Kelas XI WAjib IPA.. BPUPKI,PPKI, Revolusi Indonesia
BPUPKI dan PPKI
Kondisi
perang dunia terutama perang pasifik berubah sekitar tahun 1944. Pasukan Jepang
mulai terdesak oleh serangan pasukan Amerika Serikat. Satu per satu pulau-pulau
penting di sepanjang pasifik berhasil dikuasai pasukan Amerika. Luzon Filiphina,
Saipan, Iwo Jima, ini menyebabkan Jepang harus mengatur strategi mengantisipasi
kemungkinan-kemungkinan terburuk.
Salah satu kemungkinan terburuk
adalah kemungkinan serangan dari rakyat-rakyat di Indonesia karena melihat
Jepang akan kalah dalam perang. Maka akhirnya pemerintah Jepang melalui Perdana
Menteri Koiso memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia. Sebagai bukti dari
janjinya tersebut, Jepang membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan
Indonesia / Docuritsu Junbi Cosakai), pada 29 April 1945 (Tencosetsu) yang
bertugas sebagai badan yg mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan oleh
Indonesia merdeka.
BPUPKI
dipimpin oleh Rajiman Wedyodiningrat, dengan lebih dari 50 anggota. Lembaga ini
mengadakan sidang dalam rangka menyusun sebuah Undang-Undang Dasar bagi
Indonesia yang akan merdeka. Salah satu
tanggal yang penting dari sidang BPUPKI adalah tanggal 01 Juni 1945, ketika
Soekarno diminta Rajiman untuk berpidato soal dasar negara.
Soekarno menawarkan 5 hal yang
nantinya dia beri nama Pancasila yang akan dijadikan dasar negara Indonesia. Ke
5 hal itu adalah Kebangsaan, Internasionalisme, Mufakat atau Demokrasi,
Kesejahteraan Sosial, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Selain membahas tentang Dasar Negara, BPUPKI juga membahas tentang wilayah, bendera, bentuk negara, dan semua hal
yang akan dimasukkan dalam UUD negara Indonesia yang akan merdeka.
Dasar
negara Pancasila yang diusulkan oleh Soekarno tanggal 01 Juni, kemudian dibahas
dalam Tim kecil yang beranggotakan 9 orang, yang semuanya berasal dari BPUPKI. Akhirnya
Tim Kecil (Tim 09) menghasilkan apa yang kemudian dikenal sebagai Piagam
Jakarta.
Situasi
perang semakin merugikan Jepang, tanggal 06 Agustus 1945 sebuah bom atom
dijatuhkan di Hiroshima, Jepang kalah tinggal menunggu waktu. Untuk memastikan
dukungan rakyat Indonesia terhadap Jepang, pada 07 Agustus atau sehari setelah
Bom, Jepang membentuk PPKI (Docuritsu Junbi Inkai) sebagai badan yang akan memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia.
Tanggal 09 Agustus Soekarno, Hatta
dan Rajiman dipanggil ke Dalat Vietnam oleh Terauchi pemimpin militer Jepang di
Asia Tenggara. Di sana Soekarno Hatta diberitahu bahwa Indonesia akan merdeka.
Setelah peristiwa itu Bung Karno dan Hatta kembali ke tanah air dan tiba pada
tanggal 14 Agustus 1945.
Esoknya
kondisi politik berubah. Jepang menyerah kepada sekutu setelah Kaisar Hirohito
menyatakan untuk menghentikan perang, perang Pasifik pun berakhir dengan
kemenangan sekutu (Amerika, Inggris, Prancis, Rusia). Pasukan Jepang yang masih
ada di Indonesia diberi tugas untuk menjaga kondisi aman tanpa ada perubahan
apa-apa.
Sementara
itu, para pemuda yang telah mendengar berita penyerahan Jepang kepada sekutu
tanggal 15 Agustus 1945, mendesak agar Soekarno memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia secepatnya. Tapi Soekarno menolak karena ingin membicarakannya dengan
anggota PPKI. Terjadi perbedaan pendapat antara pemuda dan golongan tua
(Soekarno dan anggota PPKI). Akhirnya para pemuda memutuskan untuk menculik
Soekarno dan Hatta (termasuk Fatmawati dan Guntur yang masih berusia setahun) dan
membawanya ke Rengasdengklok untuk menjauhkan Soekarno dari pengaruh Jepang,
kaum muda khawatir Soekarno akan dipengaruhi oleh Jepang supaya tidak
memproklamasikan kemrdekaan Indonesia. Peristiwa ini terjadi tanggal 16 Agustus
1945 subuh pukul 03.00.
Namun pada
perkembangannya, para pemuda di Rengasdengklok berhasil diyakinkan oleh Ahmad
Subarjo (yg sudah seharian mencari Soekarno _Hatta) bahwa Proklamasi akan
diadakan besok hari tanggal 17 Agustus. Akhirnya Soekarno-Hatta berhasil sampai
di Jakarta tanggal 16 malam. Akhirnya naskah Proklamasi dirumuskan di rumah
seorang Petinggi Tentara Jepang bernama Laksamana Maeda, oleh Soekarno, Hatta, dan
Ahmad Subarjo. Naskah yang ditulis tangan oleh Soekarno itu diketik oleh Sayuti
Melik untuk kemudian ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta.
Besoknya
pukul 10 pagi tanggal 17 Agustus 1945, naskah itu dibacakan, secara resmi
Indonesia sudah merdeka. Esoknya PPKI bersidang dengan keputusan : menetapkan
Soekarno sebagai Presiden dan Hatta sebagai Wakil Presiden, mengesahkan UUD
1945, dan membentuk Komite Nasional. Tanggal 19 PPKI bersidang lagi dengan
keputusan Membentuk 8 Provinsi (Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda
Kecil, Sulawesi, Kalimantan, Maluku) , dan 12 Kementrian, serta membentuk
Komite Nasional Daerah (KNID). Tanggal 22 Agustus PPKI bersidang lagi dengan
hasil membentuk BKR (Badan Keamanan Rakyat), menetapkan PNI sebagai partai
tunggal dan membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Dengan
berakhirnya sidang tanggal 22 agustus berakhir pula lah tugas PPKI dan dengan
resmi dibubarkan.
Revolusi Indonesia.
1. Kedatangan pasukan Sekutu di Indonesia.
Sekutu itu siapa sih
pak?. Sekutu itu istilah untuk tentara Inggris, Belanda, Amerika, Kanada,
Australia dan beberapa negara barat lainnya, pada waktu Perang Dunia II.
Pasukan sekutu inilah yg berperang melawan negara2 sentral (poros) yaitu
Jerman, Italia dan Jepang. Oke ngerti ya, sekutu itu siapa???? Ya pasti ngerti
lah hehe….
Nah, pada waktu perang dunia II
(1939-1945), jajahannya Belanda (salah satu anggota sekutu) yaitu Indonesia
diambil alih oleh Jepang (1942-1945). Ketika Jepang menyerah pada tanggal 15
agustus 1945, Belanda ingin kembali mengambil apa yang dia anggap sebagai
miliknya atau dengan kata lain Belanda ingin menjajah Indonesia lagi.
Keinginan
Belanda ini bisa berjalan mulus, jika keadaan Indonesia masih dapat
dikendalikan oleh Jepang, sebagai pihak yg kalah perang. Namun yang terjadi
justru sebaliknya, dua hari setelah Jepang menyerah, Soekarno dan Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia yang berarti Indonesia tidak lagi
menerima jika ada bangsa lain yang ingin menjajahnya kembali. Indonesia
menganggap bahwa sudah saatnya bangsa Indonesia memimpin dan mengelola bangsa
nya sendiri, tanpa campur tangan bangsa lain, apalagi Belanda.
Akhirnya terjadilah konflik
kepentingan antara Indonesia yang sudah merdeka dengan Belanda yang ingin
kembali ke Indonesia dan menghancurkan kemerdekaan yang sudah diproklamasikan
tersebut. Terjadilah apa yang disebut Revolusi Indonesia, atau gerakan semesta
dari seluruh rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan yang sudah
diproklamasikan.
Pak bukannya negeri Belanda dari tahun
1940 sampai 1945 dijajah sama Jerman? Emangnya dia punya kekuatan untuk
mengambil alih Indonesia kembali? Bukannya Kota Roterdam dibom oleh Jerman,
Angkatan Laut nya pun hancur lebur, bisakah mereka menguasai Indonesia kembali,
bukankah tentara mereka yg ada di Indonesia ditawan oleh Jepang selama perang
berlangsung?
Iya benar. Bagi Belanda, Indonesia itu ibarat
hak milik yang melekat dan sangat penting. Setelah negerinya dijajah oleh
Jerman dan negerinya hancur lebur selama perang, menguasai Indonesia merupakan
prioritas utama. Hasil alam dan kekayaan Indonesia mampu menolong mereka untuk
membangun kembali negerinya yg luluh lantak setelah perang. itu sebabnya mereka
sangat ingin kembali dan menguasai Indonesia.
Akhirnya mereka memanfaatkan tentara Inggris
yang ditugaskan ke Indonesia. Mereka sengaja menumpang tentara Sekutu untuk
kembali ke Indonesia. Tentara itu diberi nama AFNEI (Allied Forces for
Netherland East Indies). Dipimpin oleh Sir Philip Christinson, tentara ini
sebenarnya dibentuk dengan tugas :
1.
Menerima
penyerahan kekuasaan dari Jepang.
2.
Membebaskan
tentara Belanda yang ditawan oleh Jepang
3.
Melucuti tentara
Jepang serta mengumpulkan mereka untuk kemudian dikembalikan ke Jepang.
4.
Menegakkan dan
mempertahankan keadaan damai Indonesia hingga nanti diberikan kepada Belanda.
5.
Mengumpulkan
keterangan tentang penjahat perang dan menuntut mereka di pengadilan.
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Nah
NICA (Netherland Indies Civil Administration) atau semacam PNS Belanda dan tentaranya,
menumpang kepada AFNEI ketika AFNEI mendarat di Indonesia, pertama kali di
bulan September 1945 di Tanjung Priok, Jakarta.
NICA ini bertujuan untuk mempersiapakan pemerintahan sipil di Indonesia,
sebelum tentara Belanda dibebaskan dari tawanan hingga nanti mereka menguasai
Indonesia kembali.
Bagaimana reaksi Indonesia melihat kedatangan
tentara ini? Tentu saja pemerintah Indonesia, dalam hal ini Soekarno tidak
dengan mudah mengijinkan tentara asing untuk masuk ke wilayah Indonesia yang
baru merdeka. Namun karena Philip Christinson berjanji bahwa tentara sekutu
hanya melaksanakan tugasnya saja, bukan untuk membantu Belanda untuk menjajah
Indonesia lagi, Soekarno memberikan izin tentara sekutu masuk Indonesia.
Sudah dijelaskan di atas, jika tentara
AFNEI hanya melakukan tugasnya maka
setelah tugasnya selesai seharusnya mereka meninggalkan Indonesia. Namun yang
terjadi justru sebaliknya, mereka membawa pegawai NICA ketika tiba di Indonesia.
Ketika diberikan izin untuk masuk
Indonesia pasukan AFNEI mengabaikan janji2nya. Malah mereka akhirnya memberikan
senjata kepada tentara Belanda yang baru mereka bebaskan. Inilah yang
menyebabkan terjadinya konflik bahkan terkadang berujung peperangan antara
pemuda Indonesia dengan tentara AFNEI dan tentara Belanda yang mereka bebaskan
itu. (Ngerti ya ??? ))
Kita
akan melihat beberapa konflik yang berujung pada peperangan antara tentara
AFNEI dengan pasukan Indonesia.
1.
Perang di
Surabaya.
Perang di Surabaya ini berawal dari pendaratan
pasukan AFNEI di Surabaya sekitar bulan Oktober 1945 yang dipimpin oleh
Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby. Setelah melalui perdebatan dengan Gubernur
Jawa Timur akhirnya pasukan ini diberikan izin masuk Surabaya, dengan catatatan
mereka hanya melakukan tugasnya, setelah tugasnya selesai mereka harus kembali
ke negerinya masing2 dan membiarkan Indonesia yang sudah merdeka dipimpin oleh
bangsa Indonesia sendiri.
Namun yang terjadi justru sebaliknya, AFNEI
justru mempersenjatai tentara Belanda yang mereka bebaskan. Salah satunya
adalah Kapten Shaw, yang menyerbu penjara Kalisosok untuk membebaskan Kolonel
Huiyer seorang tentara Belanda yang ditawan Jepang. Setelah itu AFNEI juga
menduduki beberapa kantor penting di Surabaya yaitu Kantor Pos Besar, Gedung
Internatio, Pangkalan Udara Tanjung Perak dsb.
Akhirnya terjadilah perang antara rakyat Surabaya yang menolak tindakan
semena-mena ini.
Konflik ini akhirnya berakhir ketika Bung
Karno dan Hatta tiba di Surabaya. Kedatangan dua tokoh ini memang untuk
memadamkan peperangan yang telah membara antara rakyat Surabaya dan AFNEI.
Akhirnya tercapailah kesepakatan yaitu :
1. Tentara dan
Polisi Indonesia diakui oleh Indonesia.
2. Kota Surabaya
tidak dijaga tentara sekutu, kecuali kamp2 tawanan. Kamp ini dijaga bersama
oleh tentara Indonesia dan tentara sekutu.
3. Tanjung Perak
dijaga bersama oleh TKR, Polisi, dan tentara sekutu guna penyelesaian tugas
menerima obat2an untuk tawanan perang.
Agar
perjanjian ini berjalan sesuai dengan kesepakatan, dibentuklah KONTAK BIRO yang
anggotanya unsur pemerintah Indonesia dan tentara Sekutu. KONTAK BIRO ini juga
berkeliling ke seluruh Surabaya untuk mengumumkan penghentian tembak menembak
(peperangan).
Namun di salah satu tempat yaitu di sekitar
Jembatan Merah, Surabaya pertempuran belum usai, ketika pihak sekutu ingin
mengumumkan penghentian perang di sana, terjadi insiden yang menyebabkan mobil
AWS Mallaby yang ikut pada kejadian itu meledak.
Mobil itu diledakkan oleh seorang
santri dari Tebuireng, Jawa Timur bernama Harun. Selain menewaskan Mallaby,
ledakan itu juga menyebabkan Harun gugur.
Inggris sangat marah mendengar kabar
tewasnya Mallaby. Mereka mengancam akan menghancurkan Kota Surabaya jika rakyat
Surabaya tidak menyerah dengan meletakkan tangan di atas kepala hingga tanggal
10 November 1945 pukul 06.00 pagi.
Namun ancaman ini dihiraukan oleh rakyat
Surabaya, maka INggris melancarkan serangan terhadap Surabaya, 10 November
1945, terjadilah peperangan yang dahsyat di Surabaya yang berlangsung hingga
sekitar akhir bulan November. Peristiwa ini diperingati sebagai Hari
Pahlawan.
Komentar
Posting Komentar