PAS Sejarah wajib kelas XI
Dari Penjelajahan hingga Pergerakan
Nasional ...
Sejak bangsa Eropa, terutama Kerajaan Portugis
berhasil mengembangkan teknologi kapal layar dan peta, penjelajahan samudera
yang sebelumnya hanya sebuah ketidakmungkinan bagi bangsa Eropa berubah menjadi
kenyataan.
Ada beberapa faktor pendorong
pelayaran samudera
1. Paham
Merkantilisme (Merkantilisme: kesejahteraan suatu kerajaan tergantung kepada
banyaknya asset atau kekayaan kerajaan itu). Karena ini maka semua kerajaan di
eropa berlomba2 mencari kekayaan di luar negaranya, seperti emas, terutama
mencari rempah yang pada saat itu hanya tumbuh di Indonesia.
2.
Jatuhnya Konstantinopel kepada Turki
Utsmani, ini membuat orang Eropa tidak bebas lagi berdagang di kawasan Laut
Tengah (Konstantinopel sebelumnya pusat perdagangan Eropa). Akhirnya bangsa
Eropa mencari jalur lain, akibatnya mereka menemukan tempat-tempat baru yang
sebelumnya tidak pernah mereka ketahui. Akhirnya penjelajahan semakin
berkembang.
3. Melanjutkan
Perang Salib, konflik berkepanjangan antara orang Eropa yg Kristen dan Orang
Muslim dari Arab.
Berikut beberapa penjelajahan yang
dilakukan oleh bangsa barat terutama Portugis dan Spanyol (Nanti Belanda kita
bahas sendiri di bawah).
1.
Portugis.
Pelayar
|
Tiba di
|
Bartolomeuz Diaz
|
Tanjung Harapan, Afrika Selatan
|
Vasco Da Gama
|
Melanjutkan perjalanan Diaz dan
tiba di Goa, India. Bertemu dengan pedagang Islam dan terusir dari Goa.
|
Alfonso Albudiquerque
Catatan: Portugis melakukan
pelayaran untuk mendapatkan kekayaan dari Rempah2, oleh sebab itu dengan
segala cara mereka mencari daerah asal rempah yaitu Maluku, perlahan tapi
pasti mereka berhasil menemukan Maluku dan berhasil menguasainya beberapa
tahun sebelum diusir oleh Sultan Baabullah dari Ternate.
|
Melanjutkan perjalanan Da Gama,
berhasil menaklukkan Goa dan menjadikannya milik Portugis. Setelah menguasai
Goa, Albudiquerque ingin menguasai pusat perdagngan di Selat Malaka, berhasil
dilakukan pada tahun 1511. Tahun berikutnya mengirimkan pasukan untuk
menaklukkan Maluku.
|
2.
Spanyol.
Pelayar
|
Tiba di
|
1.
Colombus
|
Tiba di Amerika bagian tengah, dan
mengira tempat itu India, tujuannya sama untuk mencari tempat asal rempah,
namun berda arah perjalanan dengan Portugis.
|
2.
Ferdinan Magelhanes
Cat: Tim Spanyol juga ingin
mencari daerah asal rempah, namun hingga matinya Magelhaens tidak pernah tiba
di Maluku, Del Cano yang tiba. Namun di sana sudah ada Portugis, mereka
kemudian berperang dan didamaikan melalui Perjanjian Saragosa, Spanyol
diharuskan mundur ke Filiphina, dan Maluku diberikan kepada Portugis.
|
Tiba di Semenanjung Magelan di
Amerika bagian Selatan, melanjutkan perjalanan ke Samudera Pasifik dan tiba
di Filiphina dan terbunuh ketika perang dengan warga lokal. Perjalanan Tim
Spanyol dilanjutkan Del Cano, berhasil tiba di Tidore, Maluku.
|
3.
Belanda
Oke kita sedikit loncat, setelah
Portugis kabur dari Maluku, gentian yang menguasai Indonesia negeri baru
bernama Belanda. Pigimane ceritanya? Caranya melalui sebuah perusahaan yg
diberi nama VOC… mari kita lihat apa itu VOC.
“Kami
mengarahkan perhatian Anda, khususnya kepada pulau-pulau di mana tumbuh cengkeh
dan pala. Kami memerintahkan anda untuk memenangi pulau-pulau itu untuk VOC,
baik dengan cara perundingan maupun kekerasan”
Pesan
di atas merupakan petuah yang diberikan petinggi VOC di Belanda kepada
Laksamana Pieterszoon Verhoeven, pimpinan VOC pada tahun 1608 di
Indonesia.
Bapak, VOC itu apaan?
Oke, kita mulai dari dasarnya dulu,, siapkan
air putih ...
Menurut catatan sejarah, orang Belanda yang pertama kali tiba di Indonesia
adalah seorang pelaut bernama Cornelis De Houtman. Beliau berangkat sekitar
bulan April tahun 1595 dan tiba sekitar bulan Juni tahun berikutnya.
Bapak? Houtman ngapain ke
Indonesia????
Orang-orang Belanda sebelumnya banyak bekerja pada pelaut-pelaut Portugis yg
berlayar ke Indonesia untuk mencari rempah-rempah. Namun setelah mengetahui
cara berlayar dan mampu mandiri akhirnya orang2 Belanda melakukan pelayaran
sendiri.
Nah si Houtman itu lah orang Belanda pertama yg tiba di Indonesia, tp bukan
sendirian ya, dia bawa 4 kapal dan 249 awak kapal dan 64 pucuk meriam (wow
lumayan lengkap lah ya). Dia tiba di Banten, pada saat itu Banten jadi
penghasil Lada utama di Indonesia. Singkat cerita, Houtman kurang diterima
orang Indonesia, karena sifat buruknya, namun seperti yang sudah dibayangkan
Houtman berhasil membawa pulang rempah-rempah dalam jumlah yang banyak. Intinya
ketika dia tiba kembali di Belanda pada tahun 1597, dia untung besar.
Kabar tentang “keberhasilan” Houtman dengan cepat menyebar ke seluruh pelosok
Belanda. Orang2 Belanda lain berlomba-lomba melakukan pelayaran serupa. Setahun
setelah kepulangan Houtman (1598) berangkat pula lah kapal2 lain untuk membeli
rempah ke Indonesia.
Wih, untung banyak dong pak orang Belanda????
Tunggu dulu, ternyata pelayaran orang2 Belanda
ini menyisakan masalah. Mereka jadi bersaing untuk mendapatkan rempah2,
akibatnya harga rempah2 jadi tidak stabil, semua pedagang bikin harga sendiri.
Selain itu, akibat banyaknya pelayar yg datang ke Indonesia, pasokan rempah2 di
Eropa menjadi meningkat yg menyebabkan harganya turun.
Singkat cerita dicarilah solusi bagaimana mengatasi masalah di atas. Maret
1602, semua perusahaan2 yg berlayar ke Indonesia tadi bersepakat membuat
perusahaan gabungan yg disebut VOC (Verenigde Oost Indische
Compagnie/Perusahaan Dagang India Timur). Gitu, ngerti ya….
Tapi tidak hanya sekedar perusahaan, VOC juga
diberi hak khusus (Oktrooi) seperti hak sebuah negara,
1. Mencetak uang sendiri
2. Memiliki pasukan
sendiri
3. Memonopoli
perdagangan
4. Mendirikan Benteng
5. Menyatakan perang dan
damai
6. Mengangkat dan
memberhentikan penguasa setempat.
7. Mengangkat dan
memberhentikan pegawai
8. Mengadakan perjanjian
dengan raja-raja
Nah begitu cerita singkatnya… Paham ya kenapa
dibentuk VOC, dan mengapa VOC itu kok kayaknya kuasanya besar amat gitu…
--- tarik nafass ------
Oke, apa saja yg dilakukan VOC di Indonesia????
Karena jauhnya jarak antara Belanda dengan Indonesia, ditunjuklah seorang
pemimpin VOC di Indonesia yg disebut juga Gubernur Jenderal (Gubjend), dibantu
oleh 4 orang anggota Raad Van Indie (Dewan India) untuk mengawasi Gubjen.
Pieter Both merupakan Gubjen pertama VOC
yang pada saat itu berpusat di Ambon. Nanti di tahun 1619, pusat komando VOC
dipindahkan ke Batavia (Jakarta), oleh Gubjen Jan Pieterszoon Coen.
(Pak kenapa dipindahin? Karena VOC
ingin menguasai Indonesia secara keseluruhan, bukan hanya Maluku sebagai
penghasil utama rempah-rempah, maka perlu menguasai jalur pelayaran utama
Indonesia yg pada saat itu ada di Batavia).
Tujuan
lain pendirian VOC, selain menghilangkan persaingan antar sesame pedagang
Belanda adalah mengumpulkan untung sebanyak2nya dengan cara menguasai perdagangan
rempah di nusantara atau istilah lainnya, “MEMONOPOLI PERDAGANGAN REMPAH”.
Artinya tidak ada “sebutir” rempah pun bisa keluar Indonesia jika bukan oleh
VOC.
Mengapa VOC sampai segitunya Pak?? Iya. Karena dengan memonopoli perdagangan
rempah di Indonesia, pasokan rempah di Eropa akan stabil, tidak terlalu banyak
rempah dan otomatis harganya bisa dengan seenaknya ditentukan oleh VOC.
(nice..)/
Oke kita lanjut …..
Lalu apa saja kebijakan yg dilakukan VOC bisa kita simpulkan
dalam bagan di bawah ini
Kebijakan
|
Tujuan
|
1. Verplichte
Levarantie
|
1. Dengan
kebijakan ini rakyat dipaksa untuk menyerahkan rempahnya ke VOC, rakyat
dilarang menjual kepada pedagang lain, pokoknya harus ke VOC..
|
2. Contingenten
|
2. ini
lucu, rakyat Indonesia yg empunya tanah dipaksa bayar pajak ke VOC, dalam
bentuk hasil bumi, terutama rempah..
|
3. Ekstirpasi
|
3. Saking
mahalnya rempah, rakyat Indonesia jadi menanam rempah (sebelumnya rempah
tumbuh sendiri di hutannya orang Maluku), nah biar pasokan rempah ga
kebanyakan, VOC tebangin rempah2 rakyat biar pasokan nya tetap stabil dan
mereka bisa atur harganya..
|
4. Pelayaran
Hongi
|
4. Nah
ini trik VOC biar dia ga ada saingan, jadi VOC bikin semacam kapal patrol (kapal
kora2) bwt mengawasi kawasan Indonesia terutama Maluku, untuk memastikan tdk
ada pedagang lain selain mereka. Licik banget kan??...
|
Lalu bagaimana VOC memerintah Indonesia apakah
mereka langsung jd semacam PNS gitu pak, yg turun langsung ke masyarakat???
Tidak, jadi mereka melakukan sistem
pemerintahan yg disebut Indirect rule (pemerintahan
tidak langsung), apaan itu pak?? Nah sistem ini berarti, VOC tidak langsung
berhadapan dengan rakyat Indonesia, mereka memanfaatkan penguasa2 pribumi atau
raja-raja setempat. Nah nantinya rakyat bayar pajak ke Raja2 dan kaum bangsawan
(bupati), kemudian raja2 itulah yg menyetorkan ke VOC. Makanya VOC itu selalu
mencampuri pergantian Raja dan Bupati di Indonesia, dia pilih Raja atau Bupati
yg mau tunduk sama dia, yg melawan, dia singkirkan. nah ini lah yg
disebut Devide Et Impera, jadi mengadu domba keluarga
kerajaan biar berantem, ketika mereka berantem VOC kuasai Kerajaannya.
Namun sejarah berkata lain, kuasa VOC yg dibangun sejak tahun 1602, tidak bertahan
selama ribuan tahun, 31 Desember 1799, VOC dibubarkan karena beberapa hal di
bawah ini
1. Utangnya banyak.
2. Pegawainya Korupsi
3. Biaya perang yang mahal
4. Biaya untuk bayar
gaji pegawai terlalu banyak
6. VOC juga harus
membayar deviden ke para pemilik saham di Belanda, padahal utangnya banyak..
7. VOC juga dibayang2i
persaingan dagang dengan sekutu dagang lain seperti EIC (Inggris).
Akhirnya kuasa VOC yang dibangun selama hampir
200 tahun hancur dengan saldo kerugian sebesar 134, 7 juta Gulden…. Oke kita
mundur dikit ke tahun 1789, di Eropa….
=========================================================
Pada tahun 1789, terjadi Revolusi
Prancis, Raja Louis XVI yg absolut digulingkan dan beberapa tahun kemudian
dihukum mati oleh rakyatnya. Revolusi ini membuat Kerajaan2 lain di Eropa
ketakutan, mereka khawatir rakyatnya akan melakukan hal yg sama seperti di
Prancis (mereka takut rakyatnya marah sama Rajanya). Akibatnya Prusia (sekarang
Jerman) dan Austria menyerang Prancis dengan harapan bisa mengembalikan system
kerajaan, namun serangan itu gagal. Prancis malah balik menyerang, yang pertama
kali kena serangan adalah Belanda.
Pada tahun 1795, negeri Belanda
dijajah oleh bangsa Prancis. Perlu kalian tahu, ketika menguasai Belanda,
Prancis dibantu oleh sekelompok orang-orang Belanda yg juga menolak
system kerajaan di negaranya. Kelompok ini disebut juga Kaum Patriot. Kaum
Patriot ini anti Raja dan anti feodalisme. Mereka terinspirasi dari Peristiwa
Revolusi Prancis itu. Mereka menginginkan revolusi yg sama di negerinya.
Pada akhirnya kaum Patriot dibantu
oleh pasukan Prancis berhasil menjatuhkan Raja William V, Raja
Belanda pada saat itu hingga dia kabur ke Inggris. Sejak saat itu Kerajaan
Belanda dihapuskan diganti dengan Republik Bataaf (Bataaf itu nama suku
jerman kuno yang dulu mendiami negeri Belanda) dan berada di bawah
penjajahan Prancis.
Muncul pertanyaan, bagaimana dengan
wilayah jajahan Belanda yaitu Indonesia????? Kita akan bahas di bawah ini.
Ketika Raja William V berhasil lolos
dari serangan pasukan Prancis dan melarikan diri ke Inggris pada tahun 1795,
dia mendapat tempat tinggal di Kew. Dari sana dia mengeluarkan “SURAT-SURAT
KEW”. Surat ini isi nya memerintahkan pejabat-pejabat Belanda yg ada di
Indonesia untuk menyerahkan Indonesia kepada Inggris agar tidak jatuh ke tangan
Prancis.
Mandat yang diberikan William Vdari
Kew itu, membuat Inggris berhasil mengambil alih beberapa wilayah Indonesia,
seperti Padang dan Malaka (1795), Ambon dan Banda (1796). Sejak tahun 1795, Inggris
juga memblokade/mengacaukan jalur masuk ekspor impor ke Batavia
(Jakarta). Intinya semua wilayah penting Indonesia sudah dikuasi Inggris
kecuali Pulau Jawa.
Kenapa Pulau Jawa belum berhasil
ditaklukkan Inggris????? Kita akan lihat….
Tadi udah lihat kan, Prancis
menyerang semua Kerajaan-Kerajaan Eropa, penyerangan ini semakin dahsyat
ketika pada tahun 1804 Napoleon Bonaparte menjadi Kasiar Prancis, Prancis
semakin agresif memperluas wilayah jajahannya ke seluruh Eropa, terutama
Inggris dan Rusia.
Napoleon menunjuk adiknya sendiri
yaitu Louis Napoleon sebagai Raja di Belanda. (Ingat, sejak 1795, Belanda sudah
dijajah oleh Prancis) Louis Napoleon melihat bahwa Indonesia, terutama Pulau
Jawa, penting dipertahankan dari ancaman Inggris. Akhirnya dia mengirimkan
salah seorang pemimpin kaum Patriot Belanda yaitu HERMAN WILLIAM DAENDELS ke
Indonesia sebagai Gubernur Jenderal pada tahun 1808. Dengan tugas utama
“MEMPERTAHANKAN PULAU JAWA DARI SERANGAN INGGRIS”….
Kenapa hanya Pulau Jawa yg
dipertahankan Pak? Ya kemungkinan karena wilayah Indonesia yg lain sudah
dikuasai oleh Inggris. Pak tapi kan ada jeda waktu antara 1795-1808, artinya
Daendels belum datang dong, kenapa Inggris kayanya susah banget naklukin Pulau
Jawa? Kemungkian karena para pejabat Belanda yg di Pulau Jawa tidak menjalankan
perintah surat-surat Kew tadi, karena mereka adalah bagian dari Republik Bataaf
dan tidak menyukai Raja William V.
Kedatangan Daendels semakin
memperkuat Pulau Jawa dari ancaman serangan Inggris. Dia anti terhadap feodalisme
dan kerajaan. Selama 3 tahun di Indonesia (1808-1811) dia banyak melakukan
hal-hal yang kontroversial di berbagai bidang antara lain
Hukum dan Peradilan.
|
1. Membentuk
3 jenis lembaga peradilan. Yaitu Peradilan untuk Orang Eropa, Peradilan untuk
Orang Timur Asing dan Peradilan untuk orang Pribumi.
(Peradilan Pribumi ada di setiap
Prefektur). Di Prefektur Batavia, Semarang dan Surabaya diberlakukan hukum
Eropa.
|
Bidang Sosial
Menghapuskan penghormatan kepada Sultan
Meningkatkan perbudakan dan kerja
rodi (kerja paksa)
|
Ekonomi dan Keuangan
|
1. Membentuk
Dewan Pengawas Keuangan Negara.
|
2. Mengeluarkan
uang kertas
|
3. Memperbaiki
gaji pegawai
|
4. Meningkatkan
pembayaran pajak (contingenten) dan Verplichte Levarantie (Penyerahan Wajib)
|
5. Monopoli
perdagangan beras
|
6. Mengadakan
Preanger Stelsel (kewajiban menanam kopi) di wilayah Priangan (sekitar
Provinsi Jawa Barat sekarang).
|
Demikianlah beberapa kebijakan yang
dikeluarkan oleh Daendels selama 3 tahun menjadi Gubernur Jenderal di
Indonesia. Kebijakan-kebijakan ini pada akhirnya membawa kepada
ketidaksukaan rakyat Indonesia terhadap Daendels. Di bawah ini bberapa hal yg
dibenci rakyat tentang Daendels:
a. Kekejaman
dan kesewenangan Daendels yg menyebabkan kebencian di kalangan rakyat pribumi
maupun orang eropa yg ada di Indonesia.
b. Sikap
otoriternya semena-menanya terhadap raja-raja di Jawa (Banten, Jogjakarta,
Surakarta dan Cirebon)
c. Penyelewengan
dana hasil penjualan tanah kepada swasta
d. Administrasi
pemerintahan Daendels sangat buruk.
Pada akhirnya Daendel ditarik ke Belanda
dan dijadikan sebagai Panglima Perang yg dikirim ke Rusia.
Bulan Mei 1811, kedudukan Daendels
digantikan oleh Jansen. Namun Jansen tidak setangguh Daendels, September 1811,
apa yang ditakutkan dulu terjadi. Inggris mendarat di Pulau Jawa, Jansen
menyerah dan menandatangani Perjanjian Tuntang yg isinya
1. Seluruh
Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada Inggris
2. Semua
tentara Belanda menjadi tawanan Inggris
3. Semua
pegawai Belanda yg mau bekerja sama dengan Inggris tidak akan dipecat dari
jabatannya
4. Semua
utang Pemerintah Belanda dulu, tidak menjadi utang Inggris.
Perjanjian ini menandai berakhirnya
kekuasaan Prancis di Indonesia. Digantikan oleh Inggris. Gubernur Jenderal
Inggris di India, menunjuk Sir Thomas Stanford Raffles sebagai Letnan Gubernur
di Indonesia, sekaligus pemimpin tertinggi Inggris di Indonesia.
Berbeda dengan Daendels, Raffles justru cenderung ditanggapi positif oleh
rakyat Indonesia, terutama karena dia tidak “sekejam” Daendels.
Lalu selama lima tahun di Indonesia (1811-1816) apa saja yg
dilakukan oleh Raffles????
Birokrasi Pemerintahan..
|
1. Membagi
pulau Jawa menjadi 16 Karesidenan (Provinsi) yg terdiri dari beberpa distrik
(Kabupaten). Distrik ini terdiri dari beberapa Divisi (kecamatan). DIvisi ini
merupakan kumpulan dari beberapa desa.
|
2. Jika
sebelumnya penguasa daerah diserahkan kepada Raja-Raja di daerah, pada masa
Raffles dirubah menjadi system pemerintahan colonial bercorak barat.
(menggunakan semacam PNS).
|
3. Bupati
dan Penguasa Pribumi (Raja-Raja Pribumi) dijadikan pegawai pemerintah Inggris
di Indonesia. (Betapa memalukannya kita diatur bangsa asing)…
|
Ekonomi dan Keuangan
|
1. Petani
diberi kebebasan menanam tanaman ekspor. Pemerintah membuat pasar untuk
menampung hasil tanaman tersebut.
|
2. Contingenten
dan Verplichte Leverantie dihapuskan, karena dianggap dapat mengurangi daya
beli masyarakat
|
3. Menerapkan
system sewa tanah (Land Rent). Raffles menganggap bahwa tanah-tanah yg ada di
Indonesia merupakan milik INggris, maka rakyat Indonesia yg menggunakan tanah
tersebut dianggap sebagai penyewa yg harus bayar sewa dalam bentuk pajak
(waduh dasar Raffles tanah nenek moyang kita kok diklaim milik Inggris).
|
4. Pajak
sewa tanah itu dikumpulkan per desa oleh seorang kolektor (pengumpul pajak).
|
Bidang Sosial
|
1. Menghapuskan
kerja rodi (kerja paksa)
|
2. Penghapusan
perbudakan
|
3. Menghapuskan Pynbank (penyiksaan
dengan dimasukkan ke kandang Harimau)
|
Bidang Ilmu Pengetahuan
|
1. Menulis
Buku History Of Java.
|
2. Memberikan
bantuan kepada John Crawfurd untuk mengadakan penelitian yg menghasilkan buku
berjudul History of The East Indian Archipelago.
|
3. Mendukung Bataviaach
Genootschap (organisasi kajian ilmu pengetahuan dan budaya)
|
4. Menemukan
bunga raksasa yg akhirnya diberi nama sesuai namanya Rafflesia
Arnoldi
|
5. Merintis
pembangunan Kebun Raya Bogor (masih ada hingga kini, di samping Istana
Negara, Bogor).
|
Pada tahun 1814, Inggris dan Belanda
menyepakati beberapa hal dalam Convention Of Londonyaitu:
a. Indonesia
dikembalikan kepada Belanda (seenak jidat mereka aja ya)
b. Jajahan
Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana, tetap dikuasai Inggris.
c. Cochin
(Pulau Malabar) diberikan kepada Inggris, Bangka (kampungnya Pak Ahok)
diserahkan kepada Belanda sebagai gantinya.
Pada tahun 1816, Perjanjian ini
dilaksanakan. 5 hari sebelum Pelaksanaannya Raffles menyerahkan jabatannya
kepada John Fendall. Artinya John Fendall menjabat sebagai
Letnan Gubernur Inggris di Indonesia selama 5 hari, untuk kemudian menyerahkan
Indonesia kepada Belanda.
Pak
sebentar, Prancis kemana dong? Kan tadi Belanda masih dijajah ama mereka? Oh
iya hamper lupa. Pada tahun 1815, Napoleon kalah perang dalam pertempuran di
Waterloo. Pada tahun yg sama dia mengundurkan diri sebagai Kaisar Prancis dan
ditawan oleh Inggris di Pulau St. Helena, 1821 dia meninggal di tempat itu.
Akhirnya William V kembali ke negerinya Belanda dan bersiap menerima kembali
Indonesia dari Inggris (wah ini drama yg menyedihkan buat Indonesia)..
1816, Indonesia diserahkan kembali oleh
Inggris kepada Belanda. Sejak saat itu hingga nanti tahun 1942, Indonesia
dikuasai oleh Belanda dengan nama Pemerintah Hindia Belanda.
Salah satu persitiwa paling
menyedihkan selama kurun waktu 1816-1942 ini adalah Zaman Tanam Paksa
(1830-1870). Mengapa sampai ada tanam paksa? Apa tujuannya, lalu mengapa
kebijakan ini demikian menyakitkan dan menyedihkan bagi orang Indonesia? Kita
akan lihat di bawah ini…
Setelah Perang melawan Napoleon berakhir
pada tahun 1815, Kerajaan Belanda mengalami kehabisan duit (defisit). Ditambah
lagi dengan biaya perang dengan Belgia yg sebelumnya menjadi wilayah jajahan
Belanda. Kemudian ditambah lagi dengan biaya perang di Indonesia. Kalian tentu
pernah dengar Perang Diponegoro (1825-1830) Perang Paderi (1812-1837), semua
perang ini membutuhkan biaya yg besar. Diperkirakan untuk Perang Diponegoro
saja butuh biaya 20 juta Gulden (mungkin sudah Triliunan Rupiah sekarang),
semua perang ini membuat kosong kas Negara Belanda.
Di
tengah kesulitan ini, muncul seorang Belanda bernama Van Den Bosch, dengan
rencana yg kita kenal dengan nama Cultuur Stelsel (Sistem Penamaan). Gampangnya,
system ini adalah mewajibkan rakyat jawa menanam tanaman yg laku di
pasaran internasional .
Sebenarnya secara Teori Sistem ini bagus kita lihat ketentuan awalnya:
1. Penduduk
menyediakan sebagian tanahnya untuk ditanami tanaman yg laku di pasaran
internasional, dan tidak lebihd ari 1/5 dari jumlah tanah.
3. Pekerjaan
yg diperlukan untuk menanam tanaman ekspor tsb tidak boleh melebihi pekerjaan
untuk menanam padi
4. Tanah
yg digunakan untuk Cultuur Stelsel bebas dari pajak
5. Hasil
dari tanaman tersebut diserahkan kepada Pemerintah Belanda, jika harganya
ditaksir melebihi pajak yg harus dibayarkan (artinya ada kelebihan uang) maka
sisa nya dikembalikan kepada rakyat.
6. Kegagalan
panen yg bukan diakibatkan oleh kesalahan petani akan ditanggung oleh
pemerintah
7. Bagi
rakyat yg tidak punya tanah, akan dipekerjakan di pabrik-pabrik pemerintah
selama 65 hari / tahun.
8. Pelaksana
Cultuur Stelsel di lapangan adalah penguasa pribumi (orang Indonesia) sementara
orang Belandanya hanya sebagai pengawas. (enak aja tinggal ongkang kaki)..
Namun pada prakteknya ke 8 ketentuan di
atas dilanggar oleh Belanda. Luas tanah yg digunakan untuk Cultuur Stelsel
bahkan lebih dari 1/5. Tanah yg digunakan tetap dipajakin, gagal panen kagak
diganti (kan petani udah habis duit buat modal tanam, gagal panen ya makin
miskin udah). Yg ga punya tanah malah ga hanya 65 hari kerja di pabrik bahkan
lebih dari itu. Pokoknya prakteknya sama sekali tidak seperti teori yg di
atas….
Dampaknya apa ya pak, system Cultuur
Stelsel ini???
a. Positif
1. Rakyat
Indonesia mengenal jenis tanaman baru
2. Rakyat
Indonesia mengenal jenis tanaman dagang yg bisa diekspor
|
b. Negatif
1. 1. Kemiskinan
dan penderitaan fisik dan mental yg berkepanjangan
2. 2. Beban
pajaknya sangat berat
3. 3. Kegagalan
panen padi.
4. 4. Kelaparan
dan kematian
5. 5. Jumlah
penduduk Indonesia menurun (ya iyalah ga bisa makan, dipaksa kerja, ngutang
bwt modal nanam, gagal panen dsb).
|
Setelah sekian lama mengeruk kekayaan
dari bangsa kita, diperkirakan sejak dimulai hingga tahun 1877, keuntungan yang
didapat Belanda dari tanam paksa sekitar 20 juta Gulden, bahkan mungkin lebih
dan semuanya itu disetor ke Belanda di Eropa sana. Mereka gunakan buat bangun
jalur kereta api, bendungan, jalan raya dsb, makanya mereka ga bisa sombong,
karna apa yg mereka punya sekarang itu semuanya didasari oleh airmata, darah
dan keringat nenek moyang kita dulu. (kok sedih amat ya, bangsa ini)….
Ternyata beberapa dari orang-orang
Belanda ada yg bersimpati terhadap derita yg dialami oleh bangsa Indonesia.
Mereka menuntut agara Pemerintah Belanda mengembalikan sebagian dari apa yg
telah mereka ambil dari Indonesia. Pada akhirnya Ratu Belanda, Wilhelmina
mencanangkan sebuah kebijakan baru yang disebut Politik Etis pada tahun 1901.
Politik Etis ini dilakukan melalui 3 kegiatan besar yaitu Irigasi, Edukasi dan
Migrasi.
Salah satu kebijakan Politik Etis
yaitu Edukasi, ternyata menimbulkan sebuah generasi baru di Indonesia. Edukasi
ini adalah kebijakan membuka sekolah-sekolah meskipun masih terbatas untuk
kalangan atas pribumi. Nah bagaimana dengan rakyat biasa yang tidak punya
orangtua pejabat, yang makan aja mungkin hanya sekali sehari, berpakaian ala
kadarnya dan tinggal di rumah beralas tanah.
Untunglah ada orang Indonesia yang
memikirkan ini. Namanya Wahidin Soedirohusudo. Beliau seorang dokter yang
bersimpati kepada pendidikan anak-anak miskin terutama di Pulau Jawa. Beliau
berkeliling pulau Jawa untuk mengumpulkan beasiswa bagi orang2 miskin ini.
Hingga beliau tiba di Batavia dan bertemu dengan murid-murid STOVIA. Pada
akhirnya gerakan yang bermula dari pengumpulan beasiswa ini berubah menjadi
sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan yaitu Boedi Oetomo.
(Budi/kebijaksanaan yg utama), dengan Sutomo sebagai ketuanya. Pada mulanya
anggotanya adalah mahasiswa kedokteran di STOVIA, namun nanti berkembang dan
memiliki banyak anggota dari berbagai kalangan terutama para priyayi (pejabat2
daerah).
Pada perkembangannya, Budi Utomo didominasi
oleh kaum Priyayi dan ruang geraknya sangat terbatas yaitu dalam bidang
pendidikan. Para kaum muda yang menginginkan gerakan yang lebih “keras” yaitu
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia pada akhirnya keluar dari Budi Utomo. Pada
tahun 1924 Soetomo keluar dan membuat organisasi baru yg disebut Indonesische
Studie Club dan berkembang lagi menjadi Persatuan Bangsa
Indonesia (PBI).
Pada akhirnya Budi Utomo
melebur/bergabung ke dalam PBI hingga membentuk PARINDRA (Partai Indonesia
Raya) pada tahun 1935. Bisa dikatakan dengan bergabungnya Budi Utomo ke dalam
organisasi lain, berakhir pulalah riwayatnya sebagai sebuah organisasi.
Namun yang terpenting dari semua itu
adalah, Budi Utomo telah mengawali sebuah gerakan menuju kemerdekaan dalam
bentuk organisasi. Pemerintah Indonesia akhirnya menetapkan hari kelahiran Budi
Utomo 20 Mei sebagai Hari KEBANGKITAN NASIONAL.
B. Sarikat Islam.
Selain dari gologan terpelajar,
pergerakan nasional juga dilakukan oleh para pedagang muslim Indonesia. Bermula
dari Sarikat Dagang Islam (SDI) di Kota Solo, bentukan Haji Samanhudi pada
tahun 1911. SDI bergerak dalam bidang ekonomi, yaitu memperjuangkan nasib para
pedagang batik pribumi di Solo dalam menghadapi persaingan dengan pedagang
China.
Setahun kemudian SDI berubah nama
menjadi Sarekat Islam (SI) dan dipimpin oleh Haji Oemar Said (HOS)
Tjokroaminoto. Perubahan nama ini ternyata untuk memperluas jangkauan
organisasi, sehingga yg menjadi anggotanya tidak hanya para pedagang tapi dari
semua kalangan masyarakat. Organisasi ini menentang segala macam bentuk
penindasan dan kesombongan rasialis (merendahkan ras/bangsa tertentu).
Berikut tujuan didirikannya SI
1. Mengembangkan jiwa
dagang
2. Memberikan bantuan
kepada anggota2 yg mengalami kesulitan
3. Memajukan pengajaran/pendidikan
dan semua yg mempercepat naiknya derajat bumiputra (orang pribumi)
4. Menentang pendapat2
yg keliru tentang Islam.
|
SI juga melengkapi
organisasinya dengan sebuah Koran yang disebut Oetoesan Hindia.
Koran ini merupakan Surat Kabar milik SI. Pada perkembangannya, SI disusupi
oleh anggota yang berpaham Komunis. SI cabang Kota Semarang, di bawah pimpinan
Semaun dan Darsono merupakan pelopor masuknya paham komunis ke dalam SI. Pada
akhirnya SI terbelah menjadi dua yaitu SI Merah (yg sudah terpengaruh
paham Komunis) dan SI Putih (SI yg persis seperti pertama kali didirikan). Pada
akhirnya disiplin partai dilakukan.
Para anggota SI yang sudah komunis,
dikeluarkan nantinya mereka membentuk PKI (Partai Komunis Indonesia).
Perpecahan ini menjadi salah satu penyebab melemahnya kekuatan SI dibandingkan
dengan sebelumnya. Hingga pada pada tahun 1930 SI dirubah menjadi Partai
Politik yaitu Partai Sarikat Islam Indonesia.
C. Indische Partij
Jika ditanyakan apa organisasi
pergerakan yang paling “berani” di awal-awal pergerakan nasional? Mungkin
jawabannya adalah Indische Partij (IP) Organisasi ini didirikan pada 25
Desember 1912, oleh Tiga Serangkai, Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo dan Ki
Hadjar Dewantara.
Douwes Dekker sejak lahirnya merupakan
seorang Indo, dalam perjalanan hidupnya, dia melihat perlakuan diskriminatif
Orang Eropa terhadap pribumi dan Indo. Menurutnya Semua orang harus berada pada
posisi yang sama tidak dilihat dari suku atau rasnya.
Untuk memperjuangkan pemikirannya
ini dia melakukan perjalanan di Pulau Jawa untuk berkampanye, dia bertemu
dengan Tjipto Mangunkusumo dan Ki HAdjar Dewantara, bersama mereka mendirikan
organisasi ini. Pada perkembangannya IP memiliki banyak cabang dan anggota, yg
terdiri dari golongan Indo dan pribumi.
Tujuan utama IP adalah membangun
patriotism semua INDIERS terhadap tanah air yg telah memberikan lapangan hidup
kpd mereka. Semua orang harus bekerjasama memajukan Hindia untuk persiapan
menuju kemerdekaan. Semboyan IP yg terkenal adalah INDIE VOOR INDIER (Indonesia
untuk orang Indonesia). Maka bisa dikatakan organisasi ini bergerak dalam
bidang politik.
Karena bergerak dalam bidang
politik, IP tidak diberikan izin oleh Pemerintah Belanda. Meskipun tidak
diberikan izin IP tidak berhenti mewujudkan cita-citanya. Hal ini bisa dilihat
dari peristiwa pada tahun 1913. Pada saat itu di Indonesia akan diadakan pesta
peringatan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari Penjajahan Prancis.
Perayaan ini tentu saja melukai hati
rakyat Indonesia yang justru dijajah oleh Belanda. Dan parahnya, Belanda
memungut uang dari rakyat sebagai biaya perayaan tersebut. Ki Hadjar Dewantara
menulis sebuah artikel dengan judul “Als ik eens Nederlander Was”
(Andaikan aku seorang Belanda). Artikel ini merupakan sebuah sindirian pedas
kepada Belanda. Yang seperti tidak punya rasa bersalah dan kepekaan terhadap
orang Indonesia.
Akibat sepak terjang tokoh2 IP ini
dianggap membahayakan pemerintah Belanda, pada akhirnya mereka bertiga diasingkan
ke Belanda. Pengasingan ini membuat IP kehilangan pemimpin dan akhirnya
mengalami kemunduran…
Pak ada dampaknya ga pendirian
sekolah2 akibat kebijakan Politik Etis di abad ke 20 itu? Jwabannya ada
banget…. Kita lihat di bawah ini!
Orang-orang Indonesia yang sudah selesai sekolah hingga setingkat SMA (HBS dan
AMS) dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi baik itu di dalam maupun di luar
negeri terutama di Belanda. Nah anak2 Indonesia yang bersekolah di Belanda
ternyata tidak hanya bersekolah. Mereka memikirkan nasib bangsanya yang masih
terjajah, karena mereka membaca cerita2 bangsa2 lain yang dulunya terjajah
sekarang sudah merdeka, mereka ingin mewujudkan Indonesia yang merdeka seperti
itu pula.
Pelajar Indonesia yang di Belanda ini mendirikan perkumpulan yang disebut
Indische Vereniging pada tahun 1908. Perkumpulan ini didirikan oleh Tuan
Kasayangan dan R.N. Notosuroto. Pada tahun 1922, seiring dengan semakin
banyaknya pelajar dari Indonesia datang ke Belanda, perkumpulan ini berubah
nama menjadi Indonesische Vereniging hingga berubah lagi menjadi Perhimpunan
Indonesia (PI).
Pelajar-pelajar muda yang lebih agresif seperti Mohamad Hatta, Ahmad Subarjo
yang baru datang dari Indonesia bergabung menambah habatnya pergerakan
organisasi ini. Belum lagi ditambah bantuan dari 3 serangkai yang diasingkan ke
Belanda. Hal ini membuat PI semakin hebat, mereka juga mendirikan surat kabar
bernama Hindia Putra (berubah menjadi INDONESIA MERDEKA) sebagai sarana menulis
pemikiran-pemikiran para pemimpinnya. Namun pada akhirnya PI mengalami
kemunduran, karena para pemimpinnya ditangkap dan sebagian dari mereka dikirim
pulang ke Indonesia karena sudah menyelesaikan studinya.
Selain pelajar yang bersekolah di
luar negeri, ada juga pelajar yang berkuliah di dalam negeri. Dulu di Indonesia
sudah ada beberapa perguruan tinggi dalam bidang Teknik, Hukum dan Kedokteran.
Salah satunya adalah Bung Karno. Beliau berkuliah di THS (sekarang jadi ITB).
Selain aktif kuliah beliau aktif berorganisasi dan berdiskusi dengan tokoh
politik Indonesia kala itu, yaitu Tiga Serangkai, sebelum mereka diasingkan ke
Belanda.
Singkat cerita Bung Karno membentuk
organisasi baru berbentuk Partai Politik bernama Partai Nasional
Indonesia (PNI), dengan asas Selfhelp, Marhaenisme dan
nonkooperatif. Tujuan PNI adalah Indonesia yang merdeka tapi dengan
usaha sendiri. Mereka bergerak dengan dua pendekatan ke dalam dan keluar.
1.
Dalam : Membangun sekolah, kursus dan membuat Bank-Bank
2.
Luar : Mengadakan rapat umum dan menulis di Koran PNI (Banteng Priangan)
Pada akhirnya PNI mengalami
kemunduran karena para pemimpinnya ditangkap Belanda dan dipenjara. Meskipun
dalam pengadilan Bung Karno membuat pidato pembelaan (pledoi) yang sangat
terkenal berjudul Indonesia Menggugat dia tetap dipenjara. Sepeninggal Bung
Karno dan Pemimpin PNI lain, PNI terpecah menjadi 2 yaitu Partindo dan PNI Baru
. Nanti PNI Baru dipimpin oleh Bung Hatta dan Syahrir, setelah bebas dari
penjara Bung KArno bergabung dengan Partindo.
Kemudian satu peristiwa yang penting
lagi yaitu Sumpah Pemuda, sebuah gerakan persatuan dari para pemuda Indonesia
dengan mengaku berbangsa satu, bertanah air satu dan menjunjung bahasa
persatuan bahasa Indonesia, mereka juga menyanyikan Indonesia Raya untuk pertama
kalinya.
Kesimpulan :
Semua yang kita bicarakan di atas disebut juga Pergerakan Nasional, yaitu
gerakan politik menuju satu cita-cita yaitu negara Indonesia merdeka, yang
dimulai dari Budi Utomo hingga Proklamasi 1945. Salah satu penyebab pergerakan
nasional ini adalah munculnya golongan terdidik atau terpelajar akibat politik
etis yaitu Edukasi, namun ada juga faktor lain seperti di bawah ini:
1.
Eksternal
A.
Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905.
Ini merupakan kemenangan pertama
bangsa Asia melawan Eropa di zaman modern. Kemenangan ini menginspirasi bangsa
Asia lainnya yang selama ini dianggap sebagai bangsa kelas II, bangsa yang
tertinggal jauh dari bangsa-bangsa Eropa.
B.
Nasionalisme Turki oleh Mustapa Kemal Pasha
Turki sebuah negara Asia di Timur
Tengah. Yang sebelumnya dijuluki “The Sick Man From Europe” berubah menjadi
negara modern dan kuat, di bawah pimpinan Mustapa Kemal Pasha.
C.
Keberhasilan Revolusi tahun 1911 di China.
Partai Kuomintang pimpinan Sun Yat
Sen, berhasil menggulingkan kekuasaan Dinasti Qing di China dan membuat China
menjadi negara Republik.
D.
Gerakan kemerdekaan kemanusiaan di India yang dipelopori oleh Mahatma Gandhi
Ajaran Satyagraha, Ahimsa, Hartal,
Swadeshinya mampu menggerakkan rakyat India berjuang bersama untuk
meraih kemerdekaan India dari Inggris.
Inspirasi dari dalam (Internal)
1. Kejayaan masa lalu.
Kejayaan masa lalu berarti berbicara
tentang “Indonesia” yang dulu pernah jaya, ketika masih bernama Majapahit dan
Sriwijaya. Kejayaan itu ingin diulang kembali oleh para pendiri bangsa kita,
dan cara satu2nya agar itu bisa terlaksana adalah dengan mengusir Belanda dari
Indonesia.
2. Politik Drainage
(Penghisapan)
Penghisapan ini sudah terjadi sejak
VOC menguasai Indonesia, kita dipaksa membayar pajak (Contingenten) dan
penyerahan wajib (Levarantie). Kemudian dipaksa lagi menanam tanaman ekspor
(Tanam Paksa).
3. Diskriminasi Rasial.
Kebijakan ini juga sangat
menyakitkan. Pada zaman Belanda, di Indonesia ada tiga lapisan masyarakat yaitu
EROPA > TIMUR ASING baru PRIBUMI. Seperti biasa kita selalu terbawah.
Kita tidak dianggap sepenuhnya sebagai seorang manusia merdeka, pemilik
Indonesia kala itu.
Komentar
Posting Komentar