Sejarah Wajib kelas XI
Kelas XI Wajib... IPA
Habis
Penjelajahan terbitlah Penjajahan….
Indonesia, seperti yang pernah
kita baca dalam berbagai literatur, merupakan sebuah surga yang Tuhan ciptakan
ketika beliau sedang tersenyum. Ungkapan ini sebenarnya buah dari
kejadian-kejadian masa lalu yang mengiringi perjalanan bangsa yang besar ini.
Kali ini saya akan mengajak kalian menoleh sejenak kepada satu episode sejarah
tentang bagaimana “surga” itu dicari dan "dikejar" oleh bangsa asing
terdahulu demi kekayaan yang terinstal di dalam nya.
Sejak bangsa Eropa,
terutama Kerajaan Portugis berhasil mengembangkan teknologi kapal layar dan
peta, penjelajahan samudera yang sebelumnya hanya sebuah ketidakmungkinan bagi
bangsa Eropa berubah menjadi kenyataan.
Adalah Bartolomeus Diaz, seorang bangsawan
dan pelaut asal Portugis yang pada tahun 1478, mengawali perjalanan mengarungi
lautan biru itu. Dia tiba di daratan Afrika bagian selatan yang dikenal
kemudian sebagai Cape of Good Hope (Tanjung Harapan). Dikarenakan masalah
kapal, dia dan kru nyakembali ke Portugis.
Sepuluh
tahun kemudian Vasco Da Gama melanjutkan apa yang sudah dimulai Diaz. Da Gama
berhasil tiba di Goa (India sekarang). Namun kota itu ternyata jauh di luar
perkiraan pelaut Portugis tersebut. Goa merupakan pelabuhan yang modern dan
kaya, barang2 yg diperjualbelikan oleh orang Portugis tidak mampu bersaing. Jalan satu-satunya untuk mewujudkan impian Portugis untuk
menguasai perdagangan dunia adalah dengan menguasai kota tsb. (ingat tujuan
utama bangsa Portugis berlayar adalah motif ekonomi yaitu menambah kekayaan
kerajaan Portugis dan diri mereka sendiri ).
Faktanya Da Gama tidak berhasil menguasai
Goa, melainkan Alfonso Albudiquerque, seorang Portugis lain lah yang berhasil
mengambil alih Goa dari tangan orang2 lokal. Diquerque menemukan fakta baru bahwa Goa
bukanlah “tujuan” mereka, melainkan Malaka yang saat itu menjadi pelabuhan
penting dan besar di selat Malaka. Pada tahun 1511, Malaka kemudian diambil
alih oleh Portugis langsung di bawah pimpinan Diquerque. Malaka yang sebelumnya
merupakan sebuah pelabuhan bebas dan sibuk berubah menjadi tempat yang suram
untuk perdagangan. Portugis menentukan semua peraturan yang memberatkan yang
tidak pernah ada sebelumnya.
Pada akhirnya Malaka juga terbukti bukan
sumber dari “kekayaan” yang mendorong para pelaut Portugis untuk rela
mempertaruhkan nyawa itu. Maluku lah yang sebenarnya menjadi tujuan mereka,
tempat “kelahiran” komoditi mahal dan berharga pada masa itu (abad ke 15) yaitu
Cengkeh, Pala, Lada dan kayu manis (rempah-rempah).
Portugis akhirnya mengirimkan rombongan untuk mengadakan
pendekatan terhadap penduduk Maluku. Namun mereka merasa cara-cara “baik” dan
beradab tidak menghasilkan keuntungan yang fantastis. Strategi menguasai lah
yang akhirnya mereka pilih.
Meskipun berhasil menguasai Maluku dalam beberapa tahun,
sebenarnya Portugis tidak pernah benar-benar mampu “mengambil” alih Maluku dari
tangan orang-orang setempat. Pada akhirnya bangsa eropa yg lain yaitu Belanda
berhasil mengusir mereka dari Maluku hingga mereka kabur ke bagian selatan Maluku yang
kita kenal sekarang sebagai negara Timor Leste.
Lalu apa saja yg mereka tinggalkan selain kenangan pahit
penjajahan??
AGAMA KATOLIK. Dirintis
oleh seorang Misionaris bernama Francisco Xaverius. Beliau yang berhasil memulai misi Kristenisasi di wilayah
Maluku dan berkembang hingga ke wilayah lain di Indonesia. Hal ini merupakan
sebuah fakta yang masih bertahan hingga sekarang: “orang Kristen di
Indonesia Timur adalah mayoritas”. Benih yg Xaverius telah tanamkan 570 tahun
yg lalu, masih berbuah lebat hingga hari ini, yg kita enggak tahu sampai kapan.
(Penginjilan Xaverius dimulai tahun 1546-1547)…
Agama Katolik bukan
satu-satunya yg mereka tinggalkan untuk kita. Pesta, Minggu, Meja, Sepatu,
Sabun, Bendera, merupakan sedikit dari banyak kata yg kita serap dari
bahasa Portugis. Musik Keroncong dan Gitar mungkin tak akan ada di negeri ini
jika mereka tidak pernah dibawa oleh orang2 Portugis, dan masih banyak hal lain yg bisa kalian
cari tahu sendiri.
Demikian sekilas catatan
mengenai perjalanan menempuh jalur maut yang dilalui Diaz dan kawan-kawan untuk
menemukan salah satu surga yang menyimpan kekayaan tak terkira pada masanya.
Surga itu, sekarang kita beri nama INDONESIA…..
VOC
“Kami
mengarahkan perhatian Anda, khususnya kepada pulau-pulau di mana tumbuh cengkeh
dan pala. Kami memerintahkan anda untuk memenangi pulau-pulau itu untuk VOC,
baik dengan cara perundingan maupun kekerasan”
Pesan di atas merupakan petuah
yang diberikan petinggi VOC di Belanda kepada Laksamana Pieterszoon Verhoeven,
pimpinan VOC pada tahun 1608 di INdonesia.
Bapak, VOC itu apaan?
Oke, kita mulai
dari dasarnya dulu, sambil dengerin musik rohani, biar lebih tenang bacanya ………..
Belanda merupakan satu di antara banyak negara di Eropa yang pernah menguasai
negeri kita. Ada pula Portugis, Spanyol, Inggris dan juga Prancis, tapi saat
ini kita hanya membahas khusus Belanda. Menurut catatan sejarah, orang Belanda
yang pertama kali tiba di Indonesia adalah seorang pelaut bernama Cornelis De
Houtman. Beliau berangkat sekitar bulan April tahun 1595 dan tiba sekitar bulan
Juni tahun berikutnya. (lama juga ya, setahun lebih).
Bapak?
Houtman ngapain ke Indonesia????
Orang-orang
Belanda sebelumnya banyak bekerja pada pelaut-pelaut Portugis yg berlayar ke
Indonesia untuk mencari rempah-rempah yg pada saat itu mahal harganya dan jadi
komoditas dagang utama bangsa Eropa. Namun setelah mengetahui cara berlayar dan
mampu mandiri akhirnya orang2 Belanda melakukan pelayaran sendiri. tujuannya
sama "REMPAH-REMPAH”…..
Nah Houtman lah orang Belanda pertama yg tiba di Indonesia, tp bukan sendirian ya, dia bawa
4 kapal dan 249 awak kapal dan 64 pucuk meriam (wow lumayan lengkap lah ya).
Dia tiba di Banten, pada saat itu Banten jadi penghasil Lada utama di
Indonesia. Singkat cerita, Houtman kurang diterima orang Indonesia, karena
sifat buruknya. Namun seperti yang sudah dibayangkan, Houtman berhasil membawa
pulang rempah-rempah dalam jumlah yang banyak. Intinya ketika dia tiba kembali
di Belanda pada tahun 1597, dia untung besar, meskipun kehilangan satu kapal
dan 160 awak kapal karena penyakit dan konflik dengan orang2 Indonesia.
Kabar tentang “keberhasilan” Houtman dengan
cepat menyebar ke seluruh pelosok Belanda. Orang2 Belanda lain berlomba-lomba
melakukan pelayaran serupa. Setahun setelah kepulangan Houtman (1598) berangkat
pula lah 22 kapal lain, 14 di antaranya berhasil pulang dengan selamat dan bawa
rempah2 dalam jumlah yg banyak, bahkan dikatakan mereka untung 400 %. Tahun
1601 berangkat lagi 14 rombongan ke Indonesia.
Wih, untung banyak
dong pak orang Belanda????
Tunggu dulu,
ternyata gelombang arus pelayaran orang2 Belanda ini menyisakan masalah. Mereka
jadi bersaing untuk mendapatkan rempah2, akibatnya harga rempah2 jadi tidak
stabil, semua pedagang bikin harga sendiri. Selain itu, akibat banyaknya
pelayar yg datang ke Indonesia, pasokan rempah2 di Eropa menjadi meningkat yg
menyebabkan harganya turun. (Hukum Permintaan dan Penawaran>>> JIka
penawaran besar, permintaan tetap maka harga akan turun)…
Singkat cerita dicarilah solusi bagaimana mengatasi masalah di atas. Bulan
Maret 1602, semua perusahaan2 yg berlayar ke Indonesia tadi bersepakat membuat
perusahaan gabungan yg disebut VOC (Verenigde
Oost Indische Compagnie/Perusahaan Dagang India Timur). Nah nantinya orang2
Belanda yg punya duit itu tinggal nanamin sahamnya di VOC, mereka ga perlu capek2
lg berlayar ke Indonesia. Ketika akhir tahun tiba, mereka dapat deviden atau
keuntungan sesuai dengan besarnya saham yang mereka miliki.
Pak
tapi kenapa kayaknya VOC itu hebat banget, padahal kan Cuma perusahaan?? Karena
apaaaaa???? Ya karena hak yg melekat padanya yg diberikan Kerajaan Belanda yg
disebut juga hak Oktrooi
1. Mencetak uang sendiri
2. Memiliki pasukan sendiri
3. Memonopoli perdagangan
4. Mendirikan Benteng
5. Menyatakan perang dan damai
6. Mengangkat
dan memberhentikan penguasa setempat (jadi setelah VOC menguasai sebuah
wilayah, dia berhak memecat raja2 di situ dan menggantinya dgn raja2 yg mau
takluk pada VOC, ini disebut juga strategi pecah belah Devide Et Impera)
7. Mengangkat dan memberhentikan pegawai
8. Mengadakan perjanjian dengan
raja-raja
(FYI: hak2 seperti di atas
kebanyakan merupakan hak yg dimiliki oleh sebuah negara, makanya VOC disebut
juga Negara dalam Negara Belanda)…
Nah begitu cerita
singkatnya… Paham ya kenapa dibentuk VOC, dan mengapa VOC itu kok kayaknya
kuasanya besar amat gitu…
--- Ambil nafas sejenak, tenggak
minuman di depanmu hehe ------
Oke, apa saja yg
dilakukan VOC di Indonesia????
Karena jauhnya
jarak antara Belanda dengan Indonesia, ditunjuklah seorang pemimpin VOC di
Indonesia yg disebut juga Gubernur Jenderal (Gubjend), dibantu oleh 4 orang
anggota Raad Van Indie (Dewan India) untuk mengawasi GUbjen.
Pieter Both
merupakan Gubjen pertama VOC yang pada saat itu berpusat di Ambon. Nanti di
tahun 1619, pusat komando VOC dipindahkan ke Batavia (Jakarta), oleh Gubjen Jan
Pieterszoon Coen.
(Pak kenapa dipindahin? Karena VOC ingin
menguasai Indonesia secara keseluruhan, bukan hanya Maluku sebagai penghasil
utama rempah-rempah, maka perlu menguasai jalur pelayaran utama Indonesia yg
pada saat itu ada di Batavia).
Tujuan utama pendirian VOC adalah
mengumpulkan untung sebanyak2nya dengan cara menguasai perdagangan rempah di
nusantara atau istilah lainnya, “MEMONOPOLI PERDAGANGAN REMPAH”. Artinya tidak
ada “sebutir” rempah pun bisa keluar Indonesia tanpa sepengetahuan VOC.
Mengapa VOC sampai segitunya Pak?? Iya. Karena
dengan memonopoli perdagangan rempah di Indonesia, pasokan rempah di Eropa akan
stabil, tidak terlalu banyak rempah dan otomatis harganya bisa dengan seenaknya
ditentukan oleh VOC. (nice move right??)…
Oke kita lanjut …..
Lalu apa
saja kebijakan yg dilakukan VOC bisa kita simpulkan dalam bagan di bawah ini
Kebijakan
|
Tujuan
|
1. Verplichte
Levarantie
|
1. Dengan
kebijakan ini rakyat dipaksa untuk menyerahkan rempahnya ke VOC, rakyat
dilarang menjual kepada pedagang lain, pokoknya harus ke VOC..
|
2. Contingenten
|
2. ini lucu,
rakyat Indonesia yg empunya tanah dipaksa bayar pajak ke VOC, dalam bentuk
hasil bumi, terutama rempah..
|
3. Ekstirpasi
|
3. Saking
mahalnya rempah, rakyat Indonesia jadi menanam rempah (sebelumnya rempah
tumbuh sendiri di hutannya orang Maluku), nah biar pasokan rempah ga
kebanyakan, VOC tebangin rempah2 rakyat biar pasokan nya tetap stabil dan
mereka bisa atur harganya..
|
4. Pelayaran
Hongi
|
4. Nah ini
trik VOC biar dia ga ada saingan, jadi VOC bikin semacam kapal patroli (kapal
kora2) bwt mengawasi kawasan laut Indonesia terutama Maluku, untuk memastikan
tdk ada pedagang lain selain mereka. Licik banget kan??...
|
Lalu bagaimana VOC
memerintah Indonesia apakah mereka langsung jd semacam PNS gitu pak, yg turun
langsung ke masyarakat???
Tidak, jadi mereka
melakukan sistem pemerintahan yg disebut Indirect rule (pemerintahan
tidak langsung), apaan itu pak?? Nah sistem ini berarti, VOC tidak langsung
berhadapan dengan rakyat Indonesia, mereka memanfaatkan penguasa2 pribumi atau
raja-raja setempat. Nah nantinya rakyat bayar pajak ke Raja2 dan kaum bangsawan
(bupati), kemudian raja2 itulah yg menyetorkan ke VOC.
Makanya VOC itu
selalu mencampuri pergantian Raja dan Bupati di Indonesia, dia pilih Raja atau
Bupati yg mau tunduk sama dia, yg melawan dia singkirkan nah ini lah yg disebut
Devide Et Impera, jadi mengadu domba keluarga kerajaan biar berantem,
ketika mereka berantem VOC kuasai Kerajaannya. (ingat kisah Sultan Haji dengan
Ageng Tirtayasa di Banten)…
Namun sejarah
berkata lain, kuasa yg dibangun sejak 1602, tidak bertahan selama ribuan tahun,
31 Desember 1799, VOC dibubarkan karena beberapa hal di bawah ini
1. Utangnya banyak.
2. Pegawainya Korupsi
3. VOC mengeluarkan biaya yg banyak
untuk berperang dengan Kerajaan2 Pribumi (Banten, Mataram, Makassar, dsb).
Perusahaan kan mencari untung bukan malah ngabisin duit berperang..
4. Anggaran untuk membayar gaji pegawai
membengkak
5. 1795, negeri Belanda dikuasai Prancis
(Napoleon) yg tidak terlalu suka dengan sistem VOC untuk kemudian
membubarkannya 4 tahun kemudian (1799)
6. VOC juga harus membayar deviden ke
para pemilik saham di Belanda, padahal utangnya banyak..
7. VOC juga dibayang2i persaingan dagang
dengan sekutu dagang lain seperti EIC (Inggris). EIC juga ingin menguasai
Indonesia, yang nanti berhasil dilakukan pada tahun 1811 dibawah pemerintahan Raffles.
Akhirnya kuasa VOC yang dibangun selama hampir 200 tahun hancur dengan saldo
kerugian sebesar 134, 7 juta Gulden….
Mantap pak
BalasHapus