Bahan UAS Sejarah Wajib kelas X, Semester Genap 2015-2016

A.     Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia.
Kelahiran Islam. Islam lahir di sebuah negara yang sekarang bernama Arab Saudi. Agama ini lahir dan diajarkan oleh Muhammad, yang bagi umat Islam merupakan Nabi terakhir yang dipilih oleh Allah  (Sebutan Tuhan dalam ISlam) sebagai wakilNYA di dunia.  Dikisahkan bahwa sekitar tahun 610 Masehi, Muhammad  menerima wahyu pertama (pesan/firman) dari Allah (Tuhan) di sebuah tempat yg bernama Gua Hira. Setelah itu, untuk lebih dari 20 tahun kemudian, wahyu-wahyu berikutnya disampaikan kepada Muhammad lewat berbagai cara. Kumpulan dari wahyu tersebut diingat oleh umat muslim awal, ada yg ditulis di atas pelepah dan daun pohon, hingga pada akhirnya dikumpulkan dan dituliskan dalam sebuah buku yg kita kenal sekarang sebagai Alquran. 
  Di bawah ini akan diterangkan apa saja kewajiban umat muslim yg dikenal juga dengan sebutan 5 rukun Islam:
a.    Menganut keyakinan kepada keEsaan Allah dan kerasulan Nabi Muhammad, dengan ikrar/janji iman : “Tiada Ilah selain Allah, dan Muhammad adalah rasul Allah”. Kalimat ini biasa diucapkan ketika seseorang baru masuk menjadi seoang muslim. 
b.    Shalat atau sembahyang selama 5 kali dalam satu hari.  
c.    Zakat/ sumbangan yg diberikan umat untuk membantu orang-orang yg membutuhkan.
d.  Puasa atau menahan diri dari hawa nafsu terutama makan dan minum, biasa dilakukan selama sebulan penuh ketika Bulan Ramadhan.
e.    Bagi umat yg mampu bisa melakukan aktivitas Haji ke Mekkah, Arab Saudi. Naik haji merupakan kewajiban, namun ada juga kunjungan ke Mekkah tapi bukan di bulan Haji yg disebut dengan Umrah. Umrah ini tidak termasuk ke dalam 5 rukun Islam. 
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ 
B. Teori masuknya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia berdasarkan waktu kedatangannya:
1          .      Abad ke-7 (Tahun 600an Masehi)
          Bukti : 
 -     Berita Cina (masa Dinasti Tang) : menyatakan ada banyak pedagang Tashih (Arab) di Cilifoci (Sriwijaya) pada abad ke -7.
-  Ditemukan Pekojan yaitu perkampungan muslim di Baros (Barus), pantai barat Sumatera, pada tahun674 M.
2          .      Abad ke-11 (Tahun 1000an Masehi)
          Bukti:
-          Nisan makam Fatimah binti Maemun di Leran, Gresik, berangka tahun 1082
3          .      Abad ke-13 (Tahun 1200an Masehi)
          Bukti:
 - Catatan Marcopolo (seorang pelaut Venesia, Italia) dalam bukunya yang berjudul “Imagomundi”, ia  pernah singgah di Perlak pada tahun 1292 dan mendapati para pedagang Islam.
 -          Nisan makam Sultan Malik al Saleh, Sultan Kerajaan Samudera Pasai, berangka tahun 1297
 -          Adanya upacara Tabot/ Tabuik, yang mirip dengan upacara di Persia pada abad – 13.

C.     Teori masuknya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia berdasarkan asal kedatangannya.

1.      Teori Gujarat.
Teori ini diungkapkan oleh para sarjana dan ahli dari barat (Eropa) seperti Snouck Hurgronye, J.P. Moquetta dan Pijnaple. Menurut para ahli ini, agama Islam di Indonesia berasal dari Gujarat (India bagian barat) sekitar abad 13 M. Menurut para ahli ini, pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam membawa Islam ketika berdagang ke Indonesia. Bukti-bukti yang mendukung teori ini didasarkan pada ditemukannya kesamaan pada batu nisan Sultan Malik Saleh dan Maulana Malik Ibrahim dengan nisan yang terdapat di Gujarat. Ini membuktikan bahwa Nisan tersebut diimpor dr Gujarat, atau setidaknya dibuat oleh orang Indonesia yang belajar Kaligrafi dari Gujarat.
Selain alasan di atas, kesamaan istilah Jaratan di Jawa untuk menyebut tempat makam juga dianggap berasal dari Gujarat. Semua bukti ini menjadi dasar berpikir untuk mengatakan bahwa Islam di Indonesia berasal dari Gujarat.

2.      Teori Makkah.
Teori ini mengatakan bahwa Islam di Indonesia langsung dibawa oleh orang muslim Arab dari Mekkah pada abad ke 7 Masehi, atau tidak jauh setelah kelahiran agama Islam itu sendiri. Teori ini dikemukakan oleh Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau HAMKA. Teori ini didasarkan pada hasil catatan bangsa Asing tentang adanya pemukiman pedagang Arab Islam di pesisir pantai Indonesia, seperti Aceh dll, pada abad ke 7 Masehi. 

3.      Teori Persia .
Teori ini menyatakan bahwa Islam di Indonesia berasal dari Persia (Negara Iran sekarang), hal ini dibuktikan dengan beberapa kesamaan ritual/tradisi antara Islam di Persia dengan Indonesia. Tradisi ini dilangsungkan setiap tanggal 10 Muharram Sumatera Barat yaitu Upacara Tabot (Tabuik). Selain di Sumatera Barat, sebuah Upacara memperingati wafatnya Husein Bin Ali (Cucu Muhammad) juga dilaksanakan di Bengkulu yaitu setiap tanggal 10 Muharram. Peringatan ini juga disebut dengan 1 Syura. Kedua Upacara ini merupakan ritual tahunan umat Islam di Persia atau Iran sekarang, karena kesamaan ini, para ahli menyebut Islam di Indonesia berasal dari Persia.

4.      Teori China
Teori ini mengatakan bahwa Islam dibawa dari China yaitu oleh pedagang2 China muslim. Bukti yang mendukung adalah di Semarang telah ada pemukiman orang2 China yg beragama Islam yg sekaligus menyebarkan agama Islam di Indonesia terutama Pulau Jawa. Klenteng Sam Po Kong, di Semarang dulunya merupakan Mesjid yg dibangun oleh para pedagang China Islam yg ada di Semarang. Selain itu sejarah juga mencatat Raja Demak, Kerajaan Islam pertama di Indonesia merupakan anak Raja Majapahit Brawijaya dengan ibu seorang putri dari China. Laksamana Ceng Ho, seorang muslim dan pelaut dari Kekaisaran China pernah bertandang ke Semarang untuk mengadakan kerjasama dengan kerajaan nusantara. 

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ 

Mengapa agama Islam mudah diterima orang Indonesia? Hal ini disebabkan oleh:
a.      Ajaran Islam datang dengan cara yang damai,
b.      Agama ini juga tidak mengenal sistem pembagian masyarakat atau kasta,
c.       Agama ini juga tidak punya syarat-syarat yang rumit untuk menjadi pemeluknya.
d.      Upacara dalam agama Islam juga jauh lebih sederhana daripada upacara dalam agama Hindu-Budha.
e.       Ajaran Islam yang masuk ke Indonesia juga telah disesuaikan dengan alam pikiran dan tradisi orang Indonesia.

D.     Saluran-saluran Penyebaran Islam.
1.      Perdagangan.
Perdagangan merupakan metode penyebaran Islam paling utama dan pertama. Menurut Tome Pires kegiatan perdagangan di nusantara sekitar abad ke 7 M sampai abad ke 16 lalu lintas perdagangan yang melalui nusantara sangat ramai. Dalam proses ini pedagang nusantara dan pedagang asing (Islam) dari Gujarat dan Timur Tengah (Arab dan Persia) bertemu dan saling tukar pengaruh. Sebagian dari pedagang asing ini tinggal di wilayah dekat pantai yang disebut Pekojan, lama kelamaan jumlah mereka pun semakin banyak dan memperngaruhi lingkungan sekitar mereka dengan ajaran Islam.Para pedagang ini kemudian menjalin hubungan dengan para adipati (bupati) setempat dan lama kelamaan masuk ke dalam lingkungan istana. Ketika para Raja dan bangsawan memeluk Islam maka rakyatnya akan dengan mudah mengikuti. Setelah masuk Islam, rakyat biasa, istana dan pedagang nusantara yang memeluk Islam itu pun menyebarkan Islam ke kota pelabuhan dan pesisir lain.

2.      Perkawinan.
Pedagang- pedagang asing dari Timur Tengah dan Gujarat tadi juga ada yang menikah dengan wanita-wanita pribumi bahkan dengan anggota keluarga kerajaan.  Wanita-wanita yang telah dinikahinya tersebut akan mengikuti suaminya masuk Islam dengan syarat mengucapkan kalimat Syahadat terlebih dahulu. Anak-anak hasil perkawinan tersebut akan mengikuti agama Islam yang dianut oleh kedua orangtuanya.

3.      Pendidikan.
Perkembangan Islam yang semakin meluas mendorong munculnya para ulama atau ahli agama Islam.  Para ulama ini menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan cara mendirikan pondok-pondok Pesantren di berbagai daerah.  Di pesantren para siswa dididik dan dibimbing oleh kiai untuk belajar berbagai macam ilmu agama seperti Alquran, Fikih, dan bahasa Arab. Saluran pendidikan sangat efektif untuk mempercepat dan memperluas penyebaran Islam hingga ke daerah-daerah yang terpencil. Salah satu tokoh Islam yg berperan besar dalam mengembangkan Pesantren di Indonesia khussunya di Jawa adalah Sunan Giri. 

4.      Tasawuf
Tasawuf adalah ajaran keTuhanan yang telah bercampur dengan mistik atau hal-hal yang bersifat magis. Kata “Tasawuf” sebernarnya berasal dari kata ‘SUFI” yang berrati kain wol yang terbuat dari bulu domba. Istilah ini muncul karena para ahli Tasawuf biasanya memakai jubbah yang terbuat dari wol.

5.      Dakwah.
Dakwah (Pengabaran ajaran Islam dengan cara berkutbah ke berbagai tempat/daerah).Dakwah yang dimaksud di sini secara khusus membahas tentang dakwah para wali. Atau yang dikenal dengan sebutan Wali Songo. Atau yang disebut juga para Sunan antara lain Sunan Ampel dan Bonang.

6.      Kesenian
Agama Islam juga disebarkan melalui kesenian seperti yang dilakukan oleh SUnan Kalijaga dan Sunan Bonang. Sunan Kalijaga menggunakan Seni Wayang dalam melakukan dakwah Islam. sedangkan Sunan Bonang menggunakan Seni Gamelan dan Gending (lagu-lagu) yang berisi syair-syair nasihat dan dasar-dasar ajaran Islam.
======================================================================== 
KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

1.      Kerajaan Samudera Pasai.  
Hikayat Raja-Raja Pasai ( buku silsilah Raja-Raja Pasai) mencatat bahwa Raja pertama Pasai yang memeluk Islam adalah seorang yang bernama Marah Silu yang berganti nama menjadi Malik Al Saleh.
Malik Al Saleh digantikan oleh anaknya Muhammad Az Zahir, Az Zahir kemudian digantikan oleh anaknya yang bernama Mahmud Malik Az Zahir. Pada masa pemerintahan Mahmud Az Zahir ini, Pasai mencapai masa kejayaannya. Pasai menjadi salah satu pelabuhan internasional yang sibuk dan besar yang banyak disinggahi (bandar transit) oleh pedagang dari Asia, Afrika dan Eropa karena letaknya yang strategis di tepi Selat Malaka.

2.      Kesultanan Aceh.
Pada tahun 1511, Malaka, dikuasai oleh Portugis. Ini menyebabkan kapal-kapal dagang yang sebelumnya singgah di Malaka berpindah ke pelabuhan-pelabuhan Aceh, ini menyebabkan pelabuhan dan Kerajaan Aceh semakin besar dan penting.
Kerajaan ini mencapai masa kejayannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Mengapa disebut masa jaya, karena:
·         Wilayah kekuasaan Aceh membentang dari Deli sampai semenanjung Malaya, termasuk daerah pantai barat Sumatera hingga Palembang.
·      Dibentuk undang-undang tentang Tata Pemerintahan  yang disebut dengan ADAT MAKUTA ALAM .
·         Iskandar Muda membangun basis militer dan pertahanan di laut.
·         Selama masa pemerintahan ISkandar Muda juga dikenal beberapa kelompok masyarakat yaitu :
~ Golongan bangsawan disebut TEUKU
~ Golongan Ulama, agamawan(Rohaniawan) disebut dengan TENGKU
·         Iskandar Muda menaruh perhatian penting pada perkembangan sastra dan Tasawuf di kesultanan Aceh. Berikut beberapa tokoh Tasawuf  Aceh: Hamzah Fansuri, Syamsudin al Sumatrani, Nuruddin ar Raniri dan Syekh Abdul Rauf Singkil.
·         Terbitnya buku sejarah adat istiadat Aceh yang disebut Bustanul Salatin, yang menunjukkan pentingnya dunia sastra bagi Iskandar Muda.

Setelah wafat, Iskandar Muda digantikan oleh Iskandar Thani. Pada masa Iskandar Thani Aceh mengalami kemunduran karena Thani tidak semampu dan sekuat Iskandar Muda.

3.      Kerajaan Demak
Pendiri dari Kerajaan Demak yakni Raden Patah, sekaligus menjadi raja pertama Demak pada tahun 1500-1518 M. Raden Patah merupakan putra dari Brawijaya V dan Putri dari Tiongkok.  Raden Patah secara diam-diam pergi ke Jawa yang tepatnya di Surabaya dan berguru kepada Sunan Ampel. Kemudian Sunan Ampel memerintahkan kepada Raden Patah supaya pindah ke Jawa tengah untuk membuka hutan Glagah Wangi atau Bintara lalu mendirikan pesantren. Lambat laun, banyak yang menjadi santri di pesantren tersebut dan pada akhirnya, Demak berkembang pesat. Raden Patah dikukuhkan menjadi Adipati Demak oleh ayahnya, Brawijaya V dan mengganti nama Demak menjadi Bintara yang akhirnya disebut Demak Bintara.
Sekitar tahun 1478 (akhir abad ke-15), Majapahit mengalami kelemahan dengan adanya pemberontakan dan perebutan kekuasaan antar keluarga kerajaan. Melihat situasi tersebut, Raden Patah justru memanfaatkannya untuk melepaskan diri dari Kerajaan Majapahit. Dibantu para Bupati, Raden Patah akhirnya menyerang Majapahit pada pemerintahan Brawijaya VI. Kemudian berdirilah Kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa dibawah kepemimpinan Raden Patah sebagai raja pertama.
Pengganti Raden Patah adalah putranya yang bernama Pati Unus. Pati Unus dijuluki sebagai “Pangeran Sabrang Lor” atas keberaniannya melawan kekuasaan Portugis di Malaka.
Demak mengalami masa kejayaan pada pemerintahan Sultan Trenggono, yakni raja ketiga setelah Pati Unus. Sultan Trenggono merupakan anak dari Raden Patah yang tidak lain adik Pati Unus. Pada masa pemerintahannya, Demak menguasai Sunda Kelapa dari Pajajaran. Di bawah pimpinan Fatahillah, Sunda Kelapa berhasil dikuasai dan nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta. Wilayah lain yang berhasil ditahlukkan lagi adalah Tuban, Surabaya dan Pasuruan, Madiun, Malang, dan dan Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa.
Wafatnya Sultan Trenggono menimbulkan konflik perebutan kekuasaan antar saudara. Pengganti Sultan Trenggono, Pangeran Sedo Lepen yang merupakan saudara Sultan Trenggono dibunuh oleh Pangeran Prawoto yang tidak lain adalah anak dari Sultan Trenggono. Kemudian anak dari Pangeran Sedo Lapen, Arya Penangsang membunuh Pangeran Prawoto dan mengambil alih kekuasaan. Tidak hanya berhenti disitu, Arya Panangsang akhirnya dibunuh oleh Joko Tingkir. Pada akhirnya, tahun 1568 M tahta Kerajaan Demak jatuh ditangan Joko Tingkir. Kemudian ibukota Demak dipindah ke Pajang.

4.      Kerajaan Mataram Islam.
Joko Tingkir menang sayembara untuk menumpas Arya Panangsang. Setelah berhasil melaksanakan tugas tersebut, Joko Tingkir diangkat menjadi Sultan Demak, namun dia memindahkan ibukota Demak dari pesisir ke pedalaman yaitu ke Pajang, sejak saat itu Demak bisa dikatakan sudah hancur dan digantikan oleh Kerajaan Pajang. 
Dalam melakukan tugas penumpasan terhadap Arya Panangsang tsb, Joko Tingkir meminta bantuan kepada seseorang bernama Ki Ageng Pamanahan. Pamanahan akan diberi hadiah sebuah wilayah yang bernama Mataram jika misi tersebut sukses. Setelah misi tersebut berhasil, Mataram diberikan kepada Ki Ageng Pamanahan.
Mataram akhirnya berkembang dari sekedar kampung menjadi sebuah Kerajaan, pada tahun 1578, Pamanahan membangun Keraton di sana. Setelah Pamanahan wafat pada tahun 1584, dia digantikan oleh putranya yg bernama Panembahan Senopati. Perlu diketahui bahwa Senopati ini merupakan menantu dari Raja Pajang yaitu Jaka Tingkir. Ketika Jaka Tingkir wafat pada tahun 1587, Senopati ingin memperluas wilayah Mataram dengan menaklukkan wilayah2 yg sebelumnya menjadi milik Kerajaan Pajang dan Demak.
 Senopati digantikan oleh anaknya yang bernama Raden Mas Jolang (Seda Ing Krapyak), pada masa nya, Sultan ini mengembangkan pembangunan Ibukota Mataram yaitu Kota Gede (dekat dgn Kota Jogjakarta).
Setelah wafatnya Seda Ing Krapyak, Mataram dipimpin oleh Sultan Agung yang membawa Mataram kepada masa keemasan dan kejayaannya. Pada masa Sultan ini, Mataram melanjutkan penaklukan wilayah2 baru, serta penaklukan kembali wilayah-wilayah yang dulu sudah pernah takluk namun berontak atau ingin memisahkan diri dari Mataram. 
Pada akhirnya Sultan Agung berhasil menaklukkan Pati, Giri, Blambangan, Surabaya. Dan yang paling penting adalah serangan Mataram Islam ke pusat pendudukan VOC di Batavia (Jakarta sekarang). Jadi bisa dikatakan Sultan Agung merupakan penguasa terbesar di Pulau Jawa, dan menguasai hampir seluruh wilayah Pulau Jawa kecuali, Banten, Batavia dan Cirebon.
Serangan ke Batavia berlangsung selama 2 kali, yaitu tahun 1628 dan 1629. Sayangnya dua kali serangan ini mengalami kegagalan dikarenakan banyak faktor :
1.      Bocornya strategi pasukan Mataram oleh mata2 dan prajurit VOC.
2.      Wabah penyakit yang menjangkit prajurit Mataram.
3.       Jauhnya jarak anatara Mataram dan Batavia.
4.      Teknologi persenjataan VOC lebih unggul dari senjata pasukan Mataram.
5.      Dibakarnya gudang logistik (makanan) pasukan Mataram.
6.       Jalur yang dilalui pasukan Mataram merupakan  hutan-hutan yg sulit dilewati.
7.      Kuatnya pertahanan dan Benteng VOC di Batavia.

Jadi dapat disimpulkan beberapa hal yang dilakukan Sultan Agung selama masa kepemimpinannya di Mataram:
1.      Mengatur dan mengawasi semua wilayah Mataram dari Ibukota KOTAGEDE
2.      Membangun kekuatan maritime dan agraris Mataram, terutama ekspor beras
3.      Melakukan mobilisasi militer/serangan ke Batavia sebanyak dua kali.
4.      Membuat penanggalan Jawa atau Penanggalan Jawi (Tarikh Jawa)
5.      Mengadakan upacara besar-besaran dan tradisi perayaan Sekaten.
6.      Menyusun karya sastra yg sangat terkenal yaitu Sastra Gending, yang memasukkan ajaran Islam yang bersifat “Kejawen” (kepercayaan leluhur Tanah Jawa) dalam bait-baitnya.
7.       Menyusun kitab undang2 yg disebut Surya Alam.
8.       Membangun kompleks pemakaman raja2 Mataram di Imogiri.

Setelah Sultan Agung wafat pada tahun 1645, para penggantinya tidak mampu melanjutkan apa yang telah dimulai oleh Sultan Agung. Para penggantinya dari Amangkurat I s.d Pakubuwono III, malah berebut tahta kerajaan. Amangkurat I sendiri menjalin kerjasama dengan VOC. Ketidaksukaan rakyat terhadap Amangkurat I diwujudkan melalui pemberontakan yang dilakukan oleh Bupati Madura, Adipati Trunojoyo.
Konflik ini dimanfaatkan oleh VOC sebagai jalur masuk ke dalam keluarga Istana, mendukung calon Sultan yang mereka rasa mampu memenuhi kepentingan VOC di Pulau Jawa, dan mengadu dombanya dengan calon pangeran yang lain.
Perpecahan ini dilakukan melalui sebuah perjanjian yaitu Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Kerajaan Jogjakarta dipimpin oleh Sultan Hamengkubuwono I dan Kerajaan Surakarta dipimpin oleh Pakubuwono.
Pada tahun 1757, muncul lagi perjanjian Salatiga yang isi nya membagi Kerajaan Surakarta menjadi dua, yaitu Surakarta dan Mangkunegaraan. Hingga pada tahun 1813, Jogjakarta harus dibagi lagi menjadi dua yaitu Jogjakarta dan Pakualaman. 
Jadi pada akhirnya, hingga saat ini Kerajaan Mataram Islam terbelah menjadi 4 yaitu Jogjakarta, Surakarta, Mangkunegaraan, Pakualaman dan masing-masing memiliki Sultan dan Keraton sendiri.

5.      Kerajaan Banten
Banten memiliki wilayah yang strategis di Selat Sunda dan memiliki pelabuhan besar sebagai pelabuhan transit di jalur perdagangan internasional.
Berawal sekitar tahun 1526, Kesultanan Demak yang kala itu dipimpin oleh Sultan Trenggono memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa, termasuk Banten. Perluasan wilayah Kesultanan Demak tersebut dipimpin oleh panglima perang Demak yaitu Fatahillah. Banten akhirnya berkembang dari daerah kecil bernama Banten Girang, dan seiring dengan perkembangan ajaran Islam di Banten membuat Maulana Hasanudin ingin mendirikan Kerajaan Islam di Banten.
Pada masa Maulana Muhamad, Banten melakukan serangan ke daerah Palembang, namun dia gugur dalam serangan tersebut. Pada masa pemerintahan Maulana Muhammad (1580-1605), Cornelis De Houtman, seorang pelaut Belanda untuk pertama kalinya tiba dan mendarat di Banten. 
Maulana Muhamad digantikan oleh Abulmufakir Abdulkadir (1596-1651), pada masa pemerintahan nya ini, VOC memindahkan pusat operasinya ke Batavia (Jakarta) pada tahun 1619. Pada perkembangannya nanti Kerajaan Banten dirongrong oleh kepentingan VOC di Kerajaan Banten. Hingga nanti munculnya Sultan Ageng Tirtayasa yang dengan lantang berani melawan VOC. VOC berkepentingan akan Lada yang berasal dari Banten. VOC ingin mereka diberikan hak khusus untuk berdagang Lada di Banten, bahkan ingin menguasai Banten agar perdagangan Lada menjadi lebih murah dan menguntungkan.
     
6.      Kerajaan Banjar
Sejarah Kerajaan Banjar dapat dilihat dalam Hikayat Banjar. Dalam Hikayat Banjar diceritakan Kerajaan Banjar adalah kerajaan Islam terbesar di Kalimantan yang dapat mempersatukan beberapa kerajaan kecil di wilayah Kalimantan. Sultan Banjar pertama adalah Pangeran Samudera yang kemudian bergelar Suryanullah, sebagai raja pertama yang memeluk Islam.

7.      Kerajaan Ternate dan Tidore
Pada zaman dulu ada 2 persekutuan (pertemanan) antara kerajaan2 di Maluku yang disebut Uli 5 dan Uli Siwa. Uli 5 terdiri atas : Ternate, Seram, Ambon, Obi, Bacan. Sedangkan Uli Siwa: Tidore, Makyan, Halmahera, Jailolo dan beberapa Kerajaan di Irian Barat. 
Uli 5 dan Uli Siwa ini berkonflik memperebutkan posisi utama sebagai penguasa perdagangan rempah-rempah di kepulauan Maluku. Uli Lima yang dipimpin Ternate melawan Uli Siwa yang dipimpin Tidore.  Ternate akhirnya berkonflik dengan Tidore. Konflik ini semakin meruncing ketika Ternate bekerjasama dengan Portugis dan Tidore bekerjasama dengan Spanyol, terjadilah peperangan. Peperangan berubah menjadi peperangan Portugis melawan Spanyol. Peperangan ini berhasil didamaikan melalui Perjanjian Saragosa di mana Bumi dibagi atas dua pengaruh, yaitu bangsa Portugis dan bangsa Spanyol, Portugis diberikan hak menguasai Maluku, sementara itu Spanyol diperintahkan mundur ke Filiphina.
Hal ini membuat Portugis merasa seperti memiliki restu besar untuk menguasai keseluruhan kepulauan Maluku penghasil rempah-rempah itu. Namun pada akhirnya Raja Ternate, Sultan Khairun menyadari bahwa Portugis semakin merajalela dan ingin menguasai negerinya, akhirnya dia melawan namun sayangnya beliau terbunuh di Benteng Sao Paolo ketika diundang jamuan makan oleh Gubernur Portugis, Lopez de Mesquita.
Putranya Sultan Baabullah berhasil melanjutkan perjuangannya dan berhasil mengusir Portugis dari Maluku. Wilayah kekuasaan Sultan Baabullah yang membentang dari Sulawesi, Irian, Bima, hingga Filiphina menjadikannya dijuluki “Tuan dari 72 pulau.”
Ternate dan Tidore nanti berhasil didamaikan dan dipersatukan oleh Sultan Tidore bernama Sultan Nuku.

8.      Kerajaan Makassar (Gowa Tallo).
Kerajaan ini merupakan gabungan dari Kerajaan Gowa dan Tallo yang berpusat di Makassar, maka sering disebut Kerajaan Makassar. Raja dari dua kerajaan itu (Gowa dan Tallo) memutuskan untuk memeluk agama Islam dan mendirikan kerajaan Islam Gowa Tallo.
Agama Islam di Makassar disebarkan oleh orang Sumatera bernama Datuk Ri Bandang dan Sulaeman. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin. Sultan yang dikenal dengan julukan ‘Ayam Jantan dari Timur” ini dikenal berani melawan kekuatan asing (VOC/Belanda) yang pada saat itu ingin menguasai Makassar. Hal ini dilakukan VOC karena ingin menguasai jalur perdagangan rempah di Indonesia Timur (Ambon/Ternate dan Tidore). VOC sendiri mengganggap Makassar sebagai pelabuhan gelap yang memperjualbelikan rempah-rempah dari Maluku. 
Perang Makassar dan VOC dipimpin langsung oleh Hasanuddin yang berhadapan dengan Cornelis Speelman pemimpin pasukan VOC/Belanda. VOC menggunakan siasat adu domba, dengan mengajak Aru Palaka, Raja Bone untuk bekerjasama menaklukkan Hasanuddin. Pada akhirnya Hasanuddin kalah dan dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya antara Hasanuddin dan Speelman yang isinya :
1.      Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone
2.      Belanda dapat mendirikan Benteng di Makassar (benteng Rotterdam)
3.      VOC memonopoli perdagangan di Makassar
4.      Makasar harus mengganti kerugian perang sebesar 250.000 ringgit.
5.      Kapal Makasar dilarang berlayar tanpa izin VOC.
6.      Makassar harus melepaskan daerah jajahannya seperti Bone.
======================================================================== 
Pengaruh dan peninggalan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia.
     
1.      Seni Bangunan
a.      Makam: dibangun di atas bukit (seperti makam raja-raja Mataram di Imogiri), mirip letak candi-candi Hindu Budha. 
b.      Mesjid:
·         Atapnya tumpang atau bertingkat yang jumlahnya selalu ganjil.
·         Posisi Mesjid agak tinggi dari permukaan tanah dan berundak.
·         Dibangun berdekatan dengan Keraton dan Alun-Alun Kerajaan
·         Atap masjid diberi Mustaka agar terkesan meruncing
·         Bangunannya seperti pendopo berbentuk bujur sangkar.
·         Ada serambi sebagai tempat membilas/mencuci kaki

2.      Dalam bidang bahasa, seiring dengan perkembangan Islam bahasa komunikasi yang digunakan dalam kegiatan perdagangan di Indonesia pada masa kedatangan Islam adalah bahasa Melayu. Meskipun pada perkembangannya banyak bahasa Arab termasuk kosa kata yang terkait tentang agama Islam yang diadopsi oleh bahasa Indonesia. Kata Amal, kitab, Syarikat, wujud, ajaib dan masih banyak kata lainnya.

3.      Dalam bidang budaya dan sastra
·         Seni menulis indah yang disebut Kaligrafi.
·         Huruf Arab yang berkembang di Indonesia beradaptasi dengan budaya tulisan setempat, sehingga huruf Arab menjadi lebih sederhana yang dikenal dengan huruf Arab Gondil/ Gundul.

4.      Dalam bidang tradisi dan kesenian:
·         Upacara: Di Jawa dikenal tradisi upacara Sekaten untuk memperingati ulang tahun Nabi Muhammad yang diadakan setiap tanggal 5 bulan Jawa Maulud di alun-alun Yogyakarta dan Surakarta.

·         Seni Tari: Tari Seudati, Debus dan Zapin.

Komentar

Postingan Populer