Bahan UTS Sebelas Wajib, Rabu 10 September
Sudah lama tidak menulis. Kali ini
kita akan membahas tentang para “penjajah” yang pernah menguasai Indonesia. Mungkin
di antara kalian ada yang belum tahu bahwa bangsa asing yg pernah menguasai
wilayah-wilayah Indonesia tidak hanya Belanda. Prancis dan Inggris juga pernah
menguasai Indonesia, dan tentunya Jepang yg berkuasa dari tahun 1942 hingga
1945.
Namun kali ini kita akan membahas
secara khusus tentang zaman di mana Prancis dan Inggris berkuasa di Indonesia.
Zaman ini berlangsung sekitar tahun 1795 hingga 1816. Kita akan melihat
kejadian-kejadian penting pada masa itu sekaligus belajar daripadanya.
Pada tahun 1789, terjadi Revolusi
Prancis, Raja Louis XVI yg absolut digulingkan dan beberpa tahun kemudian
dihukum mati oleh rakyatnya. Revolusi ini membuat Kerajaan2 lain di Eropa
ketakutan, mereka khawatir rakyatnya akan melakukan hal yg sama seperti di
Prancis (mereka takut rakyatnya marah sama Rajanya). Akibatnya Prusia (sekarang
Jerman) dan Austria menyerang Prancis dengan harapan bisa mengembalikan system
kerajaan, namun serangan itu gagal. Prancis malah balik menyerang, yang pertama
kali kena serangan adlah Belanda.
Pada tahun 1795, negeri Belanda
dijajah oleh bangsa Prancis. Perlu kalian tahu, ketika menguasai Belanda, dibantu
oleh sekelompok orang-orang Belanda yg juga menolak system kerajaan di
negaranya. Kelompok ini disebut juga Kaum Patriot. Kaum Patriot ini anti Raja
dan anti feodalisme. Mereka terinspirasi dari Peristiwa Revolusi Prancis itu.
Guess what?? Mereka menginginkan revolusi yg sama di negerinya.
Pada akhirnya kaum Patriot dibantu
oleh pasukan Prancis berhasil menjatuhkan Raja William V, Raja Belanda pada
saat itu hingga dia kabur ke Inggris. Sejak saat itu Kerajaan Belanda
dihapuskan diganti dengan Republik Bataaf (Bataaf
itu nama suku jerman kuno yang dulu mendiami negeri Belanda). Eits jangan
lupa meskipun dia bernama Republik Bataaf tidak berarti dia Negara merdeka. Dia
tetap menjadi bagian atau bawahan Negara Prancis.
Muncul pertanyaan, bagaimana
dengan wilayah jajahan Belanda yaitu Indonesia????? Kita akan bahas di bawah
ini.
Ketika Raja William V berhasil
lolos dari serangan pasukan Prancis dan melarikan diri ke Inggris pada tahun
1795, dia mendapat tempat tinggal di Kew. Dari sana dia mengeluarkan
“SURAT-SURAT KEW”. Surat ini isi nya memerintahkan pejabat-pejabat Belanda yg
ada di Indonesia untuk menyerahkan Indonesia kepada Inggris agar tidak jatuh ke
tangan Prancis. (bingung ya?? Ingat William V tidak lagi punya Negara karena
negaranya sudah dijajah Prancis kan, otomatis, jajahan William yg dulu yaitu
Indonesia juga akan diambil alih Prancis kan? masih bingung juga? Ya baca lagi
lah haha)…
Pada akhirnya dengan “restu” dari
Kew itu, Inggris berhasil mengambil alih beberapa wilayah Indonesia, seperti
Padang dan Malaka (1795), Ambon dan Banda (1796). Sejak tahun 1795, Inggris
juga memblokade/mengacaukan jalur masuk ekspor impor ke Batavia (Jakarta). Intinya semua wilayah penting Indonesia sudah
dikuasi Inggris kecuali Pulau Jawa.
Kenapa Pulau Jawa belum berhasil
ditaklukkan Inggris????? Kita akan lihat….
Pada tahun 1804 Napoleon Bonaparte
menjadi Kasiar Prancis, Prancis semakin agresif memperluas wilayah jajahannya
ke seluruh Eropa, terutama Inggris dan Rusia. Napoleon menunjuk adiknya sendiri yaitu Louis
Napoleon sebagai Raja di Belanda yg berarti Republik Bataaf dibubarkan dan
kembali menjadi Kerajaan Belanda namun tetap di bawah naungan Prancis. Louis
Napoleon melihat bahwa Indonesia, terutama Pulau Jawa, penting dipertahankan
dari ancaman Inggris. Akhirnya dia mengirimkan salah seorang pemimpin kaum
Patriot Belanda yaitu HERMAN WILLIAM DAENDELS ke Indonesia sebagai Gubernur
Jenderal pada tahun 1808. Dengan tugas utama “MEMPERTAHANKAN PULAU JAWA DARI
SERANGAN INGGRIS”….
Kenapa hanya Pulau Jawa yg
dipertahankan Pak? Ya kemungkinan karena wilayah Indonesia yg lain sudah
dikuasai oleh Inggris. Pak tapi kan ada jeda waktu antara 1795-1808, artinya
Daendels belum datang dong, kenapa Inggris kayanya susah banget naklukin Pulau
Jawa? Kemungkian karena para pejabat Belanda yg di Pulau Jawa tidak menjalankan
perintah surat-surat Kew tadi, karena mereka adalah bagian dari Republik Bataaf
dan tidak menyukai Raja William V.
Kedatangan Daendels semakin
memperkuat Pulau Jawa dari ancaman serangan Inggris. Daendels adalah seorang yg
visioner dan liberal. Dia anti terhadap feodalisme dan kerajaan. Selama 3 tahun
di Indonesia (1808-1811) dia banyak melakukan hal-hal yang kontroversial di
berbagai bidang antara lain:
Pertahanan
dan Keamanan
|
1.
Membangun
jalan raya pos dari anyer sampai dengan Panarukan
|
2.
Menambah
jumlah tentara dari sebelumnya 3.000 menjadi 20.000
|
3.
Membangun
pabrik senjata di Gresik dan Semarang (jalur pelayaran ke Indonesia telah
diblokade oleh Inggris, jadi tidak mungkin Daendels mendatangkan persediaan
senjata dari eropa).
|
4.
Membangun
Pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon dan Surabaya
|
Brikorasi
dan Pemerintahan.
|
1.
Dewan
Hindia Belanda yg sebelum kedatangan Daendels menjadi semacam Dewan
Legislatif yg mengawasi kinerja Gubernur Jenderal dihapuskan. Diganti dengan
Dewan Penasihat. (Hal ini bisa diartikan bahwa Daendels tidak ingin diawasi)
|
2.
Membagi
Pulau jawa menjadi 9 Prefektur (setingkat Provinsi) dan 31 Kabupaten. Setiap
Prefektur dipimpin oleh seorang Prefek (Gubernur) dan Kabupaten
oleh seorang Bupati.
|
3.
Para
bupati yg sebelumnya merupakan raja-raja setempat dijadikan sebagai pegawai
pemerintah (semacam PNS ). Bupati ini mendapat penghasilan dari tanah dan
tenaga sesuai dengan hukum adat.
|
Hukum
dan Peradilan.
|
1. Membentuk 3 jenis lembaga
peradilan. Yaitu Peradilan untuk Orang Eropa, Peradilan untuk Orang Timur
Asing dan Peradilan untuk orang Pribumi.
(Peradilan Pribumi ada di setiap
Prefektur). Di Prefektur Batavia, Semarang dan Surabaya diberlakukan hukum
Eropa.
|
2.
Melakukan
pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu. Akan tetapi Daendels juga diduga
melakukan korupsi dalam penjualan tanah2 kpada swasta.
|
Ekonomi
dan Keuangan
|
1.
Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara.
|
2.
Mengeluarkan
uang kertas
|
3.
Memperbaiki
gaji pegawai
|
4.
Meningkatkan
pembayaran pajak (contingenten) dan Verplichte Levarantie (Penyerahan Wajib)
|
5.
Monopoli
perdagangan beras
|
6.
Mengadakan
Preanger Stelsel (kewajiban menanam kopi) di wilayah Priangan (sekitar
Provinsi Jawa Barat sekarang).
|
Bidang
Sosial
|
1.
Menghapus
upacara penghormatan kepada Sultan, Sunan dan para penguasa daerah di Jawa.
|
2.
Perbudakan
dibiarkan berkembang
|
3.
Kerja
Rodi terutama membangun Jalan Raya Anyer Panarukan
|
4.
Membuat
jaringan Pos distrik dengan membangun kuda Pos (semacam kantor Pos)
|
Demikianlah
beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh Daendels selama 3 tahun menjadi
Gubernur Jenderal di Indonesia. Kebijakan-kebijakan
ini pada akhirnya membawa kepada ketidaksukaan rakyat Indonesia terhadap
Daendels. Di bawah ini bberapa hal yg dibenci rakyat tentang Daendels:
a.
Kekejaman
dan kesewenangan Daendels yg menyebabkan kebencian di kalangan rakyat pribumi
maupun orang eropa yg ada di Indonesia.
b.
Sikap
otoriternya semena-menanya terhadap raja-raja di Jawa (Banten, Jogjakarta,
Surakarta dan Cirebon)
c.
Penyelewengan
dana hasil penjualan tanah kepada swasta
d.
Administrasi
pemerintahan Daendels sangat buruk.
Pada
akhirnya Daendel ditarik ke Belanda dan dijadikan sebagai Panglima Perang yg
dikirim ke Rusia.
Bulan
Mei 1811, kedudukan Daendels digantikan oleh Jansen. Namun Jansen tidak
setangguh Daendels, September 1811, apa yang ditakutkan dulu terjadi. Inggris
mendarat di Pulau Jawa, Jansen menyerah dan menandatangani Perjanjian Tuntang
yg isinya
1.
Seluruh
Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada Inggris
2.
Semua
tentara Belanda menjadi tawanan Inggris
3.
Semua
pegawai Belanda yg mau bekerja sama dengan Inggris tidak akan dipecat dari
jabatannya
4.
Semua
utang Pemerintah Belanda dulu, tidak menjadi utang Inggris.
Perjanjian
ini menandai berakhirnya kekuasaan Prancis di Indonesia. Digantikan oleh
Inggris. Gubernur Jenderal Inggris di India, menunjuk Sir Thomas Stanford
Raffles sebagai Letnan Gubernur di Indonesia, sekaligus pemimpin tertinggi
Inggris di Indonesia.
Berbeda dengan Daendels, Raffles
justru cenderung ditanggapi positif oleh rakyat Indonesia, terutama karena dia
tidak “sekejam” Daendels. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain
a.
Rakyat
tidak suka terhadap kekejaman Daendels
b.
Ternyata
ketika Raffles ada di Penang Malaysia (Ingat Malaysia dulunya dijajah Inggris)
dia pernah melakukan operasi rahasia, yaitu melakukan kunjungan ke
kerajaan-kerajaan Indonesia yg anti terhadap VOC dan Daendels (anti terhadap
Belanda) antara lain Kerajaan Palembang, Jogjakarta dan Banten. Raffles
menjanjikan, jika kerajaan tersebut mendukung Inggris untuk dapat menguasai
Indonesia, maka Inggris akan memberikan hak-hak yg lebih besar kepada kerajaan
tersebut (yah sedikit licik sih, tapi ya namanya politik).
c.
Pribadi
Raffles lebih simpatik dan menjalankan politik murah hati.
Lalu
selama lima tahun di Indonesia (1811-1816) apa saja yg dilakukan oleh
Raffles????
Birokrasi
Pemerintahan..
|
1.
Membagi
pulau Jawa menjadi 16 Karesidenan (Provinsi) yg terdiri dari beberpa distrik
(Kabupaten). Distrik ini terdiri dari beberapa Divisi (kecamatan). DIvisi ini
merupakan kumpulan dari beberapa desa.
|
2.
Jika
sebelumnya penguasa daerah diserahkan kepada Raja-Raja di daerah, pada masa
Raffles dirubah menjadi system pemerintahan colonial bercorak barat.
(menggunakan semacam PNS).
|
3.
Bupati
dan Penguasa Pribumi (Raja-Raja Pribumi) dijadikan pegawai pemerintah Inggris
di Indonesia. (Betapa memalukannya kita diatur bangsa asing)…
|
Ekonomi
dan Keuangan
|
1.
Petani
diberi kebebasan menanam tanaman ekspor. Pemerintah membuat pasar untuk
menampung hasil tanaman tersebut.
|
2.
Contingenten
dan Verplichte Leverantie dihapuskan, karena dianggap dapat mengurangi daya
beli masyarakat
|
3.
Menerapkan
system sewa tanah (Land Rent). Raffles menganggap bahwa tanah-tanah yg ada di
Indonesia merupakan milik INggris, maka rakyat Indonesia yg menggunakan tanah
tersebut dianggap sebagai penyewa yg harus bayar sewa dalam bentuk pajak
(waduh dasar Raffles tanah nenek moyang kita kok diklaim milik Inggris).
|
4.
Pajak
sewa tanah itu dikumpulkan per desa oleh seorang kolektor (pengumpul pajak).
|
Hukum.
|
1. Jika Daendels membagi 3
peradilan berdasarkan Rasnya, Raffles menyatukannya. Bagi Raffles seseorang
diputus bersalah tidak ditentukan oleh Ras nya, namun oleh tingkat
kesalahannya atau kejahatannya, biar dia orang ERopa, China atau bahkan orang
Jawa. Yg salah tetap salah, harus diadili di tempat yg sama.
|
Bidang
Sosial
|
1. Menghapuskan kerja rodi (kerja
paksa)
|
2. Penghapusan perbudakan
|
3. Menghapuskan Pynbank
(penyiksaan dengan dimasukkan ke kandang Harimau)
|
Bidang
Ilmu Pengetahuan
|
1. Menulis Buku History Of Java.
|
2. Memberikan bantuan kepada John
Crawfurd untuk mengadakan penelitian yg menghasilkan buku berjudul History
of The East Indian Archipelago.
|
3. Mendukung Bataviaach Genootschap
(organisasi kajian ilmu pengetahuan dan budaya)
|
4. Menemukan bunga raksasa yg
akhirnya diberi nama sesuai namanya Rafflesia Arnoldi
|
5. Merintis pembangunan Kebun Raya
Bogor (masih ada hingga kini, di samping Istana Negara, Bogor).
|
Pada tahun 1814, Inggris dan Belanda menyepakati
beberapa hal dalam Convention Of London yaitu:
a. Indonesia dikembalikan kepada
Belanda (seenak jidat mereka aja ya)
b. Jajahan Belanda seperti Sailan,
Kaap Koloni, Guyana, tetap dikuasai Inggris.
c. Cochin (Pulau Malabar) diberikan
kepada Inggris, Bangka (kampungnya Pak Ahok) diserahkan kepada Belanda sebagai
gantinya.
Pada
tahun 1816, Perjanjian ini dilaksanakan. 5 hari sebelum Pelaksanaannya Raffles
menyerahkan jabatannya kepada John Fendall. Artinya John Fendall
menjabat sebagai Letnan Gubernur Inggris di Indonesia selama 5 hari, untuk
kemudian menyerahkan Indonesia kepada Belanda.
Pak
sebentar, Prancis kemana dong? Kan tadi Belanda masih dijajah ama mereka? Oh
iya hamper lupa. Pada tahun 1815, Napoleon kalah perang dalam pertempuran di
Waterloo. Pada tahun yg sama dia mengundurkan diri sebagai Kaisar Prancis dan
ditawan oleh Inggris di Pulau St. Helena, 1821 dia meninggal di tempat itu.
Akhirnya William V kembali ke negerinya Belanda dan bersiap menerima kembali
Indonesia dari Inggris (wah ini drama yg menyedihkan buat Indonesia)..
1816,
Indonesia diserahkan kembali oleh Inggris kepada Belanda. Sejak saat itu hingga
nanti tahun 1942, Indonesia dikuasai oleh Belanda dengan nama Pemerintah Hindia
Belanda.
Salah satu persitiwa paling menyedihkan selama
kurun waktu 1816-1942 ini adalah Zaman Tanam Paksa (1830-1870). Mengapa sampai
ada tanam paksa? Apa tujuannya, lalu mengapa kebijakan ini demikian menyakitkan
dan menyedihkan bagi orang Indonesia? Kita akan lihat di bawah ini…
Setelah Perang Napoleon berakhir
pada tahun 1815, Kerajaan Belanda mengalami defisit keuangan Negara. Ditambah
lagi dengan biaya perang dengan Belgia yg sebelumnya menjadi wilayah jajahan
Belanda. Kemudian ditambah lagi dengan biaya perang di Indonesia. Kalian tentu
pernah dengar Perang Diponegoro (1825-1830) Perang Paderi (1812-1837), semua
perang ini membutuhkan biaya yg besar. Diperkirakan untuk Perang Diponegoro
saja butuh biaya 20 juta Gulden (mungkin sudah Triliunan Rupiah sekarang),
semua perang ini membawa Belanda kepada krisis keuangan atau kekosongan kas
Negara.
Akhirnya muncullah seseorang bernama
Van Den Bosch, dengan proposalnya yg kita kenal dengan nama Cultuur
Stelsel (Sistem Penamaan). Gampangnya, system ini adalah mewajibkan rakyat jawa
menanam tanaman yg laku di pasaran internasional dan pada akhirnya nanti
seperti yg sudah diperkirakan tanaman itu akan diberikan kepada pemerintah
Belanda untuk kemudian dijual dan keuntungannya diambil oleh Belanda. Makanya
orang Jawa bilangnya ini bukan Cultuur Stelsel tapi Tanam Paksa.
Sebenarnya secara Teori Sistem ini
bagus kita lihat:
1.
Penduduk
menyediakan sebagian tanahnya untuk ditanami tanaman yg laku di pasaran
internasional.
2.
Tanah
pertanian yg digunakan untuk Cultuur Stelsel tidak boleh melebihi 1/5 dari
tanah milik petani
3.
Pekerjaan
yg diperlukan untuk menanam tanaman ekspor tsb tidak boleh meleibihi pekerjaan
untuk menanam padi
4.
Tanah
yg digunakan untuk Cultuur Stelsel bebas dari pajak
5.
Hasil
dari tanaman tersebut diserahkan kepada Pemerintah Belanda, jika harganya
ditaksir melebihi pajak yg harus dibayarkan (artinya ada kelebihan uang) maka
sisa nya dikembalikan kepada rakyat.
6.
Kegagalan
panen yg bukan diakibatkan oleh kesalahan petani akan ditanggung oleh
pemerintah
7.
Bagi
rakyat yg tidak punya tanah, akan dipekerjakan di pabrik-pabrik pemerintah
selama 65 hari / tahun.
8.
Pelaksana
Cultuur Stelsel di lapangan adalah penguasa pribumi (orang Indonesia) sementara
orang Belandanya hanya sebagai pengawas. (enak aja tinggal ongkang kaki)..
Namun pada prakteknya ke 8
ketentuan di atas dilanggar oleh Belanda. Luas tanah yg digunakan untuk Cultuur
Stelsel bahkan lebih dari 1/5. Tanah yg digunakan tetap dipajakin, gagal panen
kagak diganti (kan petani udah habis duit buat modal tanam, gagal panen ya
makin miskin udah). Yg ga punya tanah malah ga hanya 65 hari kerja di pabrik
bahkan lebih dari itu. Pokoknya prakteknya sama sekali tidak seperti teori yg
di atas….
Dampaknya apa ya pak, system
Cultuur Stelsel ini???
a.
Positif
1. Rakyat Indonesia mengenal jenis
tanaman baru
2. Rakyat Indonesia mengenal jenis
tanaman dagang yg bisa diekspor
b.
Negatif
1. Kemiskinan dan penderitaan fisik
dan mental yg berkepanjangan (ya gimana ngga, kerja di pabrik kagak dibayar,
gagal panen kagak diganti, hasil tanah dikasi semuanya sama Belanda, miskin
udah)..
2. Beban pajaknya sangat berat
3. Kegagalan panen padi.
4. Kelaparan dan kematian
5. Jumlah penduduk Indonesia menurun
(ya iyalah ga bisa makan, dipaksa kerja, ngutang bwt modal nanam, gagal panen
dsb).
40
tahun system ini berjalan tanpa ada yg berani melawan, bisa kita rasakan
pahitnya. Ini menunjukkan betapa penjajahan model Belanda tidak meninggalkan
kebaikan melainkan airmata dan sumpah serapah..
Pak tapi ada yg diuntungkan ga? Ada
lah. Siapa lagi kalau bukan Belanda. Kas Negara mereka terisi penuh. Kebanyakan
hasil dari CUltuur Stelsel ditransfer ke Belanda, digunakan untuk ngebangun tu
negeri, bangun jalur kereta api, bendungan, jalan raya dsb. Makanya sekarang
mereka mestinya ga bisa songong ke kita, karena bangsa itu sedikit banyaknya
dibangun di atas air mata dan keringat bangsa Indonesia, mereka mestinya sadar
akan hal itu.
Lalu apakah kita perlu ambil balik itu
pak? Ya gausah lah. Kita lebih baik belajar untuk mengampuni, dan belajar untuk
tidak jatuh dalam pola “penjajahan” yg sama. Karena negeri yg bernama Indonesia
ini, masih “sekaya” Indonesia dulu, jadi masih ada kemungkinan bangsa lain
menjadikan kita sebagai tujuan eksploitasi mereka. Kita yg sudah belajar
sejarah, harus waspada dan mengusahakan kekayaan yg kita punya untuk
sebesar2nya kemakmuran rakyat Indonesia…..
Jbu guys, silahkan belajar dari
sini saja.. Bapak sengaja bikin sesantai ini dan sepanjang ini agar kalian tahu
benang merahnya. Jangan belajar ini hanya untuk dapat nilai bagus, nilai bagus
bukan tujuan belajar, itu hanya bonus dalam belajar…
Sorry kalau kepanjangan, usahakan
ga ngeluh ya………
Komentar
Posting Komentar