Sejarah MInat XI IPS 3
Bergerak ke Selatan
(Penjajahan Jepang atas Indonesia).
Semasa di bawah pemerintahan Shogun, Jepang menjalani
masa Isolasi atau menutup diri terhadap pengaruh asing. Kebijakan ini
dijalankan semata-mata karena Pemerintahan Shogun yang sangat tradisional.
Kebijakan ini berakhir ketika ketika Amerika Serikat, memaksa Jepang untuk
membuka pelabuhan-pelabuhannya untuk perdagangan Internasional.
Adalah Commodor Matthew Perry, komandan
Angkatan Laut Amerika Serikat yang pertama sekali meminta Shogun untuk membuka
pelabuhan Jepang untuk dunia luar. Pada akhirnya setelah melalui konflik dan
peperangan, Jepang terpaksa menandatangani sebuah Perjanjian yang dikenal
sebagai Perjanjian Shimoda. Dengan adanya perjanjian ini,
Jepang harus merelakan dua pelabuhan penting nya yaitu Shimoda dan Hakodate
dibuka untuk bangsa-bangsa lain.
Sebagai sebuah negara kepulauan, pelabuhan merupakan semacam
“Pintu Masuk” menuju Jepang yang harus dipertahankan dan dijaga oleh orang
Jepang sendiri. Perjanjian Shimoda pada akhirnya melunturkan semua kekuatan
pertahanan ini, perjanjian itu menunjukkan ketidakberdayaan Shogun sebagai
pemimpin Jepang sekaligus ketidakberdayaan orang Jepang itu sendiri.
Keadaan ini semakin diperburuk lagi dengan kesepakatan yang
dikenal dengan “Townsend Harris Agreement”, di mana Jepang harus
membuka pelabuhan di Tokyo, Nagasaki, Kobe, Osaka dan beberapa pelabuhan besar
lainnya bagi bangsa asing.
Dua perjanjian yang telah disebutkan sebelumnya menimbulkan
kemarahan dari rakyat Jepang. Mereka menganggap Shogun sebagai pemimpin yang
lemah. Gerakan anti terhadap Shogun akhirnya muncul, bahkan muncul
pemberontakan yang dilakukan oleh Satsuma dan Coshu namun pemberontakan ini berhasil dipadamkan.
Namun, justru sebaliknya, ketika gerakan Anti Shogun bergema,
gerakan mendukung Kaisar (Tenno) semakin bertambah. Sesuai
dengan ajaran Shinto, kekuasaan atas negara harus diberikan kepada Kaisar,
sebagai simbol suci dalam masyarakat Jepang.
Pada akhirnya, kelemahan, ketidakberdayaan dan pertahanan
yang buruk telah memaksa Shogun untuk mengikuti kehendak rakyat yaitu
mengembalikan kekuasaan kepada Kaisar. Shogun terakhir yaitu Yoshinobu
menyerahkan kekuasaan Jepang kepada Kaisar Mutsuhito atau Meiji (1867-1921)
peristiwa ini dikenal dengan sebutan Restorasi Meiji.
Jepang Modern. .
Restorasi
Meiji menandai babak baru dalam sejarah Jepang. Meiji langsung membuat
gebrakan. Kaisar ini langsung mencanangkan sebuah upaya untuk memodernisasi
(memajukan) Jepang yang dikenal dengan semboyan yang dikenal dengan Charter
Oath (Sumpah Setia) yang isinya:
1.
Jepang membentuk Parlemen yang kemudian disebut Diet,
2. Adat istiadat lama dan kuno yang menghambat kemajuan akan dihapuskan, 3. Pemerintahan
akan dipegang oleh Kaisar dan semua rakyat Jepang harus bersatu mencapai
kesejahteraan bangsa.
Selain
itu, Meiji juga melakukan modernisasi dalam berbagai bidang kehidupan bangsa
Jepang di antaranya:
1. Pemerintahan: Dalam hal birokrasi pemerintahan,
Jepang di bawah Meiji telah menghapuskan kukuasaan para Daimyo (semacam
penguasa lokal) dan menjadikan mereka pegawai negeri sipil. Para samurai
dijadikan sebagai anggota Tentara Nasional Jepang. Jepang juga mengadopsi sistem pembagian
kekuasaan barat, yaitu legislatif dan eksekutif dan sistem Monarki
Konstitusional.
2. Pendidikan: Jepang menetapkan program wajib
belajar, mengimpor tenaga-tenaga ahli dari luar negeri, mengirim
pelajar-pelajar berprestasi untuk belajar di Universitas terkenal di Eropa,
membangun gedung sekolah, universitas, termasuk menanamkan rasa cinta tanah air
dan rasa cinta terhadap Kaisar sejak di bangku sekolah.
3. Industri : Membangun pabrik-pabrik baik
itu pabrik tekstil dan baja termasuk industri persenjataan (militer).
4. Perkapalan dan Perdagangan: Memodernisasi kapal-kapal
Jepang terutama Kapal untuk dagang dan Militer.
5. Ekonomi: Menjalankan politik Dumping, yaitu
dengan menjual barang hasil produksi Jepang dengan harga lebih murah di luar
negeri, hal ini dilakukan dengan maksud untuk memenangkan persaingan dagang di
luar negeri. Mereka juga melakukan proteksi terhadap barang-barang produksi
dalam negeri.
6. Militer: Membuat kebijakan wajib
militer. Memodernisasi Tentara Angkatan Darat Jepang dengan mengadopsi
dan mencontoh Angkatan Darat Jerman, kemudian memodernisasi Angkatan Laut
dengan mencontoh Angkatan Laut Inggris.
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Pada akhirnya semua kebijakan ini
membawa perubahan penting bagi Jepang. Jepang yang sebelumnya terisolasi, yang
pada tahun 1854 dipaksa menandatangani Perjanjian Shimoda, negara yang dulu
dianggap sebagai negara terbelakang hanya dalam beberapa tahun berubah menjadi
negara maju dan besar.
Keren ya, Indonesia kapan bisa gini
ya?? Kita doakan secepatnya…… Lanjut
Kemajuan-kemajuan ini ternyata membuat Jepang menjadi negara
yang agresif. Hal ini dibuktikan dengan kebijakan baru yang dijalankan oleh
Jepang yaitu kebijakan Imperialisme (menjajah negara lain).
Sebenarnya alasan utama di balik keputusan ini adalah faktor
ekonomi yaitu Jepang sebagai negara Industri membutuhkan sumber daya alam
negara lain sebagai bahan baku, sekaligus membutuhkan negara lain sebagai pasar
untuk menjual hasil produksi mereka. Wilayah Jepang merupakan sebuah hamparan
pulau yang tidak terlalu luas kalau tidak mau disebut sempit dan miskin sumber
daya alam. Mereka lebih mengandalkan industri dan hasil lautnya.
Selain alasan ekonomi yang telah disebutkan pada
paragraf di atas, ada juga faktor spiritual yaitu ajaran, Hakko
Ichi U (delapan benang di bawah satu atap). Menurut ajaran ini,
Dunia akan mencapai masa keemasannya jika dipimpin oleh bangsa Jepang, dengan
kata lain Jepang berhak mengatur dan menguasai bangsa-bangsa lain demi sebuah
“kemajuan” dunia.
Kesemua alasan ini telah dengan baik digunakan oleh Jepang
sebagai alasan untuk menguasai negara-negara lain diawali dengan negara
tetangganya. Pada tahun 1894, Jepang merampas Taiwan (Formosa)
dari Tiongkok. 1905 terjadi perang antara Jepang dan Rusia yang kemudian
dimenangkan oleh Jepang, melalui kemenangan ini, Jepang berhak atas Pulau
Sakhalin dan Port Arthur. Bahkan pada tahun 1910, Jepang menguasai Korea.
Jepang dan Perang Dunia II.
Situasi Perang di Eropa (Perang Dunia II) yang dimulai pada
tahun 1939 memaksa Jepang untuk
menentukan arah kebijakan negaranya. Hal ini disebabkan oleh situasi Eropa di
tahun 1940. Pada bulan Mei tahun itu, Jerman berhasil merebut Belanda,
dan sebulan kemudian merebut Prancis.
Jepang yang terbilang sudah berhasil menguasai beberapa
wilayah negara-negara di kawasan utara (Asia Timur, seperti Tiongkok, Korea dan
Rusia) ingin meluaskan kekuasannya ke Selatan atau kawasan Asia Tenggara.
Wilayah Asia Tenggara pada saat itu ada dalam penjajahan Prancis (Menjajah
Vietnam dan Indochina), Inggris (Menjajah Malaya, Singapura, Kalimantan Utara)
dan Belanda (Menjajah Indonesia). Dengan dikuasainya Belanda dan Prancis
membuat Jepang justru condong kepada persekutuan dengan Jerman, apalagi mereka
mempunyai kemiripan dalam ideology yaitu Fasisme.
Pada bulan September 1940, hanya beberapa bulan setelah
Jerman berhasil menguasai Belanda dan Prancis, Jepang bergabung dengan Blok
Sentral di mana Jerman dan Italia ada. Persekutuan ini dimaknai sebagai
“pembagian wilayah” pertempuran, di mana Jerman fokus untuk menaklukkan Eropa
dan Atlantik, Italia menaklukkan Asia Barat dan Afrika sementara Jepang
bertugas untuk menaklukkan kawasan Asia Pasifik yaitu Malaysia, Singapura,
Vietnam, Filiphina, dan negeri kita Indonesia berada.
Dimulailah
perang fasifik itu… inilah dia.
Pada bulan Desember 1941, Jepang melakukan penyerangan
terhadap pangkalan militer Amerika Serikat, Pearl Harbour. Serangan ini
dimaksudkan untuk melemahkan pertahanan Amerika Serikat di lautan Pasifik
sekaligus menyingkirkan ancaman serangan dari Amerika Serikat kepada Jepang di
Pasifik. Dengan serangan ini, Amerika Serikat, Inggris termasuk Belanda
menyatakan Perang terhadap Jepang, dimulailah perang di pasifik (Perang Asia
Raya).
Pada saat yang sama dengan serangan terhadap Pearl Harbour,
Jepang juga menyerang Hongkong dan pangkalan militer Amerika di
Pulau Luzon Filiphina. Tiga hari kemudian, dua Kapal Perang
Inggris, Prince Wales dan Repulse berhasil dihancurkan
Jepang, ketika berusaha melawan serangan Jepang ke Singapura.
2 Januari 1942, Filiphina berhasil
dikuasai Jepang, pada bulan Februari Singapura juga sudah
berhasil ditaklukkan. Dengan dikuasainya daerah-daerah ini Jepang tinggal
selangkah lagi menuju apaaaaa??????????????? Ya benar Indonesia….
=================================================================
Pendaratan di Indonesia, telah dimulai pada bulan Desember
1941, namun secara efektif Jepang baru berhasil menguasai beberapa kota di
Kalimantan sekitar bulan Januari dan Februari 1942. Dalam kurun waktu yang
tidak jauh, Jepang telah berhasil menguasai kawasan Indonesia Timur seperti,
Sulawesi, Ambon, Bali, Papua Barat dan Timor. Menyusul dikuasainya
Sumatera.
Pendaratan di tempat-tempat ini bukanlah tanpa alasan,
Jepang sengaja mendarat pertama kali di Tarakan, Kalimantan untuk memastikan
penguasaan terhadap sumber minyak bumi yang ada di sana. Kawasan Timur
Indonesia dan Sumatera juga merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam
yang penting bagi industri Jepang.
Jepang kuasai Jawa………………
Sebenarnya pemerintah Hindia Belanda (Indonesia) telah memprediksi serangan dari Jepang ini.
Pada tahun 1942, Belanda berinisiatif membentuk ABDACOM (American, British,
Dutch, Australia Command)/ Persekutuan militer Amerika Serikat, Inggris,
Belanda, Australia. Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan Hindia Belanda
(Indonesia) dari serangan Jepang, dengan kata lain agar Belanda tetap bisa
menjajah Indonesia maka dibentuklah persekutuan militer tersebut.
Namun pada akhirnya ABDACOM ini tidak seperti yang
diharapkan, kemungkinan besar karena situasi dalam negeri negara-negara itu
yang sedang disibukkan dengan mempertahankan negara masing-masing dari ancaman
Jerman di Eropa.
Akhirnya sekitar bulan Maret 1942, Jepang berhasil mendarat
di Jawa. Jepang mendarat di Banten, Eretan Wetan, Cirebon dan Kragan. Hanya
dalam beberapa hari Jepang berhasil memaksa Belanda bertekuk lutut. Melalui
Perjanjian Kalijati, 08 Maret 1942, Belanda menyerahkan Indonesia kepada
Jepang. Jepang diwakili oleh Jenderal Imamura dan Belanda diwakili oleh
Panglima Militer Ter Porten, sementara itu Gubernur Jenderal Statkenborgh
Statchouver tidak bersedia menandatangani Perjanjian Kalijati
dengan alasan tertentu.
Oke, begitu Ter Porten tandantangan, Jepang sah menjadi
“pemilik” Indonesia. Kasian ya, negeri kita, kayak barang bisa dioper-oper….Di
situ kadang saya merasa sedih
Apa yang Jepang
lakukan di Indonesia??
2. Membentuk
pemerintahan sipil (Birokrasi) hingga tingkat desa.
Selain membentuk
pemerintahan militer, Jepang juga membentuk pemerintahan sipil dengan tujuan
agar dengan mudah mengontrol dan mengawasi semua pergerakan rakyat hingga
kelompok paling kecil yaitu Gumi/Tonarigumi (10-20 Kepala keluarga). .
3. Membentuk Kesatuan
Polisi Militer yang disebut Kenpetai.
4. Melakukan kebijakan Jepangisasi atau
memasukkan budaya-budaya Jepang kepada kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia
seperti misalnya:
Ø Mengganti lagu Indonesia Raya dengan lagu kebangsaan Jepang
Kimigayo
Ø Seikerei : Yaitu menunduk ke arah Tokyo sebagai simbol penghormatan
kepada Kaisar (Tenno Haika)
Ø Hari Raya Tencosetsu (Hari Ulang tahun Kaisar)
Ø Mewajibkan penggunaan bahasa Jepang dan mewajibkan upacara
bendera dengan menghormat Hinomaru(bendera Jepang) dan Seikerei
Ø Penggunaan kalender Sumera atw Tahun Showa . (Tahun1942
Masehi sama dengan Tahun 2602 kalender Showa)
Ø Pengubahan waktu menjadi waktu Tokyo.
5. Menghapuskan
pengaruh barat di Indonesia dengan cara
Ø Melarang pemakaian
bahasa Belanda dan Inggris
Ø Mewajibkan
penggunaan bahasa Jepang
Ø Melarang
penggunaan buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris
Ø Kalender
Masehi diganti dengan Kalender Jepang yaitu Sumera atw Showa (sudah disinggung
di atas)
Ø Patung-Patung
Eropa diruntuhkan
Ø Jalan-jalan
diberi nama baru
Ø Nama Kota
Batavia diganti menjadi Jakarta (lagi).
Ø Mempekerjakan
tokoh-tokoh anti Belanda, terutama seniman dan guru
6 Menarik simpati rakyat
Indonesia melalui :
Ø Jepang menyatakan bahwa mereka adalah saudara tua bagi
bangsa-bangsa Asia
Ø Gerakan 3 A
Ø Memberikan beasiswa kepada pelajar-pelajar Indonesia. Mr. Raden
Soedjono, merupakan salah satu sarjana hukum pribumi yang diberikan beasiswa ke
Jepang
Ø Menarik simpati umat Islam Indonesia dengan mengirimkan mereka
naik Haji ke Mekkah.
7.
Membentuk Putera sebagai
ganti Gerakan 3 A.
8.
Membentuk Jawa
Hokokai sebagai pengganti Putera.
9. Membentuk
Organisasi Semi Militer:
Ø Seinendan: ini merupakan kesatuan pemuda berusia
14-25 tahun yang dilatih dan diberikan pelatihan oleh Jepang. Dengan menanamkan
rasa cinta tanah air dan membela tanah air dengan segala kekuatan, Jepang
mengharapkan kesatuan ini akan membela Indonesia apabila sekutu menyerbu Indonesia,
dengan begitu Jepang juga terbantu untuk menghadapi sekutu.
Ø Keibodan : ini merupakan kesatuan
semi militer yang bertugas sebagai pembantu polisi. Keibodan ditugasi untuk
melaksanakan tugas menjaga keamanan, mengatur lalu lintas, menangkap pencuri dan
mata-mata dan beberapa pekerjaan lain yang biasanya dilakukan seorang
Polisi.
5. Organisasi
Militer :
Ø PETA (Pembela Tanah Air): Merupakan kesatuan militer bentukan
Jepang atas inisiatif Gatot Mangkupraja. Di Sumatera PETA disebut Giyugun
(tentara pembela tanah air).
Ø HEIHO (barisan prajurit cadangan): Terdiri dari laki-laki
berusia 18-25 tahun dan berpendidikan paling rendah SD.
6. Organisasi
Masyarakat Islam:
Ø Masyumi: Jepang melihat bahwa mayoritas rakyat Indonesia merupakan
penganut agama Islam. oleh karenanya perlu merangkul tokoh-tokoh atau pemimpin
Islam untuk mau bekerjasama dan pada akhirnya mendukung Jepang dalam Perang
Asia Timur Raya. Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasim Anshari dan K.H. Mas
Mansur
Komentar
Posting Komentar