Kelas XI Peminatan
Kerajaan-Kerajaan Maritim Islam di
Indonesia.
Setelah ribuan tahun di bawah
pengaruh besar Kerajaan-Kerajaan Hindu-Buddha, Indonesia masuk dalam periode
sejarah penting yaitu zaman Kerajaan-Kerajaan Islam. Hal ini bisa terjadi
diakibatkan oleh runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha yang besar pengaruhnya di
Indonesia yaitu Majapahit pada tahun 1478 M.
Islam diperkirakan sudah masuk ke
Indonesia sekitar abad ke 7 Masehi, yang dibawa oleh pedagang-pedagang arab.
Agama ini berkembang sedemikian rupa hingga menjadi amalan dan rujukan bagi
jutaan orang Indonesia. Pasca runtuhnya Majapahit, bermunculan lah Kerajaan
Islam dan mulai mendominasi kehidupan masyarakat di Indonesia.
Salah satu hal menarik adalah
tentang “kebudayaan” maritim yang mendominasi kehidupan dan keseharian
Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia. Memang telah ribuan tahun sebelum itu,
nenek moyang kita di Indonesia sudah mengenal budaya maritim. Seperti misalnya
Majapahit yang telah menjalin hubungan maritim dengan Madagaskar. Dsb. Artinya
sejak dulu kala budaya maritime telah menjadi “ciri khas” nusantara.
Nah kali ini kita akan melihat
beberapa nilai-nilai maritim dari Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia.
1.
Samudera
Pasai.
Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu
yang nantinya berganti nama menjadi Sultan Malikul As Saleh. Kerajaan ini persis berada di pesisir sebelah
timur laut Provinsi Aceh. Posisinya
sangat strategis untuk pelayaran dan perdagangan. Kerajaan ini diperkirakan muncul pada abad ke
13 M.
Di bawah ini beberapa bukti dan
kehidupan maritim Samudera Pasai
1. Merupakan
salah satu negara (kerajaan) pengekspor Sutera dan lada.
2. Sudah
menjalin hubungan dagang dengan Pulau Jawa yang mengekspor beras.
3. Memiliki
Bandar atau pelabuhan internasional.
4. Memiliki
mata uang dirham yang terbuat dari emas dengan ornament Islam (tulisan arab).
Mata uang ini menggunakan nama2 Sultan yang pernah menjadi penguasa di Pasai.
2.
Kerajaan
Aceh
Di Provinsi Aceh sendiri banyak
terdapat Kerajaan-Kerajaan Islam selain Pasai. Pada perkembangan berikutnya,
Pasai mengalami masa kemunduran karena serangan kerajaan lain dan berkembangnya
pelabuhan lain yaitu Malaka. Pasca
(setelah) kemunduran Pasai, berkembang kerajaan Islam lain yaitu Kerajaan Aceh.
Kerajaan
ini didirikan oleh Ali Mughayat Syah dan mencapai puncak kejayaannya ketika
dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda. Kejayaan Aceh ini disebabkan oleh beberapa
faktor :
A.
Letaknya sangat strategis di jalur perdagangan
Asia. Tempat singgahnya pedagang dari
India, Arab, China dsb, sebelum mendarat di Malaka.
B.
Pelabuhan Olele (Aceh) merupakan
pelabuhan dagang internasional pada masanya
C.
Daerah Aceh kaya akan Lada dan Emas.
D.
Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis
(Kerajaan Kristen).
3.
Demak.
Demak merupakan Kerajaan Islam pertama
di Pulau Jawa. Kerajaan ini didirkan oleh Raden Patah atau Jin Bun. Jin Bun
merupakan putra kandung Raja Kertajaya dari Majapahit. Ketika Majapahit semakin
lemah posisinya akibat Perang Paregreg dan wafatnya Gajah Mada, membuka peluang
bagi komunitas Islam untuk berkembang hingga mampu menaklukkan Majapahit dan
mendirikan Kerajaan Demak.
Kerajaan
ini merupakan Kerajaan Maritim yang terletak di daerah Jepara, Jawa Tengah.
Kerajaan ini memiliki beberapa pelabuhan penting yaitu Bergola dan Jepara. Bergola bahkan sudah digunakan sebagai
pelabuhan sejak zaman Mataram Kuno (Wangsa Sailendra).
Berkembangnya
Demak sezaman dengan datangnya bangsa barat ke nusantara yaitu Portugis. Ketika Portugis berhasil menguasai Malaka
pada tahun 1511, setahun kemudian Demak mengirimkan pasukan lewat laut untuk
menyerang Portugis di Malaka, di bawah pimpinan putra mahkota Pati Unus. Akibat jasanya itu, pangeran ini diberi
julukan “Pangeran Sabrang Lor” (Lor dalam bahasa jawa artinya Utara ; Pangeran
yang menyebrang hingga ke utara).
Serangan
ke Malaka ini gagal. Portugis tetap bisa masuk ke Indonesia dan menjalin kerjasama
dengan Sunda Pajajaran. Sunda Pajajaran meminta Portugis mendirikan benteng di
Sunda Kelapa (Jakarta sekarang) untuk menahan serangan Demak dari Timur. Namun
sebelum benteng itu jadi, Demak berhasil menghancurkan kekuatan Sunda dan
Portugis hingga menguasai Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Sunda Kelapa
kemudian berganti nama menjadi Jayakarta (pada tahun 1619 berganti nama menjadi
Batavia).
Kerajaan
ini akhirnya runtuh karena konflik dalam keluarga di dalam Istana soal
perebutan tahta. Namun beberapa fakta
tentang Dunia Maritim Demak masih bertahan hingga hari ini. Salah satunya soal
Kapal besar yang digunakan di zaman itu yang masih ada hingga sekarang. Kapal
itu disebtu Jung. Hingga sekarang daerah Demak (Kabupaten Demak) khususnya
di daerah pesisirnya terkenal sebagai produsen kapal-kapal yang masih digunakan
hingga sekarang.
4. Makassar.
Kapal Pinisi merupakan salah satu
warisan budaya maritim yang terkenal dari Makassar. Sejak ribuan tahun yang
lalu, Makassar yang dulu namanya Gowa-Tallo merupakan salah satu Kerajaan yang
berkembang dari perdagangan dan maritim. Pelaut-pelaut dari Makassar
diperkirakan sudah berlayar jauh hingga ke Malaysia dan China.
Hal
ini didorong juga oleh posisi geografisnya yang sangat strategis. Berada di
tengah2 kawasan menuju Indonesia bagian timur.
Artinya pelabuhannya disinggahi oleh banyak pedagang dan pelayar dari
seluruh dunia. Sampai2 VOC berusaha kuat
untuk menjatuhkan Kerajaan ini dan menguasai pelabuhannya. Karena Makassar
dianggap sebagai sebuah ancaman potesial jika VOC ingin menguasai pusat rempah
di Maluku.
Strategi
ini berhasil, Makassar dikuasai melalui perjanjian Bongaya, sejak saat itu
Makassar dikuasai oleh VOC. Setelah Indonesia merdeka, Makassar menjadi Ibukota
Provinsi Sulawesi Selatan, dan hingga kini menjadi salah satu pelabuhan
terbesar dan pusat perdagangan di kawasan Indonesia bagian Timur.
Selain
kehidupan maritimnya, kehidupan social nya juga menarik untuk dibahas. Di
Kerajaan ini masyarakat dibagi menjadi golongan bangsawan yang disebut Karaeng,
rakyat biasa yang disebut maradeka
dan hamba sahaya (budak) yang disebut ato.
KESIMPULAN
Kehidupan Politik dan
Sosial Budaya pada masa perkembangan Islam.
1.
Bidang Politik.
Konsep Dewa Raja yang
bercorak Hindu-Budha (Raja sebagai titisan dewa) diganti dengan konsep khalifah.
Sebutan Raja juga diganti dengan sebutan Sultan. Saat seorang Sultan meninggal
dia tidak didharmakan (abunya diletakkan) di dalam candi, namun dimakamkan
secara Islam.
Di Aceh selain Sultan
ada juga jabatan seperti :
v Khadi
yaitu
ulama yang bertugas menjadi Hakim yang mendasarkan keputusan pada hokum Islam.
v Syahbandar
yaitu
penguasa pelabuhan (kepala pelabuhan) yang ditugaskan Sultan.
v Wazir
Mangkubumi semacam Menteri Dalam Negeri
v Wazir
Gurah pejabat yang mengurusi soal pertanian
dan hutan.
v Teuku
Keurokon Katibul Muluk pejabat yang mengurusi soal administrasi
kerajaan termasuk soal surat menyurat.
2.
Bidang Sosial Budaya.
A. Dalam bidang
sosial pengaruh Islam adalah dihapuskannya
sistem kasta yang sebelumnya ada pada masyarakat Hindu-Budha.
B. Dari segi bahasa,
banyak kosa kata Rab yang digunakan atau diserap ke dalam bahasa Melayu. Selain
kosa kata, Huruf Pallawa jga dimodifikasi ke dalam huruf Arab yang kemudian
dikenal dengan Huruf Jawi.
D. Pendidikan:
Didirikannya Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam.,
Pakaian:
Sarung, kopiah dan Jilbab.
3.
Dalam bidang seni bangunan (Arsitektur).
Ditemukan akulturasi
(pergabungan/percampuran) antara budaya Hindu-Budha dengan Arsitektur Islam
dalam bangunan Mesjid, Keraton dan Makam.
§ Atap
Mesjid berbentuk Tumpang atau bertingkat jumlahnya selalu ganjil
§ Posisi
Mesjid aga tinggi dari permukaan tanah dan berundak (mirip undak candi)
§ Ada serambi yang terdapat di depan atau
samping Mesjid sebagai tempat mencuci kaki
§ Adanya
Pewesteren yaitu ruang khusus bagi perempuan yang terletak di sebelah kanan
Mesjid untuk mengikuti salat berjamaah.
§ Memiliki denah berbentuk bujur sangkar
(persegi)
§ Makam-makam
kuno dibangun di atas bukit.
§ Bangunan Keraton digunakan oelh keluarga
Sultan sebagai tempat tingalnya, biasanya didirikan alun-alun (semacam tempat
pertemuan rakyat) ibukota dan menghadap ke utara.
§ 4. Seni
Sastra.
Hikayat:
Kisah
perseorangan yang diangkat dari tokoh-tooh terkenla yang hidup pada masa
itu. BIsa juga KIsah tentang keluarga Kerajaan.
Babad:
semacam
buku sejarah yang hidup dalam masyarakat tradisional dan kebudayaan Jawa.
Suluk:
Kitab-kitab
yang berisi ajaran Tasawuf.
5.
Seni Rupa (ukiran).
Para
seniman zaman kerajaan Islam adakalanya membuat ukiran-ukiran binantang atau
mahluk hidup lainnya dlaam bentuk yang disamarkan (dikaburkan) degan sebuah teknik
yang disebut Stelisasi (Deformasi). Teknik ini digunakan karena
ajaran Islam melarang melukis mahluk bernyawa, karena dikhawatirkan umat Islam
jatuh ke penyembahan berhala.
6.
Seni Kaligrafi.
Seni
indah yang memadukan antara seni lukis dan seni ukir yang dibuat dlaam tulisan
dan bahasa arab. Isi penulisan dalam kaligrai umunya bersumber dari ayat-ayat
suci aluran dan hadist. Kaligrafi ini juga berfungsi sebagia hiasan. Biasanya
dicampur dengan pola-pola daun, bunga bukit karang, pemandangan dan garis gari
geometris.
7.
Seni Tari dan Musik.
Debus:
Diwali nyanyian dan pembacaan ayat-ayat tertentu dalam Alquran serta salam
salawat kepada NAbi Muhammad.
Seudati:
Tarian yang berasal dari Aceh. Seudati berasal dari kata Syahadat yang artinya
bersaksi/pengakuan terhadap tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah
utusan Allah. Dalam tarian ini penari sambil menyanyikan salawat kepada Nabi
Muhammad.
Zapin: Tarian rumpun Melayu yang mendpaat pengaruh arab, Persia dan India.
Tarian ini bersifat edukatid sekaligus mendidik.
8. Sistem Penanggalan atau Kalender.
Kalende dalam Islam disebut juga Kalender Hijriah. Adal 12 bulan bulan
pertama disebut Muharram dan bulan ke 12 disebut Zulhijah
Komentar
Posting Komentar