Bahan Ualngan Harian II, sejarah peminatan kelas X IPS.
Manusia Praaksara dan kebudayaanya
Beberapa minggu lalu kita sudah membahas tentang berbagai jenis
manusia awal yang ada di Indonesia juga di beberapa belahan dunia lain seperti
China, Afrika hingga Eropa.
Kita sudah “berkenalan” dengan Manusia Peking, Homo Habilis,
Cromagnon, hingga Manusia jenis Neanderthalensis.
Tentu saja sebagai manusia, mereka punya kemiripan dengan
manusia zaman sekarang yaitu bersifat dinamis, dalam arti membangun
kebudayaannya sendiri.
Hal ini ditunjang oleh kemampuan manusia itu sendiri untuk
berpikir. Berpikir membuatnya berani meningalkan kebudayaan lama yang sederhana
menjadi budaya yang maju dan berperadaban tinggi. Kita akan membahas peradaban
apa saja yg mereka bentuk dan apakah masih ada tinggalannya di masa sekarang
ini.
Kebudayaan manusia awal ini disebut juga kebudayaan zaman
Pra-Aksara (Nirleka) atau zaman di mana manusia belum mengenal tulisan. Dari
mana kita tahu kebudayaan mereka jika mereka belum mengenal tulisan? Ya dari
benda-benda yang diperkirakan berasal dari zaman mereka, ratusan ribu tahun
yang lalu.
Batu, kayu, sisa makanan, gambar-gambar di dalam gua,
tulang-tulang hewan, bahkan benda-benda yg terbuat dari logam, menjadi sumber
utama kita untuk menentukan jenis kebudayaan seperti apa yang mereka telah
buat. Mari kita lihat satu per satu…..
1)
Masa berpindah (nomaden),
berburu dan mengumpulkan makanan (food gathering)..
Zaman ini
disebut juga zaman Paleolitikum (batu tua). Zaman ini ditandai dengan kebiasaan manusia
berpindah2 dari satu tempat ke tempat lain, alat-alat kehidupannya masih
sangat sederhana, kasar dan belum dibentuk. Contoh alat
yg digunakan pada zaman ini: kapak genggam, Flakes
(batu serpih) dan juga tanduk hewan. Pada
zaman ini, manusia masih hidup secara nomaden(berpindah-pindah), berburu dan menangkap
ikan.
2)
Masa berpindah (nomaden),
berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut.
Zaman ini disebut
juga zaman Mesolitikum. Manusia pada zaman ini sudah mulai
mencari tempat berteduh di goa. Hal ini dapat diketahui
dengan ditemukannya goa tempat tinggal (Abris sous Roche) oleh
Van Stein Callenfels. Callenfels juga menemukan tumpukan kulit
kerang yg sudah membukit disebut Kjokkenmoddinger (sampah
dapur). Salah satu contohnya adalah Goa Leang-Leang Pattakere di Maros,
Sulawesi. Di dalam Goa itu terdapat gambar2 tangan dan hewan yg diperkirakan
merupakan peninggalan manusia praaksara di Sulawesi.
Alat-alat yg digunakan
pada masa ini adalah kapak sumatera(pebble). Selain
itu ada juga kapak pendek dan batu
penggilingan.
3. Masa
menetap dan memproduksi makanan sendiri.
Zaman ini dibagi menjadi dua
bagian, yaitu Neolitikum dan Megalitikum.
A.
Zaman Neolitikum: Zaman ini disebut juga zaman batu
muda. Pada zaman ini alat-alat batu yang digunakan sudah diperhalus,
dan berbentuk. contohnya adalah Kapak persegi atau Beliung
persegi. Manusia pada zaman ini sudah mulai tinggal menetap,
dengan mendirikan tempat tinggal yg masih sederhana dengan atap jerami dan
berbentuk bulat. Masyarakat ini juga sudah mengenal sistem bercocok
tanam, meskipun masih sangat sederhana. Contoh: Peradaban Kendenglembu
(Banyuwangi) dan Kalumpang (Sulawesi).
B.
Zaman Megalitikum: Zaman ini disebut juga zaman
batu besar.
Masyarakat
di zaman ini sudah menghasilkan alat-alat kebudayaan yang terbuat
dari batu besar yang kebanyakan digunakan sebagai upacara
keagamaan. Ini berrati manusia pada zaman ini telah mengenal sistem
kepercayaan (kepada roh nenek moyang).
Alat-alat
yang terbuat dari batu besar, seperti Sarkofagus (kubur batu), dipercaya digunakan sebagai tempat
meletakkan mayat (kubur). Selain Sarkofagus, kita juga mengenal Menhir.
Menhir adalah bangunan berupa tugu batu, yang digunakan sebagai
tempat untuk menghormati roh nenek moyang. Menhir masih bisa kita
lihat di Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan.
Selain
Sarkofagus dan Menhir ada pula Dolmen dan Punden Berundak-undak.
Fungsi Dolmen dan Punden Berundak-undak hampir sama yaitu sebagai
tempat pemujaan roh nenek moyang. Tetapi kemungkinan
besar, Punden Berundak-undak digunakan sebagai tempat ibadah dan Dolmen
digunakan sebagai tempat meletakkan persembahan kepada roh nenek moyang.
3)
Masa Pertukangan (Logam)
Pada masa ini manusia,
tidak hanya menggunakan alat-alat yang terbuat dari batu dan tulang. Tapi sudah
mulai mengenal teknologi pertambangan sederhana dan pengolahan logam. MAsa ini
dianggap sebagai masa yang paling modern dalam peradaban manusia pra-akasra.
Mari kita lihat apa saja yang berhasil mereka buat pada zaman Logam ini.
A.
Zaman Logam :
Pada zaman ini alat-alat penunjang kehidupan manusia tidak lagi didominasi oleh
alat yang terbuat dari batu, tetapi beralih kepada alat-alat yang terbuat
dari logam, baik itu besi atau tembaga.
Uniknya alat-alat logam ini telah
bernilai seni tinggi. Hal ini terlihat dari corak dan bentuk nya.
Nekara dan Moko adalah
dua contoh alat zaman Logam. Nekara berfungsi sebagai perlengkapan
upacara pemujaan nenek moyang. sedangkan Moko adalah Nekara
tapi yg ukurannya lebih ramping (kecil). Fungsi dari Moko
adalah sebagai mas kawin, tapi juga bisa digunakan sebagai alat musik karena
berbentuk genderang. Moko masih bisa ditemukan pada masyarakat Alor,
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Manusia zaman ini terutama di Indonesia telah mengenal 2 teknik
percetakan logam yaitu :
1.
A Cire Perdue.
Teknik
ini dibuat dengan menggunakan cetakan yg diberi lilin di bagian tengahnya.
Lilin tersebut kemudian dilapisi tanah liat dan diberi lobang di bagian
bawahnya. Kemudian tanah liat tersebut dibakar, sampai lilin di bagian
tengahnya meleleh dan meninggalkan ruang kosong. Kemudian kita tuangkan cairan
logam ke dalam cetakan tadi. Kemudian didinginkan, dan cetakannya dihancurkan.
Jadi
kita hanya bisa gunakan cetakan ini dalam satu kali pemakaian.
2.
Bivalve
Bi
berarti 2. Teknik ini dilakukan dengan membuat 2 bentuk cetakan dan menyisakan
ruang kosong ditengah2 kedua cetakan tersebut. Kemudian dua cetakan tersebut
disatukan dan dimasukkan cairan logam. Kemudian didinginkan, setelah itu, dua
cetakan tadi dibuka (dipisahkan) hingga meninggalkan logam yg telah berbentuk
cetakan yg kita inginkan. Karena terdiri dari 2 cetakan, kita bisa gunakan
cetakan ini berkali-kali.
================================================================
Ternnyata ala-alat
bantu manusia yang telah kita singgung di atas, tidak semuanya merupakan budaya
asli Indonesia. Beberapa dari alat tersebut berasal dari luar Indonesia.
Kemungkinan besar, alat-alat tersebut dibawa oleh orang-orang Yunan yang
berpoindah ke Selatan, ke Vietnam kemudian ke Indonesia.
Berikut beberapa pusat kebudayaan tersebut:
1. Bacson
Hoa Binh : Kapak Genggam, Kapak Tulang dan Batu Serpih diperkirakan berasal
dari Bacson-Hoa Binh
2. Dongson
: Kapak Perunggu dan kesenian logam lain kemungkinan berasal dari DOngson dan
dibawa oleh bangsa Deutro Melayu (Melayu Muda)
3. Sahuyn-Kalanay
: Kesenian GErabah yang digunakan sebagai peti mayat dan wadah air yg terbuat
dari tanah liat diperkirakan berasal dari Sahuyn Kalanay di Vietnam.
Jadi kesimpulannya jenis manusia yang hidup di setiap zaman
tersebut adalah seperti yang ada di bawah ini:
1. Paleolitikum : Megantropus Paleojavanicus dan Seluruh
jenis Pitecantropus
2. Mesolitikum : Homo Sapiens dan Austromelanosoid
3. Neolitikum
: Proto Melayu
4. Megalitikum
:Proto Melayu
5. Logam :
Deutro Melayu ….
Komentar
Posting Komentar