Bahan UAS sejarah XI Wajib, Rabu, 02 Desember 2015...
Dari Penjelajahan hingga Pergerakan Nasional ....
Sejak bangsa Eropa, terutama Kerajaan Portugis berhasil mengembangkan teknologi
kapal layar dan peta, penjelajahan samudera yang sebelumnya hanya sebuah
ketidakmungkinan bagi bangsa Eropa berubah menjadi kenyataan.
Ada
beberapa faktor pendorong pelayaran samudera
1. Paham Merkantilisme (kesejahteraan suatu kerajaan
tergantung kepada banyaknya asset atau kekayaan kerajaan itu). Karena ini maka
semua kerajaan di eropa berlomba2 mencari kekayaan di luar negaranya, terutama
mencari rempah di Indonesia.
2. Jatuhnya Konstantinopel kepada Turki Utsmani, ini
membuat orang Eropa tidak bebas lagi berdagang di kawasan Laut Tengah dan
Konstantinopel yg sebelumnya pusat perdagangan eropa. Akhirnya bangsa Eropa
mencari jalur lain.
3. Melanjutkan Perang Salib , konflik berkepanjangan
antara orang Eropa yg Kristen dan Orang Muslim dari Arab.
Berikut
beberapa penjelajahan yang dilakukan oleh bangsa barat terutama Portugis dan
Spanyol (Nanti Belanda kita bahas sendiri di bawah).
1.
Portugis.
Pelayar
|
Tiba
di
|
Bartolomeuz
Diaz
|
Tanjung
Harapan, Afrika Selatan
|
Vasco
Da Gama
|
Melanjutkan
perjalanan Diaz dan tiba di Goa, India. Bertemu dengan pedagang Islam dan
terusir dari Goa.
|
Alfonso
Albudiquerque
Catatan:
Portugis melakukan pelayaran untuk mendapatkan kekayaan dari Rempah2, oleh
sebab itu dengan segala cara mereka mencari daerah asal rempah yaitu Maluku,
perlahan tapi pasti mereka berhasil menemukan Maluku dan berhasil
menguasainya beberapa tahun sebelum diusir oleh Sultan Baabullah dari
Ternate.
|
Melanjutkan
perjalanan Da Gama, berhasil menaklukkan Goa dan menjadikannya milik
Portugis. Setelah menguasai Goa, Albudiquerque ingin menguasai pusat
perdagngan di Selat Malaka, berhasil dilakukan pada tahun 1511. Tahun berikutnya mengirimkan pasukan untuk
menaklukkan Maluku.
|
2.
Spanyol.
Pelayar
|
Tiba
di
|
1.
Colombus
|
Tiba
di Amerika bagian tengah, dan mengira tempat itu India, tujuannya sama untuk
mencari tempat asal rempah, namun berda arah perjalanan dengan Portugis.
|
2.
Ferdinan
Magelhanes
Cat:
Tim Spanyol juga ingin mencari daerah asal rempah, namun hingga matinya
Magelhaens tidak pernah tiba di Maluku, Del Cano yang tiba. Namun di sana
sudah ada Portugis, mereka kemudian berperang dan didamaikan melalui
Perjanjian Saragosa, Spanyol diharuskan mundur ke Filiphina, dan Maluku
diberikan kepada Portugis.
|
Tiba
di Semenanjung Magelan di Amerika bagian Selatan, melanjutkan perjalanan ke
Samudera Pasifik dan tiba di Filiphina dan terbunuh ketika perang dengan
warga lokal. Perjalanan Tim Spanyol dilanjutkan Del Cano, berhasil tiba di
Tidore, Maluku.
|
3. Belanda
Oke kita sedikit
loncat, setelah Portugis kabur dari Maluku, gentian yang menguasai Indonesia
negeri baru bernama Belanda. Pigimane ceritanya? Caranya melalui sebuah
perusahaan yg diberi nama VOC… mari kita lihat apa itu VOC.
“Kami mengarahkan perhatian Anda, khususnya
kepada pulau-pulau di mana tumbuh cengkeh dan pala. Kami memerintahkan anda
untuk memenangi pulau-pulau itu untuk VOC, baik dengan cara perundingan maupun
kekerasan”
Pesan di atas merupakan petuah yang diberikan
petinggi VOC di Belanda kepada Laksamana Pieterszoon Verhoeven, pimpinan VOC
pada tahun 1608 di Indonesia.
Bapak,
VOC itu apaan?
Oke, kita
mulai dari dasarnya dulu,, siapkan air putih ...
Menurut catatan sejarah, orang Belanda
yang pertama kali tiba di Indonesia adalah seorang pelaut bernama Cornelis De
Houtman. Beliau berangkat sekitar bulan April tahun 1595 dan tiba sekitar bulan
Juni tahun berikutnya.
Bapak?
Houtman ngapain ke Indonesia????
Orang-orang Belanda sebelumnya banyak bekerja pada pelaut-pelaut Portugis yg
berlayar ke Indonesia untuk mencari rempah-rempah. Namun setelah mengetahui
cara berlayar dan mampu mandiri akhirnya orang2 Belanda melakukan pelayaran
sendiri.
Nah si Houtman itu lah orang Belanda pertama yg tiba di Indonesia, tp bukan
sendirian ya, dia bawa 4 kapal dan 249 awak kapal dan 64 pucuk meriam (wow
lumayan lengkap lah ya). Dia tiba di Banten, pada saat itu Banten jadi
penghasil Lada utama di Indonesia. Singkat cerita, Houtman kurang diterima
orang Indonesia, karena sifat buruknya, namun seperti yang sudah dibayangkan
Houtman berhasil membawa pulang rempah-rempah dalam jumlah yang banyak. Intinya
ketika dia tiba kembali di Belanda pada tahun 1597, dia untung besar.
Kabar tentang “keberhasilan” Houtman dengan cepat menyebar ke seluruh pelosok
Belanda. Orang2 Belanda lain berlomba-lomba melakukan pelayaran serupa. Setahun
setelah kepulangan Houtman (1598) berangkat pula lah kapal2 lain untuk membeli
rempah ke Indonesia.
Wih, untung banyak dong pak orang Belanda????
Tunggu
dulu, ternyata pelayaran orang2 Belanda ini menyisakan masalah. Mereka jadi
bersaing untuk mendapatkan rempah2, akibatnya harga rempah2 jadi tidak stabil,
semua pedagang bikin harga sendiri. Selain itu, akibat banyaknya pelayar yg
datang ke Indonesia, pasokan rempah2 di Eropa menjadi meningkat yg menyebabkan
harganya turun.
Singkat cerita dicarilah solusi bagaimana mengatasi masalah di atas. Maret 1602,
semua perusahaan2 yg berlayar ke Indonesia tadi bersepakat membuat perusahaan
gabungan yg disebut VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie/Perusahaan
Dagang India Timur). Gitu,
ngerti ya….
Tapi
tidak hanya sekedar perusahaan, VOC juga diberi hak khusus (Oktrooi) seperti
hak sebuah negara,
1. Mencetak uang sendiri
2. Memiliki pasukan sendiri
3. Memonopoli perdagangan
4. Mendirikan Benteng
5. Menyatakan perang dan damai
6. Mengangkat dan memberhentikan penguasa setempat.
7. Mengangkat dan memberhentikan pegawai
8. Mengadakan perjanjian dengan raja-raja
Nah
begitu cerita singkatnya… Paham ya kenapa dibentuk VOC, dan mengapa VOC itu kok
kayaknya kuasanya besar amat gitu…
--- tarik nafass ------
Oke, apa saja yg dilakukan VOC di Indonesia????
Karena jauhnya jarak antara Belanda dengan Indonesia, ditunjuklah seorang
pemimpin VOC di Indonesia yg disebut juga Gubernur Jenderal (Gubjend), dibantu
oleh 4 orang anggota Raad Van Indie (Dewan India) untuk mengawasi Gubjen.
Pieter Both merupakan Gubjen pertama VOC yang pada saat itu
berpusat di Ambon. Nanti di tahun 1619, pusat komando VOC dipindahkan ke
Batavia (Jakarta), oleh Gubjen Jan Pieterszoon Coen.
(Pak
kenapa dipindahin? Karena VOC ingin menguasai Indonesia secara keseluruhan,
bukan hanya Maluku sebagai penghasil utama rempah-rempah, maka perlu menguasai
jalur pelayaran utama Indonesia yg pada saat itu ada di Batavia).
Tujuan lain pendirian VOC, selain
menghilangkan persaingan antar sesame pedagang Belanda adalah mengumpulkan
untung sebanyak2nya dengan cara menguasai perdagangan rempah di nusantara atau
istilah lainnya, “MEMONOPOLI PERDAGANGAN REMPAH”. Artinya tidak ada “sebutir”
rempah pun bisa keluar Indonesia jika bukan oleh VOC.
Mengapa VOC sampai segitunya Pak?? Iya. Karena dengan memonopoli perdagangan
rempah di Indonesia, pasokan rempah di Eropa akan stabil, tidak terlalu banyak
rempah dan otomatis harganya bisa dengan seenaknya ditentukan oleh VOC.
(nice..)/
Oke kita lanjut …..
Lalu apa saja kebijakan yg dilakukan
VOC bisa kita simpulkan dalam bagan di bawah ini
Kebijakan
|
Tujuan
|
1. Verplichte
Levarantie
|
1. Dengan kebijakan ini
rakyat dipaksa untuk menyerahkan rempahnya ke VOC, rakyat dilarang menjual
kepada pedagang lain, pokoknya harus ke VOC..
|
2. Contingenten
|
2. ini lucu, rakyat
Indonesia yg empunya tanah dipaksa bayar pajak ke VOC, dalam bentuk hasil
bumi, terutama rempah..
|
3. Ekstirpasi
|
3. Saking mahalnya rempah, rakyat
Indonesia jadi menanam rempah (sebelumnya rempah tumbuh sendiri di hutannya
orang Maluku), nah biar pasokan rempah ga kebanyakan, VOC tebangin rempah2
rakyat biar pasokan nya tetap stabil dan mereka bisa atur harganya..
|
4. Pelayaran Hongi
|
4. Nah ini trik VOC
biar dia ga ada saingan, jadi VOC bikin semacam kapal patrol (kapal kora2)
bwt mengawasi kawasan Indonesia terutama Maluku, untuk memastikan tdk ada
pedagang lain selain mereka. Licik banget kan??...
|
Lalu
bagaimana VOC memerintah Indonesia apakah mereka langsung jd semacam PNS gitu
pak, yg turun langsung ke masyarakat???
Tidak,
jadi mereka melakukan sistem pemerintahan yg disebut Indirect rule (pemerintahan
tidak langsung), apaan itu pak?? Nah sistem ini berarti, VOC tidak langsung
berhadapan dengan rakyat Indonesia, mereka memanfaatkan penguasa2 pribumi atau
raja-raja setempat. Nah nantinya rakyat bayar pajak ke Raja2 dan kaum bangsawan
(bupati), kemudian raja2 itulah yg menyetorkan ke VOC. Makanya VOC itu selalu
mencampuri pergantian Raja dan Bupati di Indonesia, dia pilih Raja atau Bupati
yg mau tunduk sama dia, yg melawan, dia singkirkan. nah ini lah yg
disebut Devide Et Impera, jadi mengadu domba keluarga
kerajaan biar berantem, ketika mereka berantem VOC kuasai Kerajaannya.
Namun sejarah berkata lain, kuasa VOC yg dibangun sejak tahun 1602, tidak
bertahan selama ribuan tahun, 31 Desember 1799, VOC dibubarkan karena beberapa
hal di bawah ini
1. Utangnya banyak.
2. Pegawainya Korupsi
3. Biaya perang yang mahal
4. Biaya untuk bayar gaji pegawai.
6. VOC juga harus membayar deviden ke para
pemilik saham di Belanda, padahal utangnya banyak..
7. VOC juga dibayang2i persaingan dagang dengan
sekutu dagang lain seperti EIC (Inggris).
Akhirnya kuasa VOC yang dibangun selama hampir 200 tahun hancur dengan
saldo kerugian sebesar 134, 7 juta Gulden…. Oke kita mundur dikit ke tahun
1789, di Eropa….
=========================================================
Pada tahun 1789, terjadi Revolusi Prancis, Raja Louis XVI yg
absolut digulingkan dan beberapa tahun kemudian dihukum mati oleh rakyatnya.
Revolusi ini membuat Kerajaan2 lain di Eropa ketakutan, mereka khawatir
rakyatnya akan melakukan hal yg sama seperti di Prancis (mereka takut rakyatnya
marah sama Rajanya). Akibatnya Prusia (sekarang Jerman) dan Austria menyerang
Prancis dengan harapan bisa mengembalikan system kerajaan, namun serangan itu
gagal. Prancis malah balik menyerang, yang pertama kali kena serangan adalah
Belanda.
Pada tahun 1795, negeri Belanda dijajah oleh bangsa Prancis.
Perlu kalian tahu, ketika menguasai Belanda, Prancis dibantu oleh sekelompok orang-orang
Belanda yg juga menolak system kerajaan di negaranya. Kelompok ini disebut juga
Kaum Patriot. Kaum Patriot ini anti Raja dan anti
feodalisme. Mereka terinspirasi dari Peristiwa Revolusi Prancis itu. Mereka
menginginkan revolusi yg sama di negerinya.
Pada akhirnya kaum Patriot dibantu oleh pasukan Prancis
berhasil menjatuhkan Raja William V, Raja Belanda pada saat
itu hingga dia kabur ke Inggris. Sejak saat itu Kerajaan Belanda dihapuskan
diganti dengan Republik Bataaf (Bataaf itu nama suku jerman kuno yang dulu
mendiami negeri Belanda) dan berada di bawah penjajahan Prancis.
Muncul pertanyaan, bagaimana dengan wilayah jajahan Belanda
yaitu Indonesia????? Kita akan bahas di bawah ini.
Ketika Raja William V berhasil lolos dari serangan pasukan
Prancis dan melarikan diri ke Inggris pada tahun 1795, dia mendapat tempat
tinggal di Kew. Dari sana dia mengeluarkan “SURAT-SURAT KEW”. Surat ini isi nya
memerintahkan pejabat-pejabat Belanda yg ada di Indonesia untuk menyerahkan
Indonesia kepada Inggris agar tidak jatuh ke tangan Prancis.
Mandat yang diberikan William Vdari Kew itu, membuat Inggris
berhasil mengambil alih beberapa wilayah Indonesia, seperti Padang dan Malaka
(1795), Ambon dan Banda (1796). Sejak tahun 1795, Inggris juga
memblokade/mengacaukan jalur masuk ekspor impor ke Batavia (Jakarta).
Intinya semua wilayah penting Indonesia sudah dikuasi Inggris kecuali Pulau
Jawa.
Kenapa Pulau Jawa belum berhasil ditaklukkan Inggris????? Kita
akan lihat….
Tadi udah lihat kan, Prancis menyerang semua
Kerajaan-Kerajaan Eropa, penyerangan ini
semakin dahsyat ketika pada tahun 1804 Napoleon Bonaparte menjadi Kasiar
Prancis, Prancis semakin agresif memperluas wilayah jajahannya ke seluruh
Eropa, terutama Inggris dan Rusia.
Napoleon menunjuk adiknya sendiri yaitu Louis Napoleon
sebagai Raja di Belanda. (Ingat, sejak 1795, Belanda sudah dijajah oleh
Prancis) Louis Napoleon melihat bahwa Indonesia, terutama Pulau Jawa, penting
dipertahankan dari ancaman Inggris. Akhirnya dia mengirimkan salah seorang
pemimpin kaum Patriot Belanda yaitu HERMAN WILLIAM DAENDELS ke Indonesia
sebagai Gubernur Jenderal pada tahun 1808. Dengan tugas utama “MEMPERTAHANKAN
PULAU JAWA DARI SERANGAN INGGRIS”….
Kenapa hanya Pulau Jawa yg dipertahankan Pak? Ya kemungkinan
karena wilayah Indonesia yg lain sudah dikuasai oleh Inggris. Pak tapi kan ada
jeda waktu antara 1795-1808, artinya Daendels belum datang dong, kenapa Inggris
kayanya susah banget naklukin Pulau Jawa? Kemungkian karena para pejabat
Belanda yg di Pulau Jawa tidak menjalankan perintah surat-surat Kew tadi,
karena mereka adalah bagian dari Republik Bataaf dan tidak menyukai Raja
William V.
Kedatangan
Daendels semakin memperkuat Pulau Jawa dari ancaman serangan Inggris. Dia anti
terhadap feodalisme dan kerajaan. Selama 3 tahun di Indonesia (1808-1811) dia
banyak melakukan hal-hal yang kontroversial di berbagai bidang antara lain
Hukum
dan Peradilan.
|
1. Membentuk 3 jenis lembaga peradilan.
Yaitu Peradilan untuk Orang Eropa, Peradilan untuk Orang Timur Asing dan
Peradilan untuk orang Pribumi.
(Peradilan
Pribumi ada di setiap Prefektur). Di Prefektur Batavia, Semarang dan Surabaya
diberlakukan hukum Eropa.
|
Bidang
Sosial
Menghapuskan
penghormatan kepada Sultan
Meningkatkan
perbudakan dan kerja rodi (kerja
paksa)
|
Ekonomi
dan Keuangan
|
1. Membentuk Dewan
Pengawas Keuangan Negara.
|
2. Mengeluarkan uang kertas
|
3. Memperbaiki gaji pegawai
|
4. Meningkatkan pembayaran pajak
(contingenten) dan Verplichte Levarantie (Penyerahan Wajib)
|
5. Monopoli perdagangan beras
|
6. Mengadakan Preanger Stelsel (kewajiban
menanam kopi) di wilayah Priangan (sekitar Provinsi Jawa Barat sekarang).
|
Demikianlah
beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh Daendels selama 3 tahun menjadi
Gubernur Jenderal di Indonesia. Kebijakan-kebijakan ini pada akhirnya
membawa kepada ketidaksukaan rakyat Indonesia terhadap Daendels. Di bawah ini
bberapa hal yg dibenci rakyat tentang Daendels:
a. Kekejaman dan kesewenangan Daendels yg
menyebabkan kebencian di kalangan rakyat pribumi maupun orang eropa yg ada di
Indonesia.
b. Sikap otoriternya semena-menanya terhadap
raja-raja di Jawa (Banten, Jogjakarta, Surakarta dan Cirebon)
c. Penyelewengan dana hasil penjualan tanah
kepada swasta
d. Administrasi pemerintahan Daendels sangat
buruk.
Pada
akhirnya Daendel ditarik ke Belanda dan dijadikan sebagai Panglima Perang yg
dikirim ke Rusia.
Bulan
Mei 1811, kedudukan Daendels digantikan oleh Jansen. Namun Jansen tidak
setangguh Daendels, September 1811, apa yang ditakutkan dulu terjadi. Inggris
mendarat di Pulau Jawa, Jansen menyerah dan menandatangani Perjanjian Tuntang
yg isinya
1. Seluruh Jawa dan sekitarnya diserahkan
kepada Inggris
2. Semua tentara Belanda menjadi tawanan
Inggris
3. Semua pegawai Belanda yg mau bekerja sama
dengan Inggris tidak akan dipecat dari jabatannya
4. Semua utang Pemerintah Belanda dulu, tidak
menjadi utang Inggris.
Perjanjian
ini menandai berakhirnya kekuasaan Prancis di Indonesia. Digantikan oleh
Inggris. Gubernur Jenderal Inggris di India, menunjuk Sir Thomas Stanford
Raffles sebagai Letnan Gubernur di Indonesia, sekaligus pemimpin tertinggi
Inggris di Indonesia.
Berbeda dengan Daendels, Raffles justru cenderung ditanggapi positif oleh
rakyat Indonesia, terutama karena dia tidak “sekejam” Daendels.
Lalu selama lima tahun di Indonesia
(1811-1816) apa saja yg dilakukan oleh Raffles????
Birokrasi
Pemerintahan..
|
1. Membagi pulau Jawa menjadi 16
Karesidenan (Provinsi) yg terdiri dari beberpa distrik (Kabupaten). Distrik
ini terdiri dari beberapa Divisi (kecamatan). DIvisi ini merupakan kumpulan
dari beberapa desa.
|
2. Jika sebelumnya penguasa daerah
diserahkan kepada Raja-Raja di daerah, pada masa Raffles dirubah menjadi
system pemerintahan colonial bercorak barat. (menggunakan semacam PNS).
|
3. Bupati dan Penguasa Pribumi (Raja-Raja
Pribumi) dijadikan pegawai pemerintah Inggris di Indonesia. (Betapa
memalukannya kita diatur bangsa asing)…
|
Ekonomi
dan Keuangan
|
1. Petani diberi kebebasan menanam tanaman
ekspor. Pemerintah membuat pasar untuk menampung hasil tanaman tersebut.
|
2. Contingenten dan Verplichte Leverantie
dihapuskan, karena dianggap dapat mengurangi daya beli masyarakat
|
3. Menerapkan system sewa tanah (Land
Rent). Raffles menganggap bahwa tanah-tanah yg ada di Indonesia merupakan
milik INggris, maka rakyat Indonesia yg menggunakan tanah tersebut dianggap
sebagai penyewa yg harus bayar sewa dalam bentuk pajak (waduh dasar Raffles
tanah nenek moyang kita kok diklaim milik Inggris).
|
4. Pajak sewa tanah itu dikumpulkan per
desa oleh seorang kolektor (pengumpul pajak).
|
Bidang
Sosial
|
1. Menghapuskan kerja rodi (kerja paksa)
|
2. Penghapusan perbudakan
|
3. Menghapuskan Pynbank (penyiksaan
dengan dimasukkan ke kandang Harimau)
|
Bidang
Ilmu Pengetahuan
|
1. Menulis Buku History Of Java.
|
2. Memberikan bantuan kepada John Crawfurd
untuk mengadakan penelitian yg menghasilkan buku berjudul History
of The East Indian Archipelago.
|
3. Mendukung Bataviaach
Genootschap (organisasi kajian ilmu pengetahuan dan budaya)
|
4. Menemukan bunga raksasa yg akhirnya
diberi nama sesuai namanya Rafflesia Arnoldi
|
5. Merintis pembangunan Kebun Raya Bogor
(masih ada hingga kini, di samping Istana Negara, Bogor).
|
Pada tahun 1814, Inggris dan Belanda menyepakati beberapa
hal dalam Convention Of Londonyaitu:
a. Indonesia dikembalikan kepada Belanda
(seenak jidat mereka aja ya)
b. Jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap
Koloni, Guyana, tetap dikuasai Inggris.
c. Cochin (Pulau Malabar) diberikan kepada
Inggris, Bangka (kampungnya Pak Ahok) diserahkan kepada Belanda sebagai
gantinya.
Pada tahun 1816, Perjanjian ini dilaksanakan. 5 hari sebelum
Pelaksanaannya Raffles menyerahkan jabatannya kepada John Fendall.
Artinya John Fendall menjabat sebagai Letnan Gubernur Inggris di Indonesia
selama 5 hari, untuk kemudian menyerahkan Indonesia kepada Belanda.
Pak sebentar, Prancis kemana
dong? Kan tadi Belanda masih dijajah ama mereka? Oh iya hamper lupa. Pada tahun
1815, Napoleon kalah perang dalam pertempuran di Waterloo. Pada tahun yg sama
dia mengundurkan diri sebagai Kaisar Prancis dan ditawan oleh Inggris di Pulau
St. Helena, 1821 dia meninggal di tempat itu. Akhirnya William V kembali ke
negerinya Belanda dan bersiap menerima kembali Indonesia dari Inggris (wah ini
drama yg menyedihkan buat Indonesia)..
1816,
Indonesia diserahkan kembali oleh Inggris kepada Belanda. Sejak saat itu hingga
nanti tahun 1942, Indonesia dikuasai oleh Belanda dengan nama Pemerintah Hindia
Belanda.
Salah satu persitiwa paling menyedihkan selama kurun waktu
1816-1942 ini adalah Zaman Tanam Paksa (1830-1870). Mengapa sampai ada tanam
paksa? Apa tujuannya, lalu mengapa kebijakan ini demikian menyakitkan dan
menyedihkan bagi orang Indonesia? Kita akan lihat di bawah ini…
Setelah Perang melawan Napoleon berakhir pada tahun 1815, Kerajaan
Belanda mengalami kehabisan duit (defisit). Ditambah lagi dengan biaya perang
dengan Belgia yg sebelumnya menjadi wilayah jajahan Belanda. Kemudian ditambah
lagi dengan biaya perang di Indonesia. Kalian tentu pernah dengar Perang
Diponegoro (1825-1830) Perang Paderi (1812-1837), semua perang ini membutuhkan
biaya yg besar. Diperkirakan untuk Perang Diponegoro saja butuh biaya 20 juta
Gulden (mungkin sudah Triliunan Rupiah sekarang), semua perang ini membuat
kosong kas Negara Belanda.
Di
tengah kesulitan ini, muncul seorang Belanda bernama Van Den Bosch, dengan
rencana yg kita kenal dengan nama Cultuur Stelsel (Sistem Penamaan). Gampangnya,
system ini adalah mewajibkan rakyat jawa menanam tanaman yg laku di
pasaran internasional .
Sebenarnya secara Teori Sistem ini bagus kita lihat ketentuan awalnya:
1. Penduduk menyediakan sebagian tanahnya
untuk ditanami tanaman yg laku di pasaran internasional, dan tidak lebihd ari
1/5 dari jumlah tanah.
3. Pekerjaan yg diperlukan untuk menanam tanaman
ekspor tsb tidak boleh melebihi pekerjaan untuk menanam padi
4. Tanah yg digunakan untuk Cultuur Stelsel
bebas dari pajak
5. Hasil dari tanaman tersebut diserahkan
kepada Pemerintah Belanda, jika harganya ditaksir melebihi pajak yg harus
dibayarkan (artinya ada kelebihan uang) maka sisa nya dikembalikan kepada
rakyat.
6. Kegagalan panen yg bukan diakibatkan oleh
kesalahan petani akan ditanggung oleh pemerintah
7. Bagi rakyat yg tidak punya tanah, akan
dipekerjakan di pabrik-pabrik pemerintah selama 65 hari / tahun.
8. Pelaksana Cultuur Stelsel di lapangan
adalah penguasa pribumi (orang Indonesia) sementara orang Belandanya hanya
sebagai pengawas. (enak aja tinggal ongkang kaki)..
Namun pada prakteknya ke 8 ketentuan di atas dilanggar oleh
Belanda. Luas tanah yg digunakan untuk Cultuur Stelsel bahkan lebih dari 1/5.
Tanah yg digunakan tetap dipajakin, gagal panen kagak diganti (kan petani udah
habis duit buat modal tanam, gagal panen ya makin miskin udah). Yg ga punya
tanah malah ga hanya 65 hari kerja di pabrik bahkan lebih dari itu. Pokoknya
prakteknya sama sekali tidak seperti teori yg di atas….
Dampaknya apa ya pak, system Cultuur Stelsel ini???
a. Positif
1. Rakyat Indonesia mengenal jenis tanaman
baru
2. Rakyat Indonesia mengenal jenis tanaman
dagang yg bisa diekspor
|
b. Negatif
1. 1.
Kemiskinan dan penderitaan fisik dan
mental yg berkepanjangan
2. 2.
Beban pajaknya sangat berat
3. 3.
Kegagalan panen padi.
4. 4.
Kelaparan dan kematian
5. 5.
Jumlah penduduk Indonesia menurun (ya
iyalah ga bisa makan, dipaksa kerja, ngutang bwt modal nanam, gagal panen
dsb).
|
Setelah
sekian lama mengeruk kekayaan dari bangsa kita, diperkirakan sejak dimulai
hingga tahun 1877, keuntungan yang didapat Belanda dari tanam paksa sekitar 20
juta Gulden, bahkan mungkin lebih dan semuanya itu disetor ke Belanda di Eropa
sana. Mereka gunakan buat bangun jalur kereta api, bendungan, jalan raya dsb,
makanya mereka ga bisa sombong, karna apa yg mereka punya sekarang itu semuanya
didasari oleh airmata, darah dan keringat nenek moyang kita dulu. (kok sedih
amat ya, bangsa ini)….
Ternyata
beberapa dari orang-orang Belanda ada yg bersimpati terhadap derita yg dialami
oleh bangsa Indonesia. Mereka menuntut agara Pemerintah Belanda mengembalikan
sebagian dari apa yg telah mereka ambil dari Indonesia. Pada akhirnya Ratu
Belanda, Wilhelmina mencanangkan sebuah kebijakan baru yang disebut Politik
Etis pada tahun 1901. Politik Etis ini dilakukan melalui 3 kegiatan besar yaitu
Irigasi, Edukasi dan Migrasi.
Salah
satu kebijakan Politik Etis yaitu Edukasi, ternyata menimbulkan sebuah generasi
baru di Indonesia. Edukasi ini adalah kebijakan membuka sekolah-sekolah
meskipun masih terbatas untuk kalangan atas pribumi. Nah bagaimana dengan
rakyat biasa yang tidak punya orangtua pejabat, yang makan aja mungkin hanya
sekali sehari, berpakaian ala kadarnya dan tinggal di rumah beralas tanah.
Untunglah
ada orang Indonesia yang memikirkan ini. Namanya Wahidin Soedirohusudo. Beliau seorang
dokter yang bersimpati kepada pendidikan anak-anak miskin terutama di Pulau Jawa.
Beliau berkeliling pulau Jawa untuk mengumpulkan beasiswa bagi orang2 miskin
ini. Hingga beliau tiba di Batavia dan bertemu dengan murid-murid STOVIA. Pada
akhirnya gerakan yang bermula dari pengumpulan beasiswa ini berubah menjadi
sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan yaitu Boedi Oetomo.
(Budi/kebijaksanaan yg utama), dengan Sutomo sebagai ketuanya. Pada mulanya
anggotanya adalah mahasiswa kedokteran di STOVIA, namun nanti berkembang dan
memiliki banyak anggota dari berbagai kalangan terutama para priyayi (pejabat2
daerah).
Pada
perkembangannya, Budi Utomo didominasi oleh kaum Priyayi dan ruang geraknya
sangat terbatas yaitu dalam bidang pendidikan. Para kaum muda yang menginginkan
gerakan yang lebih “keras” yaitu memperjuangkan kemerdekaan Indonesia pada
akhirnya keluar dari Budi Utomo. Pada tahun 1924 Soetomo keluar dan membuat organisasi baru yg disebut Indonesische
Studie Club dan berkembang lagi menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI).
Pada
akhirnya Budi Utomo melebur/bergabung ke
dalam PBI hingga membentuk PARINDRA (Partai Indonesia Raya) pada tahun 1935.
Bisa dikatakan dengan bergabungnya Budi Utomo ke dalam organisasi lain,
berakhir pulalah riwayatnya sebagai sebuah organisasi.
Namun
yang terpenting dari semua itu adalah, Budi Utomo telah mengawali sebuah
gerakan menuju kemerdekaan dalam bentuk organisasi. Pemerintah Indonesia
akhirnya menetapkan hari kelahiran Budi Utomo 20 Mei sebagai Hari KEBANGKITAN
NASIONAL.
B. Sarikat Islam.
Selain
dari gologan terpelajar, pergerakan nasional juga dilakukan oleh para pedagang
muslim Indonesia. Bermula dari Sarikat Dagang Islam (SDI) di Kota Solo,
bentukan Haji Samanhudi pada tahun 1911. SDI bergerak dalam bidang ekonomi,
yaitu memperjuangkan nasib para pedagang batik pribumi di Solo dalam menghadapi
persaingan dengan pedagang China.
Setahun
kemudian SDI berubah nama menjadi Sarekat Islam (SI) dan dipimpin oleh Haji
Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto. Perubahan nama ini ternyata untuk memperluas
jangkauan organisasi, sehingga yg menjadi anggotanya tidak hanya para pedagang
tapi dari semua kalangan masyarakat. Organisasi ini menentang segala macam
bentuk penindasan dan kesombongan rasialis (merendahkan ras/bangsa tertentu).
Berikut tujuan
didirikannya SI
1. Mengembangkan jiwa dagang
2. Memberikan bantuan kepada anggota2 yg
mengalami kesulitan
3. Memajukan pengajaran/pendidikan dan semua
yg mempercepat naiknya derajat bumiputra (orang pribumi)
4. Menentang pendapat2 yg keliru tentang
Islam.
|
SI juga melengkapi organisasinya dengan sebuah
Koran yang disebut Oetoesan Hindia. Koran ini merupakan Surat Kabar milik SI. Pada
perkembangannya, SI disusupi oleh anggota yang berpaham Komunis. SI cabang Kota
Semarang, di bawah pimpinan Semaun dan Darsono merupakan pelopor masuknya paham
komunis ke dalam SI. Pada akhirnya SI
terbelah menjadi dua yaitu SI Merah (yg sudah terpengaruh paham Komunis) dan SI
Putih (SI yg persis seperti pertama kali didirikan). Pada akhirnya disiplin
partai dilakukan.
Para
anggota SI yang sudah komunis, dikeluarkan nantinya mereka membentuk PKI
(Partai Komunis Indonesia). Perpecahan ini menjadi salah satu penyebab
melemahnya kekuatan SI dibandingkan dengan sebelumnya. Hingga pada pada tahun
1930 SI dirubah menjadi Partai Politik yaitu Partai Sarikat Islam Indonesia.
C. Indische Partij
Jika
ditanyakan apa organisasi pergerakan yang paling “berani” di awal-awal
pergerakan nasional? Mungkin jawabannya adalah Indische Partij (IP) Organisasi
ini didirikan pada 25 Desember 1912, oleh Tiga Serangkai, Douwes Dekker, Tjipto
Mangunkusumo dan Ki Hadjar Dewantara.
Douwes
Dekker sejak lahirnya merupakan seorang Indo (atau setengah eropa, setengah
pribumi), dlam perjalanan hidupnya, dia melihat perlakuan diskriminatif Orang
Eropa totok terhadap pribumi dan Indo. Menurutnya Semua orang harus berada pada
posisi yang sama tidak dilihat dari suku atau rasnya.
Untuk
memperjuangkan pemikirannya ini dia melakukan perjalanan di Pulau Jawa untuk
berkampanye, dia bertemu dengan Tjipto Mangunkusumo dan Ki HAdjar Dewantara,
bersama mereka mendirikan organisasi ini. Pada perkembangannya IP memiliki
banyak cabang dan anggota, yg terdiri dari golongan Indo dan pribumi.
Tujuan
utama IP adalah membangun patriotism semua INDIERS terhadap tanah air yg telah
memberikan lapangan hidup kpd mereka. Semua orang harus bekerjasama memajukan
Hindia untuk persiapan menuju kemerdekaan. Semboyan IP yg terkenal adalah INDIE
VOOR INDIER (Indonesia untuk orang Indonesia). Maka bisa dikatakan organisasi
ini bergerak dalam bidang politik.
Karena
bergerak dalam bidang politik, IP tidak diberikan izin oleh Pemerintah Belanda.
Meskipun tidak diberikan izin IP tidak berhenti mewujudkan cita-citanya. Hal
ini bisa dilihat dari peristiwa pada tahun 1913. Pada saat itu di Indonesia
akan diadakan pesta peringatan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari Penjajahan
Prancis.
Perayaan
ini tentu saja melukai hati rakyat Indonesia yang justru dijajah oleh Belanda.
Dan parahnya, Belanda memungut uang dari rakyat sebagai biaya perayaan
tersebut. Ki Hadjar Dewantara menulis sebuah artikel dengan judul “Als
ik eens Nederlander Was” (Andaikan aku seorang Belanda). Artikel ini
merupakan sebuah sindirian pedas kepada Belanda. Yang seperti tidak punya rasa
bersalah dan kepekaan terhadap orang Indonesia.
Akibat sepak terjang tokoh2 IP ini
dianggap membahayakan pemerintah Belanda, pada akhirnya mereka bertiga
diasingkan ke Belanda. Pengasingan ini membuat IP kehilangan pemimpin dan
akhirnya mengalami kemunduran…
Pak
ada dampaknya ga pendirian sekolah2 akibat kebijakan Politik Etis di abad ke 20
itu? Jwabannya ada banget…. Kita lihat di bawah ini!
Orang-orang Indonesia yang sudah
selesai sekolah hingga setingkat SMA (HBS dan AMS) dapat melanjutkan ke
Perguruan Tinggi baik itu di dalam maupun di luar negeri terutama di Belanda.
Nah anak2 Indonesia yang bersekolah di Belanda ternyata tidak hanya bersekolah.
Mereka memikirkan nasib bangsanya yang masih terjajah, karena mereka membaca
cerita2 bangsa2 lain yang dulunya terjajah sekarang sudah merdeka, mereka ingin
mewujudkan Indonesia yang merdeka seperti itu pula.
Pelajar Indonesia yang di Belanda
ini mendirikan perkumpulan yang disebut Indische Vereniging pada tahun 1908.
Perkumpulan ini didirikan oleh Tuan Kasayangan dan R.N. Notosuroto. Pada tahun 1922,
seiring dengan semakin banyaknya pelajar dari Indonesia datang ke Belanda,
perkumpulan ini berubah nama menjadi Indonesische Vereniging hingga berubah
lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
Pelajar-pelajar muda yang lebih
agresif seperti Mohamad Hatta, Ahmad Subarjo yang baru datang dari Indonesia
bergabung menambah habatnya pergerakan organisasi ini. Belum lagi ditambah
bantuan dari 3 serangkai yang diasingkan ke Belanda. Hal ini membuat PI semakin
hebat, mereka juga mendirikan surat kabar bernama Hindia Putra (berubah menjadi
INDONESIA MERDEKA) sebagai sarana menulis pemikiran-pemikiran para pemimpinnya.
Namun pada akhirnya PI mengalami kemunduran, karena para pemimpinnya ditangkap
dan sebagian dari mereka dikirim pulang ke Indonesia karena sudah menyelesaikan
studinya.
Selain
pelajar yang bersekolah di luar negeri, ada juga pelajar yang berkuliah di
dalam negeri. Dulu di Indonesia sudah ada beberapa perguruan tinggi dalam
bidang Teknik, Hukum dan Kedokteran. Salah satunya adalah Bung Karno. Beliau berkuliah
di THS (sekarang jadi ITB). Selain aktif kuliah beliau aktif berorganisasi dan
berdiskusi dengan tokoh politik Indonesia kala itu, yaitu Tiga Serangkai, sebelum
mereka diasingkan ke Belanda.
Singkat
cerita Bung Karno membentuk organisasi baru berbentuk Partai Politik bernama Partai
Nasional Indonesia (PNI), dengan asas Selfhelp, Marhaenisme dan
nonkooperatif. Tujuan PNI adalah Indonesia yang merdeka tapi dengan
usaha sendiri. Mereka bergerak dengan dua pendekatan ke dalam dan keluar.
1. Dalam
: Membangun sekolah, kursus dan membuat Bank-Bank
2. Luar
: Mengadakan rapat umum dan menulis di Koran PNI (Banteng Priangan)
Pada
akhirnya PNI mengalami kemunduran karena para pemimpinnya ditangkap Belanda dan
dipenjara. Meskipun dalam pengadilan Bung Karno membuat pidato pembelaan
(pledoi) yang sangat terkenal berjudul Indonesia Menggugat dia tetap dipenjara.
Sepeninggal Bung Karno dan Pemimpin PNI lain, PNI terpecah menjadi 2 yaitu
Partindo dan PNI Baru . Nanti PNI Baru dipimpin oleh Bung Hatta dan Syahrir,
setelah bebas dari penjara Bung KArno bergabung dengan Partindo.
Kemudian
satu peristiwa yang penting lagi yaitu Sumpah Pemuda, sebuah gerakan persatuan
dari para pemuda Indonesia dengan mengaku berbangsa satu, bertanah air satu dan
menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia, mereka juga menyanyikan Indonesia
Raya untuk pertama kalinya.
Kesimpulan
:
Semua yang kita bicarakan di atas
disebut juga Pergerakan Nasional, yaitu gerakan politik menuju satu cita-cita
yaitu negara Indonesia merdeka, yang dimulai dari Budi Utomo hingga Proklamasi
1945. Salah satu penyebab pergerakan nasional ini adalah munculnya golongan
terdidik atau terpelajar akibat politik etis yaitu Edukasi, namun ada juga
faktor lain seperti di bawah ini:
1. Eksternal
A. Kemenangan
Jepang atas Rusia tahun 1905.
Ini
merupakan kemenangan pertama bangsa Asia melawan Eropa di zaman modern.
Kemenangan ini menginspirasi bangsa Asia lainnya yang selama ini dianggap
sebagai bangsa kelas II, bangsa yang tertinggal jauh dari bangsa-bangsa Eropa.
B. Nasionalisme
Turki oleh Mustapa Kemal Pasha
Turki
sebuah negara Asia di Timur Tengah. Yang sebelumnya dijuluki “The Sick Man From
Europe” berubah menjadi negara modern dan kuat, di bawah pimpinan Mustapa Kemal
Pasha.
C. Keberhasilan
Revolusi tahun 1911 di China.
Partai
Kuomintang pimpinan Sun Yat Sen, berhasil menggulingkan kekuasaan Dinasti Qing
di China dan membuat China menjadi negara Republik.
D. Gerakan
kemerdekaan kemanusiaan di India yang dipelopori oleh Mahatma Gandhi
Ajaran
Satyagraha, Ahimsa, Hartal, Swadeshinya mampu menggerakkan rakyat India
berjuang bersama untuk meraih kemerdekaan India dari Inggris.
Inspirasi
dari dalam (Internal)
1. Kejayaan masa lalu.
Kejayaan
masa lalu berarti berbicara tentang “Indonesia” yang dulu pernah jaya, ketika
masih bernama Majapahit dan Sriwijaya. Kejayaan itu ingin diulang kembali oleh
para pendiri bangsa kita, dan cara satu2nya agar itu bisa terlaksana adalah
dengan mengusir Belanda dari Indonesia.
2. Politik Drainage (Penghisapan)
Penghisapan
ini sudah terjadi sejak VOC menguasai Indonesia, kita dipaksa membayar pajak
(Contingenten) dan penyerahan wajib (Levarantie). Kemudian dipaksa lagi menanam
tanaman ekspor (Tanam Paksa).
3. Diskriminasi Rasial.
Kebijakan
ini juga sangat menyakitkan. Pada zaman Belanda, di Indonesia ada tiga lapisan
masyarakat yaitu EROPA > TIMUR ASING baru PRIBUMI. Seperti biasa kita selalu
terbawah. Kita tidak dianggap sepenuhnya
sebagai seorang manusia merdeka, pemilik Indonesia kala itu.
Komentar
Posting Komentar