Bahan Ulangan Harian III Sejarah Wajib kelas XI
Revolusi Indonesia.
1.
Kedatangan
pasukan Sekutu di Indonesia.
Sekutu itu siapa sih pak?. Sekutu itu istilah untuk tentara
Inggris, Belanda, Amerika, Kanada, Australia dan beberapa negara barat lainnya,
pada waktu Perang Dunia II. Pasukan sekutu inilah yg berperang melawan negara2
sentral (poros) yaitu Jerman, Italia dan Jepang. Oke ngerti ya, sekutu itu
siapa???? Ya pasti ngerti lah hehe….
Nah, pada
waktu perang dunia II (1939-1945), jajahannya Belanda (salah satu anggota sekutu)
yaitu Indonesia diambil alih oleh Jepang (1942-1945). Ketika Jepang menyerah
pada tanggal 15 agustus 1945, Belanda ingin kembali mengambil apa yang dia
anggap sebagai miliknya atau dengan kata lain Belanda ingin menjajah Indonesia
lagi.
Keinginan Belanda ini bisa berjalan
mulus, jika keadaan Indonesia masih dapat dikendalikan oleh Jepang, sebagai
pihak yg kalah perang. Namun yang terjadi justru sebaliknya, dua hari setelah
Jepang menyerah, Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia yang
berarti Indonesia tidak lagi menerima jika ada bangsa lain yang ingin
menjajahnya kembali. Indonesia menganggap bahwa sudah saatnya bangsa Indonesia
memimpin dan mengelola bangsa nya sendiri, tanpa campur tangan bangsa lain,
apalagi Belanda.
Akhirnya
terjadilah konflik kepentingan antara Indonesia yang sudah merdeka dengan
Belanda yang ingin kembali ke Indonesia dan menghancurkan kemerdekaan yang sudah
diproklamasikan tersebut. Terjadilah apa yang disebut Revolusi Indonesia, atau
gerakan semesta dari seluruh rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan
yang sudah diproklamasikan.
Pak bukannya negeri
Belanda dari tahun 1940 sampai 1945 dijajah sama Jerman? Emangnya dia punya
kekuatan untuk mengambil alih Indonesia kembali? Bukannya Kota Roterdam dibom
oleh Jerman, Angkatan Laut nya pun hancur lebur, bisakah mereka menguasai
Indonesia kembali, bukankah tentara mereka yg ada di Indonesia ditawan oleh
Jepang selama perang berlangsung?
Iya benar. Bagi
Belanda, Indonesia itu ibarat hak milik yang melekat dan sangat penting.
Setelah negerinya dijajah oleh Jerman dan negerinya hancur lebur selama perang,
menguasai Indonesia merupakan prioritas utama. Hasil alam dan kekayaan
Indonesia mampu menolong mereka untuk membangun kembali negerinya yg luluh
lantak pasca perang. itu sebabnya mereka sangat ingin kembali dan menguasai
Indonesia.
Akhirnya mereka
memanfaatkan tentara Inggris yang ditugaskan ke Indonesia. Mereka sengaja
menumpang tentara Sekutu untuk kembali ke Indonesia. Tentara itu diberi nama
AFNEI (Allied Forces for Netherland East Indies). Dipimpin oleh Sir Philip
Christinson, tentara ini sebenarnya dibentuk dengan tugas :
1.
Menerima penyerahan kekuasaan dari Jepang.
2.
Membebaskan tentara Belanda yang ditawan oleh
Jepang
3.
Melucuti tentara Jepang serta mengumpulkan
mereka untuk kemudian dikembalikan ke Jepang.
4.
Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai
Indonesia hingga nanti diberikan kepada Belanda.
5.
Mengumpulkan keterangan tentang penjahat
perang dan menuntut mereka di pengadilan.
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Nah NICA (Netherland Indies Civil
Administration) atau semacam PNS Belanda, menumpang kepada AFNEI ketika AFNEI
mendarat di Indonesia, pertama kali di bulan September 1945 di Tanjung Priok,
Jakarta. NICA ini bertujuan untuk mempersiapakan
pemerintahan sipil di Indonesia, sebelum tentara Belanda dibebaskan dari
tawanan hingga nanti mereka menguasai Indonesia.
Bagaimana reaksi
Indonesia melihat kedatangan tentara ini? Tentu sjaa pemerintah Indonesia,
dalam hal ini Soekarno tidak dengan mudah mengijinkan tentara asing untuk masuk
ke wilayah Indonesia yang baru merdeka. Namun karena Philip Christinson
berjanji bahwa tentara sekutu hanya melaksanakan tugasnya saja, bukan untuk
membantu Belanda untuk menjajah Indonesia lagi, Soekarno memberikan izin
tentara sekutu masuk Indonesia.
Sudah dijelaskan
di atas, jika tentara AFNEI hanya melakukan
tugasnya maka setelah tugasnya selesai mereka harus meninggalkan Indonesia.
Namun yang terjadi justru sebaliknya, mereka membawa pegawai NICA ketika tiba di Indonesia.
Ketika
diberikan izin untuk masuk Indonesia pasukan AFNEI mengabaikan janji2nya. Malah
mereka akhirnya memberikan senjata kepada tentara Belanda yang baru mereka
bebaskan. Inilah yang menyebabkan terjadinya konflik bahkan terkadang berujung
peperangan antara pemuda Indonesia dengan tentara AFNEI dan tentara Belanda
yang mereka bebaskan itu. (Ngerti ya ???
))
Kita akan melihat beberapa konflik
yang berujung pada peperangan antara tentara AFNEI dengan pasukan Indonesia.
1.
Perang di Surabaya.
Perang di
Surabaya ini berawal dari pendaratan pasukan AFNEI di Surabaya sekitar bulan
Oktober 1945 yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby. Setelah
melalui perdebatan dengan Gubernur Jawa Timur akhirnya pasukan ini diberikan
izin masuk Surabaya, dengan catatatan mereka hanya melakukan tugasnya, setelah
tugasnya selesai mereka harus kembali ke negerinya masing2 dan membiarkan
Indonesia yang sudah merdeka dipimpin oleh bangsa Indonesia sendiri.
Namun yang
terjadi justru sebaliknya, AFNEI justru mempersenjatai tentara Belanda yang
mereka bebaskan. Salah satunya adalah Kapten Shaw, yang menyerbu penjara Kalisosok
untuk membebaskan Kolonel Huiyer seorang tentara Belanda yang ditawan Jepang.
Setelah itu AFNEI juga menduduki beberapa kantor penting di Surabaya yaitu
Kantor Pos Besar, Gedung Internatio, Pangkalan Udara Tanjung Perak dsb. Akhirnya terjadilah perang antara rakyat
Surabaya yang menolak tindakan semena-mena ini.
Konflik ini
akhirnya berakhir ketika Bung Karno dan Hatta tiba di Surabaya. Kedatangan dua
tokoh ini memang untuk memadamkan peperangan yang telah membara antara rakyat
Surabaya dan AFNEI. Akhirnya tercapailah kesepakatan yaitu :
1.
Tentara dan Polisi Indonesia diakui oleh
Indonesia.
2.
Kota Surabaya tidak dijaga tentara sekutu,
kecuali kamp2 tawanan. Kamp ini dijaga bersama oleh tentara Indonesia dan
tentara sekutu.
3.
Tanjung Perak dijaga bersama oleh TKR, Polisi,
dan tentara sekutu guna penyelesaian tugas menerima obat2an untuk tawanan
perang.
Agar perjanjian ini berjalan sesuai
dengan kesepakatan, dibentuklah KONTAK BIRO yang anggotanya unsur pemerintah Indonesia
dan tentara Sekutu. KONTAK BIRO ini juga berkeliling ke seluruh Surabaya untuk
mengumumkan penghentian tembak menembak (peperangan).
Namun di salah
satu tempat yaitu di sekitar Jembatan Merah, Surabaya pertempuran belum usai,
ketika pihak sekutu ingin mengumumkan penghentian perang di sana, terjadi
insiden yang menyebabkan mobil AWS Mallaby yang ikut pada kejadian itu meledak.
Mobil
itu diledakkan oleh seorang santri dari Tebuireng, Jawa Timur bernama Harun. Selain
menewaskan Mallaby, ledakan itu juga menyebabkan Harun gugur.
Inggris
sangat marah mendengar kabar tewasnya Mallaby. Mereka mengancam akan
menghancurkan Kota Surabaya jika rakyat Surabaya tidak menyerah dengan
meletakkan tangan di atas kepala hingga tanggal 10 November 1945 pukul 06.00
pagi.
Namun ancaman ini
dihiraukan oleh rakyat Surabaya, maka INggris melancarkan serangan terhadap Surabaya,
10 November 1945, terjadilah peperangan yang dahsyat di Surabaya yang
berlangsung hingga sekitar akhir bulan November. Peristiwa ini diperingati
sebagai Hari Pahlawan.
2.
Pertempuran di Ambarawa.
Tentara AFNEI tiba di Semarang sekitar
bulan 20 Oktober 1945, mereka berjanji hanya akan membebaskan tawanan perang
Belanda yang ada di Magelang dan Ambarawa. Namun ketika tiba di Magelang,
mereka mengingkari janjinya, mereka mempersenjatai tawanan perang yang baru
dibebaskan itu, maka terjadilah perang antara tentara Indonesia di Magelang dgn
AFNEI. Pertempuran ini berakhir ketika Bung Karno datang mendamaikannya.
Ternyata
di Ambarawa juga terjadi perang, karena AFNEI mengingkari janji2nya. Tentara
Indonesia yang dipimpin oleh Letkol Isdiman, berhasil memukul mundur pasukan
AFNEI, namun Isdiman gugur dalam penyerangan tersebut. Kolonel Sudirman
kemudian menggantikan peran Isdiman, beliau berhasil memimpin pasukan Indonesia
yang dibantu oleh tentara dari Magelang, Jogjakarta dan Solo. Akhirnya pasukan
Indonesia berhasil memukul mundur pasukan AFNEI hingga mereka harus mundur ke
Semarang.
Kemenangan ini
memberikan arti penting bagi perlawanan Indonesia. Karena jika Ambarawa jatuh
ke tangan AFNEI, maka besar kemungkinan Kota Jogjakarta dan Surakarta (Solo)
akan dengan mudah dapat dikuasai oleh tentara sekutu.
3.
Bandung Lautan Api.
AFNEI tiba di
Bandung sekitar bulan Oktober 1945. Mereka memerintahkan rakyat Bandung untuk
menyerahkan seluruh senjata yang mereka rampas dari tentara Jepang. Mereka
memberi waktu hingga tanggal 29 November rakyat Bandung mengosongkan Bandung
Utara. Semua perintah di atas ditolak oleh pemuda dan rakyat Indonesia yang ada
di Bandung.
Untuk
menyelesaikan perang ini, maka disepakati untuk membagi dua Bandung menjadi 2
yaitu Bandung Utara dan Selatan dengan batas jalan kereta api di tengah2 Kota
Bandung. Bagian utara dikuasai oleh Sekutu, Selatan dikuasai oleh pemuda dan
pasukan Indonesia.
Namun pada
perkembangannya pasukan sekutu merasa terancam hingga mereka memerintahkan
untuk mengosongkan seluruh Kota Bandung. Mereka meminta bantuan kepada Perdana
Menteri Syahrir, dan Syahrir menyetujui ide itu.
Ide ini semata2
disetujui agar tidak terjadi pertempuran yang memakan korban jiwa seperti yang
pernah terjadi di Surabaya.
Maka pemimpin
pasukan Indonesia di Bandung yaitu A.H. Nasution memerintahkan agar rakyat dan
pasukan Indonesia untuk keluar dari Bandung, peristiwa ini terjadi tanggal 24
Maret 1946. Namun sebelum mereka keluar dari Bandung, salah seorang pasukan
Indonesia bernama Muhamad Toha meledakkan gudang mesiu dan senjata milik
sekutu. Tidak hanya itu, rakyat dan pasukan Indonesia di Bandung menyerang pos2 penting pasukan sekutu dan
melakukan pembumihangusan kota Bandung.
Peristiwa ini
dikenal sebagai peristiwa Bandung Lautan Api, dan diperingati setiap tanggal 24 Maret setiap
tahunnya.
Komentar
Posting Komentar