Habis penjelajahan, terbitlah Penjajahan. (Bahan UTS Sejarah Wajib kelas XI)

 Habis penjelajahan, terbitlah Penjajahan.

   Sejak bangsa Eropa, terutama Kerajaan Portugis berhasil mengembangkan teknologi kapal layar dan peta, penjelajahan samudera yang sebelumnya hanya sebuah ketidakmungkinan bagi bangsa Eropa berubah menjadi kenyataan. 
Ada beberapa faktor pendorong pelayaran samudera
1. Paham Merkantilisme (kesejahteraan suatu kerajaan tergantung kepada banyaknya asset atau kekayaan kerajaan itu). Karena ini maka semua kerajaan di eropa berlomba2 mencari kekayaan di luar negaranya, terutama mencari rempah di Indonesia.
2. Jatuhnya Konstantinopel kepada Turki Utsmani, ini membuat orang Eropa tidak bebas lagi berdagang di kawasan Laut Tengah dan Konstantinopel yg sebelumnya pusat perdagangan eropa. Akhirnya bangsa Eropa mencari jalur lain.
3. Melanjutkan Perang Salib , konflik berkepanjangan antara orang Eropa yg Kristen dan Orang Muslim dari Arab.

   Adalah Bartolomeus Diaz, seorang bangsawan asal Portugis yang pada tahun 1478, mengawali perjalanan mengarungi lautan biru. Dia tiba di daratan Afrika bagian selatan yang dikenal kemudian sebagai Cape of Good Hope (Tanjung Harapan), untuk kemudian kembali ke Portugis karena masalah kapal.
   Sepuluh tahun kemudian Vasco Da Gama melanjutkan apa yang sudah dimulai Diaz. Da Gama berhasil tiba di Goa (India sekarang). Namun kota itu ternyata jauh di luar perkiraan pelaut Portugis tersebut. Goa merupakan pelabuhan yang modern dan kaya, barang2 yg diperjualbelikan oleh orang Portugis tidak mampu bersaing. Jalan satu-satunya untuk mewujudkan impian menguasai perdagangan dunia adalah dengan menguasai kota tsb. (ingat tujuan utama bangsa Portugis berlayar adalah motif ekonomi yaitu menambah kekayaan kerajaan Portugis dan diri mereka sendiri  ).
   Faktanya Da Gama tidak berhasil menguasai Goa, melainkan Alfonso Albudiquerque, seorang Portugis lain lah yang berhasil mengambil alih Goa dari tangan orang2 pribumi di sana.
Diquerque menemukan fakta baru bahwa Goa bukanlah “tujuan” mereka, melainkan Malaka. 1511, Malaka kemudian diambil alih oleh Portugis langsung di bawah pimpinan Diquerque. Pada akhirnya Malaka juga terbukti bukan sumber dari “kekayaan” yang mendorong para pelaut Portugis untuk rela mempertaruhkan nyawa itu. Maluku lah yang sebenarnya menjadi tujuan mereka, tempat “kelahiran” komoditi mahal dan berharga pada masa itu (abad ke 15) yaitu Cengkeh, Pala, Lada dan kayu manis (rempah-rempah).
Portugis akhirnya mengirimkan rombongan untuk mengadakan penjajakan dengan penduduk Maluku. Namun mereka merasa cara-cara “baik” dan beradab tidak menghasilkan keuntungan yang fantastis. Strategi menguasai lah yang akhirnya mereka pilih yang nantinya malah merepotkan mereka.(rakyat Maluku berbalik melawan Portugis, ini tentu kerugian, karena biaya Perang itu mahal bro, iya kalau menang, kalau kalah?).
Meskipun berhasil menguasai Maluku dalam beberapa tahun, sebenarnya Portugis tidak pernah benar-benar mampu “mengambil” alih Maluku dari tangan orang-orang setempat. Pada akhirnya bangsa eropa yg lain yaitu Belanda berhasil mengusir mereka dari Maluku hingga kabur ke bagian selatan yang kita kenal sekarang sebagai negara Timor Leste.
Oh Iya tolong dibaca juga buku kalian halaman 7 poin a : Pelaut Spanyol)
(Kalau mau lihat versi lengkap tulisan di atas di, tp ga wajib ya, bagi yg mau aja             http://smakhistory1.blogspot.co.id/2015/09/kekayaan-bernama-indonesia.html)...

Oke kita sedikit loncat, setelah berhasil mengusir Portugis, Belanda kemudian menguasai Indonesia, namun bukan langsung tp melalui sebuah perusahaan yg diberi nama VOC mari kita lihat

Kami mengarahkan perhatian Anda, khususnya kepada pulau-pulau di mana tumbuh cengkeh dan pala. Kami memerintahkan anda untuk memenangi pulau-pulau itu untuk VOC, baik dengan cara perundingan maupun kekerasan”
    Pesan di atas merupakan petuah yang diberikan petinggi VOC di Belanda kepada Laksamana Pieterszoon Verhoeven, pimpinan VOC pada tahun 1608 di INdonesia. 

Bapak, VOC itu apaan?

Oke, kita mulai dari dasarnya dulu,, siapkan kopi dan teh, biar lebih tenang bacanya………..

          Belanda merupakan satu di antara banyak negara di Eropa yang pernah menguasai negeri kita. Ada pula Portugis, Spanyol, Inggris dan juga Prancis, tapi saat ini kita hanya membahas khusus Belanda.
          Menurut catatan sejarah, orang Belanda yang pertama kali tiba di Indonesia adalah seorang pelaut bernama Cornelis De Houtman. Beliau berangkat sekitar bulan April tahun 1595 dan tiba sekitar bulan Juni tahun berikutnya. (lama juga ya, setahun lebih).
Bapak? Houtman ngapain ke Indonesia????
          Orang-orang Belanda sebelumnya banyak bekerja pada pelaut-pelaut Portugis yg berlayar ke Indonesia untuk mencari rempah-rempah yg pada saat itu mahal harganya dan jadi komoditas dagang utama bangsa Eropa. Namun setelah mengetahui cara berlayar dan mampu mandiri akhirnya orang2 Belanda melakukan pelayaran sendiri. tujuannya sama "REMPAH-REMPAH”…..
          Nah si Houtman itu lah orang Belanda pertama yg tiba di Indonesia, tp bukan sendirian ya, dia bawa 4 kapal dan 249 awak kapal dan 64 pucuk meriam (wow lumayan lengkap lah ya). Dia tiba di Banten, pada saat itu Banten jadi penghasil Lada utama di Indonesia. Singkat cerita, Houtman kurang diterima orang Indonesia, karena sifat buruknya, namun seperti yang sudah dibayangkan Houtman berhasil membawa pulang rempah-rempah dalam jumlah yang banyak. Intinya ketika dia tiba kembali di Belanda pada tahun 1597, dia untung besar, meskipun kehilangan satu kapal dan 160 awak kapal karena penyakit dan konflik dengan orang2 Indonesia.
          Kabar tentang “keberhasilan” Houtman dengan cepat menyebar ke seluruh pelosok Belanda. Orang2 Belanda lain berlomba-lomba melakukan pelayaran serupa. Setahun setelah kepulangan Houtman (1598) berangkat pula lah 22 kapal lain, 14 di antaranya berhasil pulang dengan selamat dan bawa rempah2 dalam jumlah yg banyak, bahkan dikatakan mereka untung 400 %. Tahun 1601 berangkat lagi 14 rombongan ke Indonesia.
          Wih, untung banyak dong pak orang Belanda????
Tunggu dulu, ternyata gelombang arus pelayaran orang2 Belanda ini menyisakan masalah. Mereka jadi bersaing untuk mendapatkan rempah2, akibatnya harga rempah2 jadi tidak stabil, semua pedagang bikin harga sendiri. Selain itu, akibat banyaknya pelayar yg datang ke Indonesia, pasokan rempah2 di Eropa menjadi meningkat yg menyebabkan harganya turun. (Hukum Permintaan dan Penawaran>>> JIka penawaran besar, permintaan tetap maka harga akan turun)…
          Singkat cerita dicarilah solusi bagaimana mengatasi masalah di atas. Maret 1602, semua perusahaan2 yg berlayar ke Indonesia tadi bersepakat membuat perusahaan gabungan yg disebut VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie/Perusahaan Dagang India Timur). Nah nantinya orang2 Belanda yg punya duit itu tinggal nanamin sahamnya di VOC, mereka ga perlu capek2 lg berlayar ke Indonesia, akhir tahun mereka dapat deviden atau keuntungan.
          Pak tapi kenapa kayaknya VOC itu hebat banget, padahal kan Cuma perusahaan?? Karena apaaaaa???? Ya karena hak yg melekat padanya yg diberikan Kerajaan Belanda yg disebut juga hak Oktrooi
1.    Mencetak uang sendiri
2.    Memiliki pasukan sendiri
3.    Memonopoli perdagangan
4.    Mendirikan Benteng
5.    Menyatakan perang dan damai
6.    Mengangkat dan memberhentikan penguasa setempat (jadi setelah VOC menguasai sebuah wilayah, dia berhak memecat raja2 di situ dan menggantinya dgn raja2 yg mau takluk pada VOC, ini disebut juga strategi pecah belah Devide Et Impera)
7.    Mengangkat dan memberhentikan pegawai
8.    Mengadakan perjanjian dengan raja-raja
(FYI: hak2 seperti di atas kebanyakan merupakan hak yg dimiliki oleh sebuah negara, makanya VOC disebut juga Negara dalam Negara Belanda)…

Nah begitu cerita singkatnya… Paham ya kenapa dibentuk VOC, dan mengapa VOC itu kok kayaknya kuasanya besar amat gitu…
--- Ambil nafas sejenak, tenggak minuman di depanmu hehe ------

Oke, apa saja yg dilakukan VOC di Indonesia????
          Karena jauhnya jarak antara Belanda dengan Indonesia, ditunjuklah seorang pemimpin VOC di Indonesia yg disebut juga Gubernur Jenderal (Gubjend), dibantu oleh 4 orang anggota Raad Van Indie (Dewan India) untuk mengawasi GUbjen.
 Pieter Both merupakan Gubjen pertama VOC yang pada saat itu berpusat di Ambon. Nanti di tahun 1619, pusat komando VOC dipindahkan ke Batavia (Jakarta), oleh Gubjen Jan Pieterszoon Coen.
(Pak kenapa dipindahin? Karena VOC ingin menguasai Indonesia secara keseluruhan, bukan hanya Maluku sebagai penghasil utama rempah-rempah, maka perlu menguasai jalur pelayaran utama Indonesia yg pada saat itu ada di Batavia).

            Tujuan utama pendirian VOC adalah mengumpulkan untung sebanyak2nya dengan cara menguasai perdagangan rempah di nusantara atau istilah lainnya, “MEMONOPOLI PERDAGANGAN REMPAH”. Artinya tidak ada “sebutir” rempah pun bisa keluar Indonesia jika bukan oleh VOC.
            Mengapa VOC sampai segitunya Pak?? Iya. Karena dengan memonopoli perdagangan rempah di Indonesia, pasokan rempah di Eropa akan stabil, tidak terlalu banyak rempah dan otomatis harganya bisa dengan seenaknya ditentukan oleh VOC. (nice move right??)…

            Oke kita lanjut …..
Lalu apa saja kebijakan yg dilakukan VOC bisa kita simpulkan dalam bagan di bawah ini
Kebijakan
Tujuan
1.      Verplichte Levarantie
1.      Dengan kebijakan ini rakyat dipaksa untuk menyerahkan rempahnya ke VOC, rakyat dilarang menjual kepada pedagang lain, pokoknya harus ke VOC..
2.      Contingenten
2.      ini lucu, rakyat Indonesia yg empunya tanah dipaksa bayar pajak ke VOC, dalam bentuk hasil bumi, terutama rempah..
3.      Ekstirpasi
3.      Saking mahalnya rempah, rakyat Indonesia jadi menanam rempah (sebelumnya rempah tumbuh sendiri di hutannya orang Maluku), nah biar pasokan rempah ga kebanyakan, VOC tebangin rempah2 rakyat biar pasokan nya tetap stabil dan mereka bisa atur harganya..  
4.      Pelayaran Hongi
4.      Nah ini trik VOC biar dia ga ada saingan, jadi VOC bikin semacam kapal patrol (kapal kora2) bwt mengawasi kawasan Indonesia terutama Maluku, untuk memastikan tdk ada pedagang lain selain mereka. Licik banget kan??...


Lalu bagaimana VOC memerintah Indonesia apakah mereka langsung jd semacam PNS gitu pak, yg turun langsung ke masyarakat???
Tidak, jadi mereka melakukan sistem pemerintahan yg disebut Indirect rule (pemerintahan tidak langsung), apaan itu pak?? Nah sistem ini berarti, VOC tidak langsung berhadapan dengan rakyat Indonesia, mereka memanfaatkan penguasa2 pribumi atau raja-raja setempat. Nah nantinya rakyat bayar pajak ke Raja2 dan kaum bangsawan (bupati), kemudian raja2 itulah yg menyetorkan ke VOC. Kira kira klw digambarkan jd begini
Makanya VOC itu selalu mencampuri pergantian Raja dan Bupati di Indonesia, dia pilih Raja atau Bupati yg mau tunduk sama dia, yg melawan dia singkirkan nah ini lah yg disebut Devide Et Impera, jadi mengadu domba keluarga kerajaan biar berantem, ketika mereka berantem VOC kuasai Kerajaannya. (ingat kisah Sultan Haji dengan Ageng Tirtayasa di Banten)…

          Namun sejarah berkata lain, kuasa yg dibangun sejak 1602, tidak bertahan selama ribuan tahun, 31 Desember 1799, VOC dibubarkan karena beberapa hal di bawah ini
1.    Utangnya banyak.
2.    Pegawainya Korupsi
3.    VOC mengeluarkan biaya yg banyak untuk berperang dengan Kerajaan2 Pribumi (Banten, Mataram, Makassar, dsb). Perusahaan kan mencari untung bukan malah ngabisin duit berperang..
4.    Anggaran untuk membayar gaji pegawai membengkak
5.    1795, negeri Belanda dikuasai Prancis (Napoleon) yg tidak terlalu suka dengan sistem VOC untuk kemudian membubarkannya 4 tahun kemudian (1799)
6.    VOC juga harus membayar deviden ke para pemilik saham di Belanda, padahal utangnya banyak..
7.    VOC juga dibayang2i persaingan dagang dengan sekutu dagang lain seperti EIC (Inggris). EIC juga ingin menguasai Indonesia, yang nanti berhasil dilakukan 1811 dibawah pemerintahan Raffles..
Akhirnya kuasa VOC yang dibangun selama hampir 200 tahun hancur dengan saldo kerugian sebesar 134, 7 juta Gulden….
Lihat poin ke 5 faktor runtuhnya VOC, di bawah ini kisahnya, dibaca pelan2 ya, kmren udah kita bahas di UH 2……
Pada tahun 1789, terjadi Revolusi Prancis, Raja Louis XVI yg absolut digulingkan dan beberapa tahun kemudian dihukum mati oleh rakyatnya. Revolusi ini membuat Kerajaan2 lain di Eropa ketakutan, mereka khawatir rakyatnya akan melakukan hal yg sama seperti di Prancis (mereka takut rakyatnya marah sama Rajanya). Akibatnya Prusia (sekarang Jerman) dan Austria menyerang Prancis dengan harapan bisa mengembalikan system kerajaan, namun serangan itu gagal. Prancis malah balik menyerang, yang pertama kali kena serangan adlah Belanda.
Pada tahun 1795, negeri Belanda dijajah oleh bangsa Prancis. Perlu kalian tahu, ketika menguasai Belanda, dibantu oleh sekelompok orang-orang Belanda yg juga menolak system kerajaan di negaranya. Kelompok ini disebut juga Kaum Patriot. Kaum Patriot ini anti Raja dan anti feodalisme. Mereka terinspirasi dari Peristiwa Revolusi Prancis itu. Guess what?? Mereka menginginkan revolusi yg sama di negerinya.
Pada akhirnya kaum Patriot dibantu oleh pasukan Prancis berhasil menjatuhkan Raja William V,Raja Belanda pada saat itu hingga dia kabur ke Inggris. Sejak saat itu Kerajaan Belanda dihapuskan diganti dengan Republik Bataaf (Bataaf itu nama suku jerman kuno yang dulu mendiami negeri Belanda). Eits jangan lupa meskipun dia bernama Republik Bataaf tidak berarti dia Negara merdeka. Dia tetap menjadi bagian atau bawahan Negara Prancis.
Muncul pertanyaan, bagaimana dengan wilayah jajahan Belanda yaitu Indonesia????? Kita akan bahas di bawah ini.
Ketika Raja William V berhasil lolos dari serangan pasukan Prancis dan melarikan diri ke Inggris pada tahun 1795, dia mendapat tempat tinggal di Kew. Dari sana dia mengeluarkan “SURAT-SURAT KEW”. Surat ini isi nya memerintahkan pejabat-pejabat Belanda yg ada di Indonesia untuk menyerahkan Indonesia kepada Inggris agar tidak jatuh ke tangan Prancis. (bingung ya?? Ingat William V tidak lagi punya Negara karena negaranya sudah dijajah Prancis kan, otomatis, jajahan William yg dulu yaitu Indonesia juga akan diambil alih Prancis kan? masih bingung juga? Ya baca lagi lah haha)…
Pada akhirnya dengan “restu” dari Kew itu, Inggris berhasil mengambil alih beberapa wilayah Indonesia, seperti Padang dan Malaka (1795), Ambon dan Banda (1796). Sejak tahun 1795, Inggris juga memblokade/mengacaukan jalur masuk ekspor impor ke Batavia (Jakarta).  Intinya semua wilayah penting Indonesia sudah dikuasi Inggris kecuali Pulau Jawa.
Kenapa Pulau Jawa belum berhasil ditaklukkan Inggris????? Kita akan lihat….
Pada tahun 1804 Napoleon Bonaparte menjadi Kasiar Prancis, Prancis semakin agresif memperluas wilayah jajahannya ke seluruh Eropa, terutama Inggris dan Rusia.  Napoleon menunjuk adiknya sendiri yaitu Louis Napoleon sebagai Raja di Belanda yg berarti Republik Bataaf dibubarkan dan kembali menjadi Kerajaan Belanda namun tetap di bawah naungan Prancis. Louis Napoleon melihat bahwa Indonesia, terutama Pulau Jawa, penting dipertahankan dari ancaman Inggris. Akhirnya dia mengirimkan salah seorang pemimpin kaum Patriot Belanda yaitu HERMAN WILLIAM DAENDELS ke Indonesia sebagai Gubernur Jenderal pada tahun 1808. Dengan tugas utama “MEMPERTAHANKAN PULAU JAWA DARI SERANGAN INGGRIS”….
Kenapa hanya Pulau Jawa yg dipertahankan Pak? Ya kemungkinan karena wilayah Indonesia yg lain sudah dikuasai oleh Inggris. Pak tapi kan ada jeda waktu antara 1795-1808, artinya Daendels belum datang dong, kenapa Inggris kayanya susah banget naklukin Pulau Jawa? Kemungkian karena para pejabat Belanda yg di Pulau Jawa tidak menjalankan perintah surat-surat Kew tadi, karena mereka adalah bagian dari Republik Bataaf dan tidak menyukai Raja William V.
Kedatangan Daendels semakin memperkuat Pulau Jawa dari ancaman serangan Inggris. Daendels adalah seorang yg visioner dan liberal. Dia anti terhadap feodalisme dan kerajaan. Selama 3 tahun di Indonesia (1808-1811) dia banyak melakukan hal-hal yang kontroversial di berbagai bidang antara lain:
Pertahanan dan Keamanan
1.    Membangun jalan raya pos dari anyer sampai dengan Panarukan
2.    Menambah jumlah tentara dari sebelumnya 3.000 menjadi 20.000
3.    Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang (jalur pelayaran ke Indonesia telah diblokade oleh Inggris, jadi tidak mungkin Daendels mendatangkan persediaan senjata dari eropa).
4.    Membangun Pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon dan Surabaya


Brikorasi dan Pemerintahan.
1.    Dewan Hindia Belanda yg sebelum kedatangan Daendels menjadi semacam Dewan Legislatif yg mengawasi kinerja Gubernur Jenderal dihapuskan. Diganti dengan Dewan Penasihat. (Hal ini bisa diartikan bahwa Daendels tidak ingin diawasi)
2.    Membagi Pulau jawa menjadi 9 Prefektur (setingkat Provinsi) dan 31 Kabupaten. Setiap Prefektur dipimpin oleh seorang Prefek (Gubernur) dan Kabupaten oleh seorang Bupati.
3.    Para bupati yg sebelumnya merupakan raja-raja setempat dijadikan sebagai pegawai pemerintah (semacam PNS ). Bupati ini mendapat penghasilan dari tanah dan tenaga sesuai dengan hukum adat.


Hukum dan Peradilan.
1.    Membentuk 3 jenis lembaga peradilan. Yaitu Peradilan untuk Orang Eropa, Peradilan untuk Orang Timur Asing dan Peradilan untuk orang Pribumi.
(Peradilan Pribumi ada di setiap Prefektur). Di Prefektur Batavia, Semarang dan Surabaya diberlakukan hukum Eropa.
2.    Melakukan pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu. Akan tetapi Daendels juga diduga melakukan korupsi dalam penjualan tanah2 kpada swasta.

Ekonomi dan Keuangan
1.       Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara.
2.    Mengeluarkan uang kertas
3.    Memperbaiki gaji pegawai
4.    Meningkatkan pembayaran pajak (contingenten) dan Verplichte Levarantie (Penyerahan Wajib)
5.    Monopoli perdagangan beras
6.    Mengadakan Preanger Stelsel (kewajiban menanam kopi) di wilayah Priangan (sekitar Provinsi Jawa Barat sekarang).

Bidang Sosial
1.    Menghapus upacara penghormatan kepada Sultan, Sunan dan para penguasa daerah di Jawa.
2.    Perbudakan dibiarkan berkembang
3.    Kerja Rodi terutama membangun Jalan Raya Anyer Panarukan
4.    Membuat jaringan Pos distrik dengan membangun kuda Pos (semacam kantor Pos)

Demikianlah beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh Daendels selama 3 tahun menjadi Gubernur Jenderal di Indonesia.  Kebijakan-kebijakan ini pada akhirnya membawa kepada ketidaksukaan rakyat Indonesia terhadap Daendels. Di bawah ini bberapa hal yg dibenci rakyat tentang Daendels:
a.    Kekejaman dan kesewenangan Daendels yg menyebabkan kebencian di kalangan rakyat pribumi maupun orang eropa yg ada di Indonesia.
b.    Sikap otoriternya semena-menanya terhadap raja-raja di Jawa (Banten, Jogjakarta, Surakarta dan Cirebon)
c.    Penyelewengan dana hasil penjualan tanah kepada swasta
d.    Administrasi pemerintahan Daendels sangat buruk.
Pada akhirnya Daendel ditarik ke Belanda dan dijadikan sebagai Panglima Perang yg dikirim ke Rusia. 
Bulan Mei 1811, kedudukan Daendels digantikan oleh Jansen. Namun Jansen tidak setangguh Daendels, September 1811, apa yang ditakutkan dulu terjadi. Inggris mendarat di Pulau Jawa, Jansen menyerah dan menandatangani Perjanjian Tuntang yg isinya
1.    Seluruh Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada Inggris
2.    Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris
3.    Semua pegawai Belanda yg mau bekerja sama dengan Inggris tidak akan dipecat dari jabatannya
4.    Semua utang Pemerintah Belanda dulu, tidak menjadi utang Inggris.
Perjanjian ini menandai berakhirnya kekuasaan Prancis di Indonesia. Digantikan oleh Inggris. Gubernur Jenderal Inggris di India, menunjuk Sir Thomas Stanford Raffles sebagai Letnan Gubernur di Indonesia, sekaligus pemimpin tertinggi Inggris di Indonesia.
          Berbeda dengan Daendels, Raffles justru cenderung ditanggapi positif oleh rakyat Indonesia, terutama karena dia tidak “sekejam” Daendels. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain
a.    Rakyat tidak suka terhadap kekejaman Daendels
b.    Ternyata ketika Raffles ada di Penang Malaysia (Ingat Malaysia dulunya dijajah Inggris) dia pernah melakukan operasi rahasia, yaitu melakukan kunjungan ke kerajaan-kerajaan Indonesia yg anti terhadap VOC dan Daendels (anti terhadap Belanda) antara lain Kerajaan Palembang, Jogjakarta dan Banten. Raffles menjanjikan, jika kerajaan tersebut mendukung Inggris untuk dapat menguasai Indonesia, maka Inggris akan memberikan hak-hak yg lebih besar kepada kerajaan tersebut (yah sedikit licik sih, tapi ya namanya politik).
c.    Pribadi Raffles lebih simpatik dan menjalankan politik murah hati. 

Lalu selama lima tahun di Indonesia (1811-1816) apa saja yg dilakukan oleh Raffles????
Birokrasi Pemerintahan..
1.    Membagi pulau Jawa menjadi 16 Karesidenan (Provinsi) yg terdiri dari beberpa distrik (Kabupaten). Distrik ini terdiri dari beberapa Divisi (kecamatan). DIvisi ini merupakan kumpulan dari beberapa desa.
2.    Jika sebelumnya penguasa daerah diserahkan kepada Raja-Raja di daerah, pada masa Raffles dirubah menjadi system pemerintahan colonial bercorak barat. (menggunakan semacam PNS).
3.    Bupati dan Penguasa Pribumi (Raja-Raja Pribumi) dijadikan pegawai pemerintah Inggris di Indonesia. (Betapa memalukannya kita diatur bangsa asing)…

Ekonomi dan Keuangan
1.    Petani diberi kebebasan menanam tanaman ekspor. Pemerintah membuat pasar untuk menampung hasil tanaman tersebut.
2.    Contingenten dan Verplichte Leverantie dihapuskan, karena dianggap dapat mengurangi daya beli masyarakat
3.    Menerapkan system sewa tanah (Land Rent). Raffles menganggap bahwa tanah-tanah yg ada di Indonesia merupakan milik INggris, maka rakyat Indonesia yg menggunakan tanah tersebut dianggap sebagai penyewa yg harus bayar sewa dalam bentuk pajak (waduh dasar Raffles tanah nenek moyang kita kok diklaim milik Inggris).
4.    Pajak sewa tanah itu dikumpulkan per desa oleh seorang kolektor (pengumpul pajak).

Hukum.
1.    Jika Daendels membagi 3 peradilan berdasarkan Rasnya, Raffles menyatukannya. Bagi Raffles seseorang diputus bersalah tidak ditentukan oleh Ras nya, namun oleh tingkat kesalahannya atau kejahatannya, biar dia orang ERopa, China atau bahkan orang Jawa. Yg salah tetap salah, harus diadili di tempat yg sama.

Bidang Sosial
1.    Menghapuskan kerja rodi (kerja paksa)
2.    Penghapusan perbudakan
3.    Menghapuskan Pynbank (penyiksaan dengan dimasukkan ke kandang Harimau)

Bidang Ilmu Pengetahuan
1.    Menulis Buku History Of Java.
2.    Memberikan bantuan kepada John Crawfurd untuk mengadakan penelitian yg menghasilkan buku berjudul History of The East Indian Archipelago.  
3.    Mendukung Bataviaach Genootschap (organisasi kajian ilmu pengetahuan dan budaya)
4.    Menemukan bunga raksasa yg akhirnya diberi nama sesuai namanya Rafflesia Arnoldi
5.    Merintis pembangunan Kebun Raya Bogor (masih ada hingga kini, di samping Istana Negara, Bogor).

 Pada tahun 1814, Inggris dan Belanda menyepakati beberapa hal dalam Convention Of Londonyaitu:
a.    Indonesia dikembalikan kepada Belanda (seenak jidat mereka aja ya)
b.    Jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana, tetap dikuasai Inggris.
c.    Cochin (Pulau Malabar) diberikan kepada Inggris, Bangka (kampungnya Pak Ahok) diserahkan kepada Belanda sebagai gantinya.

Pada tahun 1816, Perjanjian ini dilaksanakan. 5 hari sebelum Pelaksanaannya Raffles menyerahkan jabatannya kepada John Fendall. Artinya John Fendall menjabat sebagai Letnan Gubernur Inggris di Indonesia selama 5 hari, untuk kemudian menyerahkan Indonesia kepada Belanda.

Pak sebentar, Prancis kemana dong? Kan tadi Belanda masih dijajah ama mereka? Oh iya hamper lupa. Pada tahun 1815, Napoleon kalah perang dalam pertempuran di Waterloo. Pada tahun yg sama dia mengundurkan diri sebagai Kaisar Prancis dan ditawan oleh Inggris di Pulau St. Helena, 1821 dia meninggal di tempat itu. Akhirnya William V kembali ke negerinya Belanda dan bersiap menerima kembali Indonesia dari Inggris (wah ini drama yg menyedihkan buat Indonesia)..

1816, Indonesia diserahkan kembali oleh Inggris kepada Belanda. Sejak saat itu hingga nanti tahun 1942, Indonesia dikuasai oleh Belanda dengan nama Pemerintah Hindia Belanda.
 Salah satu persitiwa paling menyedihkan selama kurun waktu 1816-1942 ini adalah Zaman Tanam Paksa (1830-1870). Mengapa sampai ada tanam paksa? Apa tujuannya, lalu mengapa kebijakan ini demikian menyakitkan dan menyedihkan bagi orang Indonesia? Kita akan lihat di bawah ini…

Setelah Perang Napoleon berakhir pada tahun 1815, Kerajaan Belanda mengalami defisit keuangan Negara. Ditambah lagi dengan biaya perang dengan Belgia yg sebelumnya menjadi wilayah jajahan Belanda. Kemudian ditambah lagi dengan biaya perang di Indonesia. Kalian tentu pernah dengar Perang Diponegoro (1825-1830) Perang Paderi (1812-1837), semua perang ini membutuhkan biaya yg besar. Diperkirakan untuk Perang Diponegoro saja butuh biaya 20 juta Gulden (mungkin sudah Triliunan Rupiah sekarang), semua perang ini membawa Belanda kepada krisis keuangan atau kekosongan kas Negara.
          Akhirnya muncullah seseorang bernama Van Den Bosch, dengan proposalnya yg kita kenal dengan nama Cultuur Stelsel (Sistem Penamaan). Gampangnya,  system ini adalah mewajibkan rakyat jawa menanam tanaman yg laku di pasaran internasional dan pada akhirnya nanti seperti yg sudah diperkirakan tanaman itu akan diberikan kepada pemerintah Belanda untuk kemudian dijual dan keuntungannya diambil oleh Belanda. Makanya orang Jawa bilangnya ini bukan Cultuur Stelsel tapi Tanam Paksa.

          Sebenarnya secara Teori Sistem ini bagus kita lihat:
1.    Penduduk menyediakan sebagian tanahnya untuk ditanami tanaman yg laku di pasaran internasional.
2.    Tanah pertanian yg digunakan untuk Cultuur Stelsel tidak boleh melebihi 1/5 dari tanah milik petani
3.    Pekerjaan yg diperlukan untuk menanam tanaman ekspor tsb tidak boleh meleibihi pekerjaan untuk menanam padi
4.    Tanah yg digunakan untuk Cultuur Stelsel bebas dari pajak
5.    Hasil dari tanaman tersebut diserahkan kepada Pemerintah Belanda, jika harganya ditaksir melebihi pajak yg harus dibayarkan (artinya ada kelebihan uang) maka sisa nya dikembalikan kepada rakyat.
6.    Kegagalan panen yg bukan diakibatkan oleh kesalahan petani akan ditanggung oleh pemerintah
7.    Bagi rakyat yg tidak punya tanah, akan dipekerjakan di pabrik-pabrik pemerintah selama 65 hari / tahun.
8.    Pelaksana Cultuur Stelsel di lapangan adalah penguasa pribumi (orang Indonesia) sementara orang Belandanya hanya sebagai pengawas. (enak aja tinggal ongkang kaki)..

Namun pada prakteknya ke 8 ketentuan di atas dilanggar oleh Belanda. Luas tanah yg digunakan untuk Cultuur Stelsel bahkan lebih dari 1/5. Tanah yg digunakan tetap dipajakin, gagal panen kagak diganti (kan petani udah habis duit buat modal tanam, gagal panen ya makin miskin udah). Yg ga punya tanah malah ga hanya 65 hari kerja di pabrik bahkan lebih dari itu. Pokoknya prakteknya sama sekali tidak seperti teori yg di atas….

Dampaknya apa ya pak, system Cultuur Stelsel ini???

a.    Positif
1.    Rakyat Indonesia mengenal jenis tanaman baru
2.    Rakyat Indonesia mengenal jenis tanaman dagang yg bisa diekspor
b.    Negatif
1.    Kemiskinan dan penderitaan fisik dan mental yg berkepanjangan (ya gimana ngga, kerja di pabrik kagak dibayar, gagal panen kagak diganti, hasil tanah dikasi semuanya sama Belanda, miskin udah)..
2.    Beban pajaknya sangat berat
3.    Kegagalan panen padi.
4.    Kelaparan dan kematian
5.    Jumlah penduduk Indonesia menurun (ya iyalah ga bisa makan, dipaksa kerja, ngutang bwt modal nanam, gagal panen dsb).

Jbu guys, silahkan belajar dari sini saja.. Bapak sengaja bikin sesantai ini dan sepanjang ini agar kalian tahu benang merahnya.  Selamat UTS, soalnya PG ada 60 Soal, dan 3 Essay.. Silahkan dicicil belajarnya ya…
Sorry kalau kepanjangan, usahakan ga ngeluh ya………



Komentar

Postingan Populer