Bahan UAS Semester Genap Sejarah Wajib Kelas XI, Rabu 01 Juni 2016.
Setelah mampu
menguasai wilayah Asia Tenggara selama hampir 3 tahun, Jepang mulai kewalahan
menghadapi serangan tentara sekutu terutama Amerika Serikat. Sekitar akhir
tahun 1944 dan awal tahun 1945, satu per satu pulau-pulau yang berhasil
dikuasai Jepang jatuh ke tangan pasukan Amerika Serikat. Pulau Saipan, Luzon,
Kepulauan Marshal, Papua New Guinea, Manila dan terakhir Iwo Jima jatuh ke
tangan sekutu.
Jepang
akhirnya memikirkan cara agar tentara mereka tidak kewalahan menghadapi
serangan dua arah. Pertama dari serangan sekutu, kedua kemungkinan serangan dari
negara-negara jajahan mereka, seperti misalnya indonesia. Akhirnya Pemerintah
Jepang memutuskan untuk memberi “janji” kemerdekaan kepada Indonesia, meskipun
belum jelas kapan tanggal dan waktunya.
Pak saya masih
bingung, kenapa ada kemungkinan serangan dari negara2 jajahan Jepang misalnya
Indonesia? Ya, karena dengan mendengar berita bahwa Jepang sudah semakin
terdesak dalam perang dan ada kemungkinan kalah, itu artinya Indonesia punya
peluang untuk melakukan serangan balik kepada tentara Jepang untuk mendapatkan
kemerdekaanya, tapi sebelum semua itu terjadi, Jepang sudah memberikan janji
kemerdekaan, sehingga “emosi” Indonesia dapat diredam.
Oke, janji
kemerdekaan itu kemudian diikuti dengan langkah nyata. Letnan Jenderal Kumakici Harada,
mengumumkan pembentukan Docuritsu Junbi Cosakai atau Badan
Penyelidik Usaha Kemerdekaan (BPUPK Tugas dari badan ini adalah melakukan
penyelidikan dan persiapan untuk Indonesia yang akan merdeka di kemudian hari.
Badan ini beranggotakan tokoh-tokoh pemimpin Indonesia namun masih tetap
beranggotakan orang-orang Jepang.
Salah satu hal
yang dibahas dalam sidang BPUPK adalah tentang perumusan Undang-Undang Dasar
negara Indonesia yang akan merdeka. Sidang pertama tanggal 29 Mei 1945,
membahas tentang Dasar Negara Indonesia yang akan dicantumkan dalam UUD
Indonesia tersebut. 3 orang tokoh BPUPK menyampaikan gagasannya tentang Dasar
Negara tersebut, yaitu, Mohamad Yamin, Prof. Soepomo dan Ir. Soekarno.
Soekarno
menawarkan 5 dasar yang kemudian akan dikenal dengan sebutan Pancasila dalam
sidang tanggal 01 Juni 1945 (besok guys, inget ya, hari lahir Pancasila)..
Kelima dasar tersebut antara lain: Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau
Perikemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial dan Ke-Tuhanan
Yang Maha Esa.
Oke, singkat
cerita, pada pertengahan tahun 1945, pada masa-masa sidang BPUPK sedang
berjalan, keadaan Jepang semakin terpuruk, pasukan sekutu semakin berjaya dan
mampu mendesak kekuatan pasukan Jepang, terlebih karena sekutu Jepang di eropa
yaitu Hitler dan Musolini sudah kalah, jadi ga ada yg bisa bantu mereka lagi.
So untuk memastikan dukungan dari rakyat Indonesia, Jepang membubarkan BPUPK
dan menggantinya dengan Docuritsu Juni Inkai atau Panitia
Persiapan Kemerdekaan. Atau lebih dikenal dengan PPKI. Tujuan dari
pembentukan PPKI ini adalah untuk menunjukkan keseriusan Jepang tentang janji
kemerdekaan yg pernah mereka ucapkan.
Tapi ternyata
ada sekelompok anak-anak muda yang dipimpin oleh Sutan Syahrir yang mengetahui
informasi kekalahan Jepang. Mereka ini kemudian disebut sebagai golongan muda.
Mereka ingin agar kemerdekaan Indonesia secepat mungkin diproklamasikan, tanpa
campur tangan Jepang. Menurut mereka kalau Proklamasi dilakukan oleh anggota
PPKI maka kemerdekaan Indonesia merupakan hadiah dari Jepang, karena PPKI
adalah bentukan Jepang, kaum muda ini mau kemerdekaan yang 100 % diperjuangkan
oleh anak bangsa, bukan hadiah dari siapa pun apalgi Jepang.
Sementara itu
Soekarno sebagai pemimpin PPKI dan salah satu anggota golongan tua tidak setuju
dengan ide anak2 muda tersebut. Menurutnya ide itu dangat berbahaya dan bisa
menimbulkan pertumpahan darah, karena Jepang belum benar-benar kalah, artinya
kalau Indonesia Proklamasi terburu-buru pemerintah Jepang di Indonesia akan
marah (ngerti ya,,...)
Sebenarnya
kedua pandangan ini benar adanya, golongan tua tidak mau terburu2, golongan
muda ingin kemerdekaan 100 %, tanpa rapat PPKI. Namun pada akhirnya perbedaan
pandangan ini diwarnai dengan insiden Rengasdengklok. Pada subuh hari tanggal
16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta diculik para pemuda ke Rengasdengklok.
Mereka beralasan tanggal 16 Agustus 1945 siang akan ada revolusi di Jakarta,
maka untuk menjaga keselamatan Soekarno dan Hatta, perlu dibawa ke tempat aman
di Rengasdengklok.
Namun ternyata
hingga sore tanggal 16 Agustus tidak ada revolusi, hingga Ahmad Subarjo datang
ke Rengasdengklok untuk menjemput Bung Karno dan Hatta. Beliau menjanjikan
kepada para pemuda bahwa Proklamasi akan dilakukan esok, Subarjo “menjaminkan”
nyawanya sebagai bukti keseriusan. Akhirnya para pemuda mengijinkan Bung Karno
dan Hatta kembali ke Jakarta.
Sesampainya di
Jakarta, Soekarno menemui salah seorang pemimpin Jepang di Jakarta yaitu Nishimura.
Soekarno menagih “janji” yg pernah Jepang berikan. Namun ternyata
kemarinnya (15 Agustus) Kaisar Jepang Hirohito sudah mengumumkan penyerahan
Jepang kepada sekutu. Sebagai pihak yg kalah Jepang harus patuh kepada perintah
sekutu, perintahnya adalah menjaga keadaan tetap damai, tanpa ada perubahan.
Atau istilahnya menjaga status quo, sampai nanti tentara sekutu kembali lagi ke
Indonesia.
Keadaan ini
berarti “lampu merah” untuk kemerdekaan Indonesia. Proklamasi merupakan sebuah
cara untuk merubah status quo, yang pasti dilarang Jepang. Nishimura menolak “merestui”
Proklamasi Indonesia. Soekarno merasa tidak ada lagi niat baik dari Jepang,
Indonesia harus berjuang sendiri. Malam itu juga (16 Agustus) di rumah salah seorang pemimpin tentara Jepang
yang bersimpati kepada Indoensia yaitu Laksamana Maeda, Soekarno dan Hatta
merumuskan naskah Proklamasi.
Soekarno,
Hatta dan Ahmad Subarjo berhasil merumuskan naskah Proklamasi yang kita kenal
sekarang. Esoknya naskah itu dibacakan oleh Soekarno di halaman depan rumah
Bung Karno (sekang jadi tugu proklamasi yg kemaren kita jalan-jalan). Setelah
pembacaan Proklamasi, dikibarkan lah bendera merah putih oleh Latif
Hendrangingrat dan Suhud.
Oke mari kita
bernafas sejenak.......
Indonesia sudah merdeka. .....
lalu apa yg kemudian harus dilakukan?????
Esoknya,
18 Agustus 1945 PPKI bersidang dengan menghasilkan 3 keputusan
1. Mengangkat
Soekarno sebagai Presiden dan Moh. Hatta sebagai wakilnya
2. Mengesahkan
UUD 1945, yg dulu pernah dibahas di BPUPK.
3. Membentuk
Komite Nasional.
19 Agustus PPKI bersidang lagi
dengan hasil :
1. Membagi
Indonesia menjadi 8 Provinsi : Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa timur,
Sumatera, Sulawesi, Maluku, Kalimantan dan Sunda Kecil.
2. Membentuk
Komite
Indonesia Daerah
3. Membentuk
12
Kementrian Negara yang nanti akan membantu Presiden dalam kabinetnya.
3 hari kemudian PPKI bersidang
lagi dan menghasilkan keputusan :
1. Membentuk
Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
2. Membentuk
BKR
(Badan Keamanan Rakyat). BKR dipimpin oleh Supriyadi. Nanti BKR berubah jadi Tentara Keamanan Rakyat
(TKR) karena tentara AFNEI (tentara sekutu) masuk ke Indonesia. Jadi Badan
Keamanan Rakyat dianggap kurang tepat dalam menghadapi tentara sekutu,
Indonesia butuh organisasi tentara makanya dibentuklah TKR. Selain TKR juga nanti dibentuk Jawatan Kepolisian
yg dipimpin oleh Soekanto Tjokromadiatmojo.
3. Membentuk
Partai Negara yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI) sebagai partai tunggal. Nanti
melalui masklumat Wakil Presiden 03 November 1945, pemerintah memberikan izin
kepada rakyat untuk mendirikan patai politik. Sejak itu PNI tidak jadi partai
tunggal lagi, berikut beberapa partai itu: Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia),
Partai Komunis Indonesia, Partai Kristen Indonesia, Partai Nasional Indonesia
dsb.
II. Reaksi
terhadap Proklamasi
a. Peristiwa
IKADA
Rakyat Indonesia di Jakarta
meminta agar Presiden Soekarno menemui mereka. Maka Soekarno memenuhi
permintaan itu. Diadakan lah sebuah rapat raksasa di Lapangan IKADA (sekarang
Monas) di mana ribuan rkayat berkumpul menanti pesan dan perintah dari
Soekarno. Rpaat ini diawasi ketat oleh pasukan Jepang. Soekarno naik ke
panggung dan mengucapkan pesan singkat “percayakan segala sesuatunya kepada
pemerintah (Soekarno), rakyat harus patuh kepada perintah dan disiplin”.
Kemudian Soekarno memrenitahkan kepada massa untuk kembali ke rumah masing2,
dan mereka menurut.
b. Pertempuran
5 hari di Semarang.
Rakyat Indonesia di Semarang yang
merasa Indonesia sudah merdeka menangkap dan mememenjarakan tentara Jepang di
Semarang. Namun beberapa dari tawanan itu melarikan diri akhirnya terjadilah
perang.
WOW Panjang ya...... lanjut lagi
........
III. Revolusi dan Diplomasi.
Proklamasi
Indonesia mendapat penolakan dari Jepang dan Sekutu (Belanda ada di dalamnya).
Jepang menolak, karena Proklamasi Indonesia merubah status quo, Jepang tugasnya
menjaga status quo, kalau dilanggar mereka akan dihukum sekutu sebagai pemenang
perang.
Sementara
itu sekutu (Inggris, Belanda dan Amerika Serikat) menolak Proklamasi, karena
Proklamasi berarti memerdekakan Indonesia, kalau Indonesia merdeka mereka tidak
akan bisa lagi menguasai negeri kaya ini. Makanya mereka minta Jepang jagain
Indonesia sampai mereka nanti balik lagi ke Indonesia.
Pak saya bingung.. Oke Setelah menyerah
kpd sekutu 15 agustus 1945, tentara Jepang masih berkuasa di Indonesia, tapi
posisinya mereka hanya sebagai alat atau “anak buahnya” sekutu sampai nanti
sekutu nyampe di Indonesia. Tentara sekutu yang pertama nyampe di Indonesia adalah
tentara Inggris, tentara ini dinamakan tentara AFNEI (Allied Forces for Netherland East
Indies). Oh iya AFNEI ini tentara gabungan ya. Di dalamnya ada tentara Inggris,
termasuk tentara Belanda dan India. Tapi kebanyakan tentara Inggris.
1.
Menerima penyerahan kekuasaan dari Jepang.
2.
Membebaskan tentara Belanda yang ditawan oleh Jepang
3.
Melucuti tentara Jepang serta mengumpulkan mereka untuk kemudian
dikembalikan ke Jepang.
4.
Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai Indonesia
hingga nanti diberikan kepada Belanda.
5.
Mengumpulkan keterangan tentang penjahat perang dan menuntut mereka di
pengadilan.
Oke lanjut,
pak kenapa rombongan tentara dalam jumlah yang banyak bisa masuk ke Indonesia
dan diizinkan oleh pemerintah Indonesia (Soekarno). Oke, jadi pemimpin AFNEI
ini yg namanya Sir Philip Christinson sebelum masuk ke daratan Indonesia ketemu
dengan Soekarno. Dia menyampaikan bahwa tidak ada maksud lain dari tentara
AFNEI ke Indonesia selain melakukan tugasnya yaitu nomor 1,2 dan 3. Tugas 1,2
dan 3 itu kan tugas mulia dan ga “mengganggu” kedaulatan Indonesia, makanya
Soekarno izinkan tentara itu masuk ke Indonesia. Eh, ga disangka ga diduga, AFNEI
“membawa” serta orang-orang Belanda yg disebut NICA, dan nanti ketika mereka
udah sampai di beberapa kota, mereka bebasin tentara Belanda yg selama perang
(1942-1945) ditawan oleh Jepang. Dan lebih parahnya lagi, tentara AFNEI
memberikan senjata kepada tawanan yg baru dibebaskan itu, parah ga tuh..
Tapi udah keburu masuk kan......., akhirnya terjadilah konflik antara rakyat
setempat dengan tentara AFNEI.
1. Surabaya
Tentara AFNEI tiba di Surabaya dipimpin oleh AWS Mallaby. Mereka diizinkan
masuk karena mereka berjanji hanya akan mengangkut tentara Jepang yang ada di
Surabaya dan memulangkan mereka ke negaranya. Akhirnya AFNEI diizinkan masuk
Surabaya. Namun AFNEI ingkar janji, mereka malah bebasin tentara Belanda yang
lagi ditawan namanya Kapten Huyer, dan mereka diberi senjata oleh AFNEI.
Nantinya Kapten Huyer dan teman2nya, mengambil alih Kantor Pos Pusat dan Gedung
Internatio di Surabaya. Gedung2 itu merupakan gedung penting di Suarabaya. Akhirnya
terjadilah konflik atau perang pertama antara rakyat Surabaya dengan AFNEI.
Konflik akhirnya berhenti setalah Bung Karno datang ke Surabaya dan
berunding dgn pemimpin AFNEI. Akhirnya dicapai kesepakatan damai.
Akhirnya kedamaian berhasil dicapai di beberapa tempat. Namun pada satu
waktu ketika AWS Mallaby dan pengawalnya berkeliling Surabaya menyampaikan pesan
damai, mobil yg ditumpanginya meledak oleh bom. Wafatnya AWS Mallaby membuat Inggris
marah. Mereka kasi batas waktu hingga 10
November untuk rakyat Surabyaa menyerah. Kalau tidak akan diserang habis2an.
Rakayat Surabaya menolak menyerah, akhirnya terjadilah pertempuran yang dikenal
dengan pertempuran 10 November.
2.
Pertempuran di Medan dan Ambarawa
Pemimpin AFNEI yang tiba di Medan adalah TED Kelly. Di sana juga terjadi
konflik akibat AFNEI membebaskan tawanan Jepang dan mempersenjatainya.
3.
Pertempuran Ambarawa
Ambarawa penting bagi Indonesia, karena merupakan jalur menuju Jogjakarta
dan Surakarta. Maka tempayt itu harus dipertahankan habis2an. Di Ambarawa
pertempuran terjadi Letnan Kolionel Isdiman gugur, digantikan oleh Kolonel
Sudirman dna berhasil memukul mundur pasukan AFNEI ke Semarang.
4.
Bandung Lautan Api.
Bandung juga ingin dikuasai oleh pasukan AFNEI. Pada awalnya mereka membagi
Bandung menjadi dua yaitu Bandung Utara dan Selatan, rakyat Indonesia di Bandung
Utara harus mundur ke Bandung Selatan. Terjadilah konflik antara tentara
Indonesia di bawah pimpinan AH Nasution dengan AFNEI. Pada perkembangannya
AFNEI ingin rakyat Bandung keluar 11 kilometer dari Bandung Selatan atau dengan
kata lain mengusir rakyat Bandung. Rakyat patuh. Namun sebelum mereka keluar,
mereka bakar kota bandung selatan agar tidak ada fasilitas dan harta mereka yg
bisa digunakan oleh pasukan AFNEI.
Oke,,, capek juga ya ngetik ini.... lanjut....
Indonesia sudah melihat betapa
banyaknya rakyat yang gugur dalam mempertahankan kemerdekaan yang sudah
diproklamasikan 17 Agustus 1945. Pertempuran di Surabaya, Bandung, Medan,
Padang, AMbarawa dan Semarang meninggalkan korban jiwa yang tidak sedikit. Maka Indonesia melihat jalan lain untuk
menghentikan perang dan sekaligus mendapatkan pengakuan kemerdekaan dari
Belanda. Jalan itu disebut jalan diplomasi atau jalan politik dengan cara
bernegosiasi atau mengajak Belanda untuk berbicara.
Namun sebelum itu semua
terjadi Belanda sudah menolak berdiplomasi jika Indonesia masih dipimpin oleh
Soekarno. Mereka merasa bahwa Soekarno adalah kolabolator Jepang atau
bekerjasama dengan Jepang, yang selama perang merupakan musuh Belanda.
Indonesia punya jalan lain. Melalui Maklumat pemerintah tanggal 14 November
1945 pemerintah menyatakan merubah bentuk pemerintahan Indonesia dari
Presidensil menjadi Parlementer. Artinya Kabinet bertanggungjawab kepada
Parlemen bukan kepada Presiden. Akhirnya Soekarno tidak lagi sebagai kepala
pemerintahan, Kepala pemerintahan akhirnya diberikan kepada seorang Perdana
Menteri yaitu Sutan Syharir. Syahri dikenal sebagai tokoh yang anti Jepang.
Strategi ni berhasil Belanda mau berunding dengan Indoensia yang dipimpin
langsung oleh Perdana Mneteri Syahrir.
Tapi pertemuan pertama
Februari 1946 tidak menghasilkan apa2. Belanda ngotot dengan kemauannya, dan
Indonesia menolak kemauan itu. Belanda ingin agar Indonesia berbentuk Federasi
(negara-negara bagian) dengan maksud agar Belanda dapat menguasai Indonesia dengan
mudah. Keinginan Belanda ini kemudian diimplementasikan melalui Konfrensi
Malino.
Dalam Konfrensi ini perwakilan Indonesia tidak diundang, yang diundag hanya
perwakilan raja-raja dari seluruh Indonesia. Mereka dijanjikan Belanda untuk “menghidupkan”
kembali kerajaan2nya. Belanda melakukan ini tidak lain untuk memecah belah
Indonesia.
Namun pada perkembangannya,
Belanda tetap mau berunding maka diadakanlah perundingan di Linggajati.
Indonesia dipimpin oleh Syahrir, Belanda dipimpin oleh Van Mook. Hasil dari
perundingan ini adalah :
1.
Belanda mengakui Indonesia secara De
Facto meliputi, Jawa, Sumatera dan Madura
2.
Belanda akan meninggalkan wilayah
Indonesia (Jawa, Sumatear, Madura) paling lama 1 Januari 1949
3.
Membentuk Federasi bernama Republik
Indonesia Serikat
4.
Indonesia dan Belanda sepakat
membentuk Uni Indonesia-Belanda di mana Ratu Belanda sebagai Kepalanya.
Namun bukannya mematuhi isi
perjanjian, Belanda malah melakukan serangan militer (Agresi militer) yang
pertama ke wilayah Indonesia. Hal ini dilakukan semata2 untuk mempersempit
wilayah kekuasaan Indonesia dan menguasai wilayah Indonesia.
Namun karena Agresi ini, dunia
internasional memalingkan matanya ke Indonesia. India dan Asutralia mendesak
agar masalah Indonesia dan Belanda dibawa ke PBB. Akhirnya PBB setuju membahas
masalah itu dan membentuk Komisi Tiga Negara untuk menjadi penengah atas
konflik Indonesia dan Belanda.
Komis Tiga Negara ini terdiri dari 3 Negara yang dipilih oleh Belanda dan
Indonesia.
1.
Australia : Ricahrd Kirby (Australia
dipilih Indonesia)_
2.
Belgia : Paul Van Zeeland (Belgia
dipiliuh Belanda)
3.
Amerika Serikat : Frank Graham. (Amerika
Serikat dipilih Indonesia dan Belanda).
KTN mendesak
agar Belanda mau berunding dengan Indonesia. Maka diadakanlah perundingan
lanjutan di Kapal Perang Amerika Serikat bernama USS Renville (karena Kapal itu
dianggap sebagai tempat yang netral). Delegasi Indonesia dipimpin oleh
Perdana Menteri Amir Syarifudin.
Perjanjian ini juga sangat merugikan Indonesia karena wilayah Indonesia
semakin sempit. Mengapa? 1. Karena selama Agresi Militer Belanda 1 kan, Belanda banyak
menguasai wilayah Indonesia, seperti Sumatera timur (Medan), Palembang,
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, nah Belanda ga mau kalau di Perjanjian
Renville wilayah yang sudah mereka kuasai itu dibalikin ke Indonesia.2. Mereka juga mendesak agara tentara Indonesia
yang masih ada di wilayah itu untuk ditarik keluar. (parah banget ya..... ). 3.
Indoensia juga setuju untuk membentuk Negara Indonesia Serikat pada masa
peralihan. 4. Dan parahnya Indonesia dipaksa untuk mengakui wilayahnya sendiri
yang berhasil dikuasai Belanda selama Agresi menjadi milik Belanda. Trus orang2
Indonesia di wilayah itu gmna? Nanti akan diadakan jajak pendapat (plebisit)
mereka mau gabung Indonesia atau Belanda. Itu semua isi Perjanjian Renville,
merugikan banget kan...Tapi atas jaminan KTN Indoensia menerima Perjanjian itu.
Diterimanya Perjanjian itu
berarti Indoensia harus rela kehilangan wilayah pentingnya, dan harus bersedia
menarik pasukannya dari wilayah itu. Muncullah berbagai reaksi dari kalangan
orang Indonesia. Salah satunya dari PKI (Partai Komunis Indonesia). Mereka
menolak Perjanjian Renville ini. Mereka
merasa bahwa Pemerintah Indonesia sangat lemah dlaam menghadapi Belanda sehingga
mau menerima Perjanjian Renville, padahal jelas-jelas merugikan. Mereka merasa
perlu dibentuk negara Indoensia yang kuat yaitu negara Soviet indonesia
(Komunis) yang mampu melawan Belanda. Maka mereka memproklamasikan Negara
Soviet Indonesia. Namun pemberontakan ini (Juli 1948) mampu dipadamkan tentara
Indonesia.
Belum habis penderitaan setelah
Perjanjian Renville dan Pemberontakan PKI 1948, muncul lagi Agresi Militer
Belanda yang kedua, bulan Desember 1948. Kali ini Belanda ingin menguasai
wilayah Indonesia yang belum berhasil mereka kuasai selama Agresi Militer yang
pertama. Pada agresi kali ini, Belanda berhasil menguasai Ibukota Indonesia
Jogjakarat (karena Jakarta tidak aman, Soekarno memindahkan Ibukota ke Jogjakarta
pada tahun 1946). Indonesia sudah habis? Kalah Presidennya ditawan dan
diasingkan ke Parapat dan BerastagiSumater utara.
Eitttt tunggu dulu Indonesia
belum tamat. Soekarno sudah memeperkirakan hal ini terjadi. Sebelum ditawan
Belanda Soekarno sudah mengirimkan kawat telegram kepada Syafrudin
Prawiranegara untuk membentuk Pemerintah Darurat republik Indonesia di Bukit
Tinggi, Sumater Barat. Selain itu pada Maret 1949 di Jogjakarta diadakan serangan
militer kepada pasukan belanda, yang bertujuan untuk “mengirimkan” pesan kepada
dunia Internasional bahwa Indonesia masih ada.
Namun Tuhan berkehendak lain,
Belanda berpikir Agresi Militer kedua mampu menamatkan riwayat Indonesia.
Ternyata agresi ini menimbulkan reaksi keras dari dunia internasional yaitu PBB
dan terutama Amerika Serikat. Amerika Serikat mengacam akan mencabut bantuan
Marshal Plan kepada belanda, jika mereka tidak mau berunding dengan Indoensia. Akhirnya
Belanda mau berunding, yaitu perundingan Roem-Royen, isinya adalah 1.
Menghentikan pepernagan, 2 Mempersiapkan pertemuan berikutnya yang dikenal
sebagai Konfrensi Meja Bundar.
Diadakanlah Konfrensi Meja
Bundar (KMB) bulan Agustus 1949. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Bung Hatta. Yang
isinya :
1. Belanda mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai
negara berdaulat dan merdeka.
2. Status Irian
(Papua) akan diselesaikan setahun setelah pengakuan kedaulatan dilakukan.
3. Akan
dibentuk Uni Indonesia-Belanda berdasarkan kerjasama sukarela dan sederajat.
4. RIS mengembalikan
hak milik Belanda serta memberikan hak konsesi dan izin baru untuk
perusahan-perusahaan Belanda.
5. RIS harus
membayar semua utang-utang Belanda yang dibuat sejak tahun 1942.
Pada bulan Desember 1949, tepatnya 27 Desember 1949,
Ratu Belanda menandatangani Akta pengakuan kedaulatan atas Indonesia di
Amsterdam, Belanda. Pada saat itu Indonesia diwakili oleh Mohamad Hatta.
Hampir berakhir, tapi belum sedikit lagi... DI KMB kan
Indonesia setuju pembentukan RIS kan? Artinya Indonesia yang berbentuk Federal
atau terdiri dari negara-negara bagian. Nah pada perkembangannya setelah
penandatanganan akta pengakuan kedaulatan, rakyat dari negara2 bagian ini ingin
agar Indonesia menjadi negara kesatuan. Akhirnya dibentuklah Negara kesatuan
Republik Indonesia pada 17 Agustus 1950 hingga hari ini. Kok takut amat pak
sama negara Federasi??? Ya takutnya Indonesia mudah terpecah jika bentuknya
negara2 bagian..... Oke sampai di sini selamat belajar.. tolong dicetak dalam
ukuran huruf yang kecil biar ga kelihatan banyak........................
Komentar
Posting Komentar