasraya karya Mpu
Panuluh
b. Seni arca dan patung..
Arca
merupakan semacam tugu peringatan untuk menghormati kebaikan dan jasa seorang
raja. Salah satu contoh Raja yg diarcakan adalah Raja Anusapati yg diarcakan
sebagai Siwa di Candi KIdal.
c. Seni Bangunan
Candi
merupakan kerya besar zaman Hindu-Buddha yg digunakan sebagai tempat ibadah,
tempat meletakkan abu jenazah dsb.
d. Seni Pertunjukan.
Wayang merupakan seni pertunjukan
yang berasal dari zaman Hindu-Buddha. Wayang dikaitkan dengan penghormatan
kepada roh nenek moyang. Kedatangan arwah roh nenek moyang diwujudkan dalam
bentuk bayangan wayang. Ceritanya diambil dari kitab2 epos seperti Mahabrata
dan Ramayana.
Selain
yang disebutkan di atas ada pula penggunaan Tahun Saka (selisih 78 tahun dengan
Tahun Masehi), penggunaan sesaji dalam upacara keagamaan, penggunaan pengairan
subak di Bali. Kemudian tradisi kenduri, yg merupakan akulturasi budaya Islam
dengan Hindu Buddha yg masih dirayakan hingga saat ini.
Kata-kata dalam Bahasa Indonesia yg
diserap dari bahasa Sansekerta seperti, PANCASILA, EKADARMA, BAHAGIA, ASRAMA
dsb.
PENGARUH
KERAJAAN ISLAM BAGI BANGSA INDONESIA..
Hari ini kita masuk
ke dalam pembahasan tentang apa saja yang tersisa dari masa kejayaan Kesultanan
Islam di Indonesia dan masih bisa kita gunakan atau minimal kita saksikan saat
ini.Secara garis besar kita bisa membagi pengaruh Kesultanan Islam terhadap
kehidupan bangsa Indonesia ke dalam 4 bidang, yaitu Pemerintahan (Birokrasi),
Sosial, Budaya dan Ekonomi. Kita akan melihat satu per satu,silahkan
dipahami…..
Mengapa Islam mudah
diterima, ini sudah kita bahas berkali-kali, pertama karena tidak mengenal
system kasta, upacaranya tidak terlalu rumit, dan yg unik para penyebarnya
terutama WALI SONGO menggunakan pendekatan budaya misalnya:
- Sunan Kalijaga juga menggunakan kesenian WAYANG sebagai media dakwah penyebaran Islam.
- Sunan Bonang menggunakan seni GAMELAN sebagai media berdakwah menyebarkan agama Islam
- Menggunakan seni tarian seperti di Aceh, TARI SEUDATI berasal dari kata (SYAHADAT).
Oke sekarang kita lihat pengaruhnya:
1. Dalam bidang
Pemerintahan (birokrasi).
Tidak jauh berbeda dari system yang digunakan pada masa Kerajaan
Hindu-Budha, masa Kesultanan Islam juga masih menggunakan system “Kerajaan”
dengan mengandalkan pola “keturunan” sebagai penerus pemegang tahta Kerajaan.
Artinya, jauh berbeda dengan system yang dianut oleh negara kita
saat ini yang bersifat Demokratis, artinya siapa pun bisa menjadi pemimpin asal
dipilih oleh mayoritas rakyat.
Zaman Kesultanan Islam, masih menggunakan system Kerajaan dimana
hanya Keturunan langsung Sultan lah yang berhak menjadi penguasa kerajaan
berikutnya.
Namun meskipun begitu, sebagai sebuah Kerajaan Agama, Kerajaan Islam tentu saja
bergantung kepada ahli-ahli agama sebagai pendamping dalam memutuskan
masalah-masalah hukum dan pemerintahan. Oleh karenanya ULAMA-ULAMA ahli agama
Islam pada masa kerajaan Islam mendapat posisi yang terhormat. Di aceh golongan
agama ini bergelar TENGKU.
Contohnya: Di Kerajaan Aceh
terdapat seorang KADI, yang bertugas sebagai kepala HAKIM, yang memutuskan
setiap perkara dalam pengadilan atau memberi landasan hukum dalam pengambilan
keputusan.
Di dalam masyarakat Aceh pada saat itu juga telah mengenal
beberapa jenis pengadilan antara lain: Pengadilan Agama, Sipil,
Kriminal dan Perdagangan. Semua masalah dalam bidang-bidang di
atas akan diputuskan oleh seorang KADI yg telah dijelaskan di atas.
Selain ulama, Kerajaan Aceh juga mengenal jabatan ULEEBALANG,
yaitu pejabat yang ditunjuk oleh SULTAN sebagai penguasa di sebuah daerah yang
menjadi bagian dari Kesultanan Aceh. Atau bisa dikatakan Uleebalang merupakan
perwakilan Raja di sebuah wilayah kecil gunanya untuk memastikan daerah itu
tidak memberontak kepada pemerintah Pusat yang dipimpin oleh Sultan.
2. Bidang Sosial.
Jika dilihat secara umum masyarakat pada masa Kesultanan Islam
terbagi dalam 4 kelompok seperti yang bisa kita lihat di bawah ini.
1. Golongan Sultan dan Keluarganya.
|
Dalam masyarakat
Islam kala itu, Sultan sering juga disebut SUSUHUNAN, PANEMBAHAN,dan MAULANA.
Sementara itu keluarganya yaitu kaum bangsawan sering diberi gelar TEUKU…
SULTAN adalah penguasa tertinggi Kerajaan.
|
2. Golongan Elit
|
Biasanya terdapat
Patih, Menteri, Panglima, Pedagang, Syahbandar. Semua jabatan di
atas ditunjuk oleh Sultan. Mereka ini termasuk dalam kelompok elit yang dekat
dengan penguasa kerajaan. Ulama juga termasuk dalam golongan ini.
|
3. Golongan Non Elit.
|
Kelompok ini adalah
rakyat biasa yg disebut Wong Cilik atau rakyat kebanyakan.
|
4. Hamba Sahaya atau budak.
|
Golongan terendah
dalam masyarakat. Budak adalah orang yang tidak memiliki kemerdekaan bisa
karena terlilit utang atau karena menjadi tawanan perang.
|
3. Bidang Ekonomi.
Sama juga seperti kerajaan Hindu-Budha, zaman ini masih
mengutamakan perdagangan sebagai kegiatan ekonomi utama menopang kehidupan
kerajaan. Salah satu buktinya adalah ditemukannya
perkampungan-perkampungan orang-orang Islam di sepanjang pesisir kota-kota
pelabuhan Indonesia, seperti Aceh, Jakarta, Semarang dan beberapa kota lainnya.
Perkampungan ini disebut juga PEKOJAN. Selain itu system ekonomi yang telah
mengenal uang sejak zaman Kerajaan Hindu-Buddha dilanjutkan. Pada masa ini
telah beredar mata uang China yang disebut PICIS. Juga sudah dikenal mata uang
kecil yg disebut CEITIS dan mata uang emas atau DRAMAS.
4. Dalam bidang
Kebudayaan dan Kesenian..
Bagian ini sangat menarik karena sebagian besarny masih bisa
kita saksikan hingga sekarang.
A. Bangunan Mesjid.
Mesjid-mesjid pada masa itu memliki beberapa keunikan antara
lain:
1. Atapnya tumpang dan bertingkat semakin ke atas
semakin kecil, tingkatan paling atas berbentuk limas. Jumlah tumpang selalu
ganjil.kemudian di bagian puncak atap masjid diberikan hiasan yg disebut
MUSTAKA (terbuat dari tanah bakar).
2. Memiliki menara. Misalnya pada Mesjid
Kudus, yg memiliki menara unik yaitu sebuah bangunan Candi yg diberi
atap tumpang. Menara ini biasanya di samping Mesjid tersebut, ini menandakan
ada Akulturasi (percampuran) budaya Hindu-Budha dengan Islam.
Atap tumpang ini juga bisa dikatakan percampuran (akulturasi) budaya Islam
dengan Hindu-Buddha karena atap tumpang merupakan pola arsitektur yang dulu
biasa digunakan pada bangunan Candi. Atap berbentuk tumpang dan limas ini masih
bisa dilihat di Mesjid BANTEN, ini membuktikan ada akulturasi bangunan Candi
dengan Mesjid.
3. Letaknya berdekatan dengan Istana dan
alun-alun. Biasanya mengarah ke barat.
B. Kaligrafi.
Kaligrafi merupakan seni menulis huruf Indah. Di dalam Islam
dilarang menggambar atau melukis benda hidup (seperti manusia, hewan) karena
dianggap musryik atau menyembah mahluk hidup. Tulisan-tulisan ini bisanya
diambil dari ayat Alquran.
C. Tradisi.
Sekaten (upacara peringatan hari kelahiran NABI MUHAMMAD)
Grebeg Maulid (membersihkan benda pusaka dan keramat seperti
keris).
Kenduri dan Ruwatan.
D. Karya Sastra dan ilmu kebatinan
1. Makuta ALam : Karya sastra dari Aceh.
2. Suluk : Kitab-kita primbon, semacam kitab
ramalan untuk hari-hari baik dan buruk. Kitab ini juga berisi tentang
ajaran-ajaran Tasawuf.
3. Tasawuf : Ilmu tentang orang-orang yg langsung
mencari Tuhan karena dorongan akan cinta dan rindu kepada Allah. Para pelakunya
disebut juga kaum Sufi.
4. Bustanul
Salatin: Informasi dan
data-data tentang silsilah SULTAN-SULTAN ACEH.
5. Hikayat : Karya sastra yg sudah ada pada zaman
Hindu-Buddha seperti Mahabarata dan Ramayana dalam zaman islam disesuaikan
dengan kebudayaan Islam menjadi HIkayat Pandawa Lima, Hikayat Perang Pandawa
Jaya.
thanks ya gan atas wawasannya.. izin copy ya??
BalasHapuspecinta ilmu agama
Silahkan gan..
BalasHapus