Penguasa itu bernama VOC
“Kami mengarahkan perhatian
Anda, khususnya kepada pulau-pulau di mana tumbuh cengkeh dan pala. Kami
memerintahkan anda untuk memenangi pulau-pulau itu untuk VOC, baik dengan cara
perundingan maupun kekerasan”
Pesan
di atas merupakan petuah yang diberikan petinggi VOC di Belanda kepada
Laksamana Pieterszoon Verhoeven, pimpinan VOC pada tahun 1608 di
INdonesia.
Bapak, VOC itu apaan?
Oke,
kita mulai dari dasarnya dulu,, siapkan kopi dan teh, biar lebih tenang
bacanya………..
Belanda merupakan satu di antara
banyak negara di Eropa yang pernah menguasai negeri kita. Ada pula Portugis,
Spanyol, Inggris dan juga Prancis, tapi saat ini kita hanya membahas khusus
Belanda.
Menurut catatan sejarah, orang Belanda
yang pertama kali tiba di Indonesia adalah seorang pelaut bernama Cornelis De
Houtman. Beliau berangkat sekitar bulan April tahun 1595 dan tiba sekitar bulan
Juni tahun berikutnya. (lama juga ya, setahun lebih).
Bapak? Houtman ngapain
ke Indonesia????
Orang-orang Belanda sebelumnya banyak
bekerja pada pelaut-pelaut Portugis yg berlayar ke Indonesia untuk mencari
rempah-rempah yg pada saat itu mahal harganya dan jadi komoditas dagang utama
bangsa Eropa. Namun setelah mengetahui cara berlayar dan mampu mandiri akhirnya
orang2 Belanda melakukan pelayaran sendiri. tujuannya sama
"REMPAH-REMPAH”…..
Nah si Houtman itu lah orang Belanda
pertama yg tiba di Indonesia, tp bukan sendirian ya, dia bawa 4 kapal dan 249
awak kapal dan 64 pucuk meriam (wow lumayan lengkap lah ya). Dia tiba di
Banten, pada saat itu Banten jadi penghasil Lada utama di Indonesia. Singkat
cerita, Houtman kurang diterima orang Indonesia, karena sifat buruknya, namun
seperti yang sudah dibayangkan Houtman berhasil membawa pulang rempah-rempah
dalam jumlah yang banyak. Intinya ketika dia tiba kembali di Belanda pada tahun
1597, dia untung besar, meskipun kehilangan satu kapal dan 160 awak kapal
karena penyakit dan konflik dengan orang2 Indonesia.
Kabar tentang “keberhasilan” Houtman
dengan cepat menyebar ke seluruh pelosok Belanda. Orang2 Belanda lain
berlomba-lomba melakukan pelayaran serupa. Setahun setelah kepulangan Houtman
(1598) berangkat pula lah 22 kapal lain, 14 di antaranya berhasil pulang dengan
selamat dan bawa rempah2 dalam jumlah yg banyak, bahkan dikatakan mereka untung
400 %. Tahun 1601 berangkat lagi 14 rombongan ke Indonesia.
Wih, untung banyak dong pak orang
Belanda????
Tunggu
dulu, ternyata gelombang arus pelayaran orang2 Belanda ini menyisakan masalah.
Mereka jadi bersaing untuk mendapatkan rempah2, akibatnya harga rempah2 jadi
tidak stabil, semua pedagang bikin harga sendiri. Selain itu, akibat banyaknya
pelayar yg datang ke Indonesia, pasokan rempah2 di Eropa menjadi meningkat yg
menyebabkan harganya turun. (Hukum Permintaan dan Penawaran>>> JIka
penawaran besar, permintaan tetap maka harga akan turun)…
Singkat cerita dicarilah solusi
bagaimana mengatasi masalah di atas. Maret 1602, semua perusahaan2 yg berlayar
ke Indonesia tadi bersepakat membuat perusahaan gabungan yg disebut VOC
(Verenigde Oost Indische Compagnie/Perusahaan Dagang India Timur). Nah nantinya
orang2 Belanda yg punya duit itu tinggal nanamin sahamnya di VOC, mereka ga
perlu capek2 lg berlayar ke Indonesia, akhir tahun mereka dapat deviden atau
keuntungan.
Pak tapi kenapa kayaknya VOC itu hebat
banget, padahal kan Cuma perusahaan?? Karena apaaaaa???? Ya karena hak yg
melekat padanya yg diberikan Kerajaan Belanda yg disebut juga hak Oktrooi
1.
Mencetak
uang sendiri
2.
Memiliki
pasukan sendiri
3.
Memonopoli
perdagangan
4.
Mendirikan
Benteng
5.
Menyatakan
perang dan damai
6.
Mengangkat
dan memberhentikan penguasa setempat (jadi setelah VOC menguasai sebuah
wilayah, dia berhak memecat raja2 di situ dan menggantinya dgn raja2 yg mau
takluk pada VOC, ini disebut juga strategi pecah belah Devide Et Impera)
7.
Mengangkat
dan memberhentikan pegawai
8.
Mengadakan
perjanjian dengan raja-raja
(FYI:
hak2 seperti di atas kebanyakan merupakan hak yg dimiliki oleh sebuah negara,
makanya VOC disebut juga Negara dalam Negara Belanda)…
Nah
begitu cerita singkatnya… Paham ya kenapa dibentuk VOC, dan mengapa VOC itu kok
kayaknya kuasanya besar amat gitu…
---
Ambil nafas sejenak, tenggak minuman di depanmu hehe ------
Oke,
apa saja yg dilakukan VOC di Indonesia????
Karena jauhnya jarak antara Belanda
dengan Indonesia, ditunjuklah seorang pemimpin VOC di Indonesia yg disebut juga
Gubernur Jenderal (Gubjend), dibantu oleh 4 orang anggota Raad Van Indie (Dewan
India) untuk mengawasi GUbjen.
Pieter Both merupakan Gubjen pertama VOC yang
pada saat itu berpusat di Ambon. Nanti di tahun 1619, pusat komando VOC
dipindahkan ke Batavia (Jakarta), oleh Gubjen Jan Pieterszoon Coen.
(Pak kenapa
dipindahin? Karena VOC ingin menguasai Indonesia secara keseluruhan, bukan
hanya Maluku sebagai penghasil utama rempah-rempah, maka perlu menguasai jalur
pelayaran utama Indonesia yg pada saat itu ada di Batavia).
Tujuan utama pendirian VOC
adalah mengumpulkan untung sebanyak2nya dengan cara menguasai perdagangan
rempah di nusantara atau istilah lainnya, “MEMONOPOLI PERDAGANGAN REMPAH”. Artinya
tidak ada “sebutir” rempah pun bisa keluar Indonesia jika bukan oleh VOC.
Mengapa
VOC sampai segitunya Pak?? Iya. Karena dengan memonopoli perdagangan rempah di
Indonesia, pasokan rempah di Eropa akan stabil, tidak terlalu banyak rempah dan
otomatis harganya bisa dengan seenaknya ditentukan oleh VOC. (nice move
right??)…
Oke
kita lanjut …..
Lalu apa saja kebijakan yg dilakukan VOC bisa kita
simpulkan dalam bagan di bawah ini
Kebijakan
|
Tujuan
|
1.
Verplichte
Levarantie
|
1.
Dengan
kebijakan ini rakyat dipaksa untuk menyerahkan rempahnya ke VOC, rakyat
dilarang menjual kepada pedagang lain, pokoknya harus ke VOC..
|
2.
Contingenten
|
2.
ini
lucu, rakyat Indonesia yg empunya tanah dipaksa bayar pajak ke VOC, dalam
bentuk hasil bumi, terutama rempah..
|
3.
Ekstirpasi
|
3.
Saking
mahalnya rempah, rakyat Indonesia jadi menanam rempah (sebelumnya rempah
tumbuh sendiri di hutannya orang Maluku), nah biar pasokan rempah ga
kebanyakan, VOC tebangin rempah2 rakyat biar pasokan nya tetap stabil dan
mereka bisa atur harganya..
|
4.
Pelayaran
Hongi
|
4.
Nah
ini trik VOC biar dia ga ada saingan, jadi VOC bikin semacam kapal patrol (kapal
kora2) bwt mengawasi kawasan Indonesia terutama Maluku, untuk memastikan tdk
ada pedagang lain selain mereka. Licik banget kan??...
|
Lalu
bagaimana VOC memerintah Indonesia apakah mereka langsung jd semacam PNS gitu
pak, yg turun langsung ke masyarakat???
Tidak,
jadi mereka melakukan sistem pemerintahan yg disebut Indirect rule
(pemerintahan tidak langsung), apaan itu pak?? Nah sistem ini berarti, VOC
tidak langsung berhadapan dengan rakyat Indonesia, mereka memanfaatkan
penguasa2 pribumi atau raja-raja setempat. Nah nantinya rakyat bayar pajak ke
Raja2 dan kaum bangsawan (bupati), kemudian raja2 itulah yg menyetorkan ke VOC.
Kira kira klw digambarkan jd begini
Makanya
VOC itu selalu mencampuri pergantian Raja dan Bupati di Indonesia, dia pilih
Raja atau Bupati yg mau tunduk sama dia, yg melawan dia singkirkan nah ini lah
yg disebut Devide Et Impera, jadi mengadu domba keluarga kerajaan biar
berantem, ketika mereka berantem VOC kuasai Kerajaannya. (ingat kisah Sultan
Haji dengan Ageng Tirtayasa di Banten)…
Namun sejarah berkata lain, kuasa yg
dibangun sejak 1602, tidak bertahan selama ribuan tahun, 31 Desember 1799, VOC
dibubarkan karena beberapa hal di bawah ini
1.
Utangnya
banyak.
2.
Pegawainya
Korupsi
3.
VOC
mengeluarkan biaya yg banyak untuk berperang dengan Kerajaan2 Pribumi (Banten,
Mataram, Makassar, dsb). Perusahaan kan mencari untung bukan malah ngabisin
duit berperang..
4.
Anggaran
untuk membayar gaji pegawai membengkak
5.
1795,
negeri Belanda dikuasai Prancis (Napoleon) yg tidak terlalu suka dengan sistem
VOC untuk kemudian membubarkannya 4 tahun kemudian (1799)
6.
VOC
juga harus membayar deviden ke para pemilik saham di Belanda, padahal utangnya
banyak..
7.
VOC
juga dibayang2i persaingan dagang dengan sekutu dagang lain seperti EIC
(Inggris). EIC juga ingin menguasai Indonesia, yang nanti berhasil dilakukan
1811 dibawah pemerintahan Raffles..
Akhirnya
kuasa VOC yang dibangun selama hampir 200 tahun hancur dengan saldo kerugian
sebesar 134, 7 juta Gulden….
Komentar
Posting Komentar