BAHAN UAS SEJARAH PEMINATAN KLS XI IPS

BAHAN UAS SEJARAH PEMINATAN XI IPS

PERANG DUNIA I
Sebab-sebab umum Perang Dunia I:
1.   Politik kolonialisme dan imperialisme; masing-masing negara  berusaha mendapatkan wilayah jajahan yang luas.
2.      Perkembangan industri membuat negara-negara baru ini berlomba dalam menguasai wilayah baru tapi juga sekaligus menjalin kerjasama dengan negara-negara tetangga yang “sama” kepentingannya dan yang kira-kira tidak akan berbalik menyerangnya suatu saat. Selain itu negara-negara Eropa juga saling menaruh curiga terhadap kemajuan industri negara lain yang dianggap sautu saat bisa melakukan penyerangan secara tiba-tiba, maka dibentuklah pakta kerjasama antarnegara atau politik persekutuan/system of alliances antarnegara Eropa antara lain Triple Alliance dan Triple Entente.
a.      Triple Alliance atau Sentral berdiri tahun 1882 dengan anggotanya adalah Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia.
b.      Triple Entente atau Sekutu. Pada tahun 1894, Prancis dan Rusia menyatakan bergabung dalam sebuah persekutuan disusul oleh Inggris yang bergabung pada tahun 1907. Bergabungnya Inggris menandai dimulainya sebuah persekutuan kerjasama yang disebut Triple Entente (Perancis, Inggris, dan Rusia).
3.      Terjadinya pertentangan antarnegara.
4.      Perlombaan senjata di Eropa, yang timbul akibat adanya politik persekutuan.  
5.    Timbulnya gerakan nasionalisme di beberapa negara seperti Rusia membentuk Pan Slavisme, Italia mengumandangkan Italia Irredentia dan Jerman membentuk Pan Germanisme.

Sebab khusus Perang Dunia I adalah karena terbunuhnya Putra Mahkota Austria, Frans Ferdinand di Sarajevo-Bosnia oleh Gavrillo Princip, anggota Serbia raya pada tanggal 28 Juni 1914 yang kemudian terkenal dengan Insiden Sarajevo. Insiden Sarajevo berawal dari kunjungan putra mahkota Austria, Frans Ferdinand dan putri Sophia (istri Frans Ferdinand) ke Sarajevo, wilayah Bosnia – Herzegovina untuk melihat latihan perang tentara Austria-Hungaria. Bagi Serbia latihan perang tersebut merupakan tindakan provokatif atau tantangan, karena Serbia ingin menguasai Bosnia Herzegovina. Serbia pun membentuk Black Hand, sebuah misi untuk menggagalkan latihan perang tersebut dengan menembak putra mahkota dan istrinya. Perang tidak dapat dihindari.

Jalannya PD I
Pihak pihak yang terlibat dalam Perang Dunia I adalah sebagai berikut:
1. Alliance atau Sentral (blok Jerman) yang terdiri dari 4 negara yaitu Jerman,Turki,Bulgaria,Autria-Hongaria. Italia memutuskan untuk keluar dari Alliance dan bergabung dengan kelompok Sekutu. 
2.      Entente atau Sekutu (blok Perancis) yang terdiri dari 23 negara yang antara lain: Perancis, Rusia, Inggris, Italia, Amerika Serikat, Serbia, Belgia, Rumania, Yunani, Portugal, Jepang, Montenegro, Mesir, termasuk beberapa negara persemakmuran Inggris. Awalnya Amerika Serikat (AS) mengambil kebijakan menghindari konflik dan mencoba menciptakan perdamaian. Namun, pada tanggal 6 April 1917, Presiden Wilson di hadapan Kongres menyatakan perang terhadap Jerman setelah tujuh kapal dagang AS ditenggelamkan oleh kapal selam Jerman di Lautan Atlantik dan Selat Kanal.

Akhir Perang Dunia I
1.   Perjanjian Versailles (28 Juni 1918) antara pihak Jerman dengan Sekutu. Isi perjanjian dari Versailles antara lain:
1)   Jerman menyerahkan Elzas-Lotharingen kepada Perancis dan Eupen-Malmedy kepada Belgia.
2)     Danzig dan sekitarnya menjadi kota merdeka di bawah LBB.
3)   Jerman kehilangan semua daerah jajahannya dan diserahkan kepada Inggris. Perancis, dan Jepang.
4)      Jerman membayara ganti kerugian perang sebesar 132 milyar mark emas kepada sekutu.
5)      Angkatan perang Jerman diperkecil (maksimal 100.000 tentara).
6)      Kapal-kapal dagang Jerman diserahkan kepada Inggris sebagai ganti kerugian perang.
7)    Daerah Jerman sebelah barat sungai Rhein (daerah Saar) diduduki Sekutu sebagai jaminan, selama 15 tahun.
2.        Perjanjian St. Germain (10 November 1919) antara Sekutu dengan Austria.
3.        Perjanjian Neuilly (27 November 1919) antara pihak Sekutu dengan Bulgaria.
4.        Perjanjian Trianon (4 Juni 1920) antara Sekutu dengan Hongaria.
5.        Perjanjian Sevres (20 Agustus 1920) antara Sekutu dengan Turki.

Akibat PD I di Bidang Politik:
1)   Empat kekaisaran besar menjadi negara republik, yaitu Jerman, Austria-Hungaria, Rusia, dan Turki.
2)      Lahir negara-negara baru seperti Polandia, Finlandia, Hungaria, Cekoslaovakia, Yugoslavia, dan Rumania.
3)      Lahirnya Liga Bangsa-Bangsa (LBB) yang diprakarsai oleh Woodrow Wilson.
4)  Muncul sistem baru yaitu sistem demokrasi dan diktatorisme seperti Fasisme Mussolini (Italia), Nazi Hitler (Jerman), Nasionalisme Etatisme (Turki) dan Diktator Proletariat (Rusia).
5)    Timbul paham-paham politik ekonomi di antaranya komunisme (Rusia), Fasisme (Italia), Nazi (Jerman), Etatisme (Turki).

PERANG DUNIA II
Sebab Khusus:
1.    Serbuan Jerman terhadap Polandia pada tanggal 1 September 1939 (kawasan Eropa). Serangan dilakukan dengan dalih mengembalikan kota Danzig di Polandia yang sebagian besar penduduknya berbangsa Jerman.
2.     Terjadi penyerbuan yang dilakukan Jepang terhadap Pangkalan Armada Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii pada hari Minggu, tanggal 7 Desember 1941 (kawasan Asia Pasifik). Serangan ini dilakukan sesuai dengan rencana Jepang untuk mmperoleh kemenangan dan kekuasaan di Asia Timur Raya.

Pihak yang Berperang
a)     Kelompok negara-negara Fasis/ Poros terdiri atas negara Jerman, Italia, dan Jepang.
·         Italia. Pemimpin fasisme Italia, Benito Mussolini.  .
·         Jerman. Pemimpin fasisme Jerman, Adolf Hitler pada tahun 1921 mendirikan partai NAZI.  
·         Jepang. Kepemimpinan Kaisar Hirohito membuat Jepang tampil sebagai negara industri yang maju dan melakukan ekspansi ke negara-negara Asia Pasifik.
b)  Kelompok Sekutu terdiri atas negara Inggris, Prancis,  Serikat, Belanda, Amerika, Denmark, Norwegia dll.

Akhir Perang Dunia II
a)      Perjanjian Postdam, ditandatangani oleh pihak Sekutu dengan Jerman yang isinya antara lain:
1.  Jerman dibagi 2 yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur. Jerman Barat dikuasai Amerika Serikat, Inggris dan Perancis, sedangkan Jerman Timur dikuasai Rusia.
2.      Ibu kota Berlin dibagi 2 yaitu Berlin barat dan Timur. Berlin Barat dikuasai Amerika Serikat, Inggris dan Perancis, sedangkan Berlin Timur dikuasai Rusia.
3.      Wilayah Danzig menjadi bagian Polandia.
4.      Penjahat perang harus dihukum.
5.      Jerman harus membayar kerugian perang.
b)      Perjanjian San frasisco, yang ditanda tangani oleh pihak Sekutu dengan Jepang.
c)      Perjanjian Paris,  yang ditandaangani pihak Sekutu dan Italia.

Dampak Perang Dunia II
1.      Bidang Politik 
·       Amerika Serikat ( U.S.A ) dan Rusia ( Uni Soviet ) sebagai pemenang dalam Perang Dunia II, tumbuh menjadi negara adikuasa.
·     Terjadinya perebutan pengaruh antara Amerika Serikat ( Blok Barat ) dan UniSoviet ( Blok Timur ) yang menimbulkan Perang Dingin.
·       Nasionalisme di Asia berkobar dan timbul negara merdeka seperti Indonesia, Filipina, India dan Pakistan Dominion, India dan Burma.
·   Munculnya Politik mencari kawan atau aliansi yang di bentuk berdasarkan kepentingan keamanan bersama, misalnya Amerika Serikat membentuk NATO (North Atlantic Trinity Organization), ANZUS (Australia New Zealand United States Security Treaty) SEATO (South East Asia Treaty Organization), dan METO (Middle East Treaty Organization). Dan Uni Soviet membentuk Pakta Warsawa.
·         Dibentuknya PBB sebagai organisasi perdamaian dunia.
·         Munculnya Politik memecah belah Negara.

2.      Bidang Ekonomi
·         Amerika Serikat menjadi pusat kekayaan dan kreditur dari seluruh Dunia.
·         Sektor-sektor ekonomi dunia mengalami kerusakan.
·    Untuk menanamkan pengaruhnya di negara-negara Eropa dan yang lain, Amerika Serikat membuat strategi Containment Policy (Containment of Communis) dengan tujuan mencegah berkembangnya pengaruh komunis Uni Soviet melalui program:
1.    Truman Doctrine yaitu bantuan ekonomi dan milliter kepada Turki dan Yunani pada 1947.
2.    Marshall Plan yaitu pemberian bantuan ekonomi dan militer untuk pembangunan Eropa yang rusak akibat perang dunia II. Program - program ini merupakan usaha untuk membendung berkembangnya Komunisme.

PERLAWANAN TERHADAP KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA

A.     Perlawanan Kesultanan Mataram kepada VOC tahun 1628 dan 1629
Penyerbuan Mataram ke Batavia tahun 1628:
-          Pasukan Mataram dipimpin oleh Tumenggung Baurekso.
-          Tentara Mataram menyerang benteng Hollandia, namun gagal.
Penyerbuan Mataram ke Batavia tahun 1629:
-          Pasukan Mataram dipimpin oleh Dipati Ukur.

Dua kali penyerangan tahun 1628 dan 1629 mengalami kegagalan karena:
1.      Bocornya strategi pasukan Mataram oleh mata2 dan prajurit VOC.
2.      Wabah penyakit yang menjangkit prajurit Mataram.
3.       Jauhnya jarak anatara Mataram dan Batavia.
4.      Teknologi persenjataan VOC lebih unggul dari senjata pasukan Mataram.
5.      Dibakarnya gudang logistik (makanan) pasukan Mataram.
6.       Jalur yang dilalui pasukan Mataram merupakan  hutan-hutan yg sulit dilewati.
7.      Kuatnya pertahanan dan Benteng VOC di Batavia.

Kegagalan Mataram menyerang Batavia, membuat VOC semakin berambisi mengepung Mataram. Semakin buruk ketika Sultan Agung wafat pada tahun 1646, dan diganti dengan Sunan Amangkurat I yang malah bersahabat dengan VOC dan kejam terhadap rakyat dan ulama. Ditambah lagi dengan konflik perebutan kekuasaan di dalam keraton. Hal ini dimanfaatkan oleh VOC sebagai jalur masuk ke dalam keluarga istana, mendukung calon Sultan yang mereka rasa mampu memenuhi kepentingan VOC di Pulau Jawa, dan mengadu dombanya dengan calon pangeran yang lain.
Perpecahan ini dilakukan melalui sebuah perjanjian yaitu Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Kerajaan Jogjakarta dipimpin oleh Sultan Hamengkubuwono I dan Kerajaan Surakarta dipimpin oleh Pakubuwono.
Pada tahun 1757, muncul lagi perjanjian Salatiga yang isi nya membagi Kerajaan Surakarta menjadi dua, yaitu Surakarta dan Mangkunegaraan.  

B.     Perlawanan rakyat Makassar (Gowa Tallo) terhadap VOC.
Perlawanan rakyat Makassar terhadap VOC dipimpin oleh Sultan Hasanuddin. Sultan yang dikenal dengan julukan ‘Ayam Jantan dari Timur” ini dikenal berani melawan kekuatan asing (VOC/Belanda) yang pada saat itu ingin menguasai Makassar. Hal ini dilakukan VOC karena ingin menguasai jalur perdagangan rempah di Indonesia Timur (Ambon/Ternate dan Tidore). VOC sendiri mengganggap Makassar sebagai pelabuhan gelap yang memperjualbelikan rempah-rempah dari Maluku.
VOC menggunakan siasat adu domba, dengan mengajak Aru Palaka, Raja Bone untuk bekerjasama menaklukkan Hasanuddin. Pada akhirnya Hasanuddin kalah dan dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya antara Hasanuddin dan Cornelis Speelman (pihak VOC) yang isinya :
1          .      Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone
2          .      Belanda dapat mendirikan Benteng di Makassar (benteng Rotterdam)
3          .      VOC memonopoli perdagangan di Makassar
4          .      Makasar harus mengganti kerugian perang sebesar 250.000 ringgit.
5          .      Kapal Makasar dilarang berlayar tanpa izin VOC.
6          .      Makassar harus melepaskan daerah jajahannya seperti Bone.

C.     Perlawanan Kesultanan Banten terhadap VOC.
Banten memiliki wilayah yang strategis di Selat Sunda dan memiliki pelabuhan besar sebagai pelabuhan transit di jalur perdagangan internasional. Banten dikenal sebagai daerah penghasil lada kala itu.
Latar belakang perlawanan:
-          Monopoli perdagangan yang dilakukan VOC
-          VOC memblokade kapal-kapal asing yang berdagang di Banten.
Jalannya perlawanan:
       Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa.
       Sultan Ageng Tirtayasa menolak blokade ekonomi VOC. VOC ingin mereka diberikan hak khusus untuk berdagang Lada di Banten, bahkan ingin menguasai Banten agar perdagangan Lada menjadi lebih murah dan menguntungkan.
       Pada tahun 1683, VOC menerapkan politik devide et impera antara Sultan Ageng Tirtayasa dan puteranya, Sultan Haji yang memperlemah posisi kesultanan Banten.
       Kesultanan Banten dikuasai oleh Sultan Haji dan VOC.
       Pada tahun 1750, terjadi perlawanan rakyat terhadap Sultan Haji.
       Perlawanan rakyat Banten ini dapat dipadamkan oleh Sultan Haji dengan bantuan VOC. VOC diberi hak untuk memonopoli perdagangan di seluruh wilayah Banten.

D.     Perlawanan Rakyat Bali Terhadap Belanda (1846–1905)
Latar Belakang:
Timbulnya perlawanan rakyat Bali melawan Belanda terjadi setelah berulang kali Belanda memaksakan kehendaknya untuk menghapuskan hak tawan karang. Hak Tawan Karang yakni hak bagi kerajaan-kerajaan Bali untuk merampas perahu yang terdampar di pantai wilayah kekuasaan kerajaan yang bersangkutan.
Jalannya perang:
Telah berulang kali kapal Belanda hendak dirampas, namun Belanda memprotes dan mengadakan perjanjian sehingga terbebas. Raja-raja Bali yang pernah diajak berunding ialah Raja Klungklung dan Raja Badung, Raja Buleleng dan Raja Karangasem. Akan tetapi, kesemuanya tidak diindahkan sehingga Belanda memutuskan untuk menggunakan kekerasan dalam usaha menundukkan Bali.
Perlawanan dilakuakn oleh I Gusti Ketut Jelantik, yang telah mempersiapkan pasukannya di Benteng Jagaraga sehingga dikenal dengan Perang Jagaraga. Ekspedisi Belanda berhasil digagalkan.

E.     Perlawanan rakyat Maluku
Latar belakang:
  • Pelayaran Hongi dan Ekstirpasi.
  • Adanya Penyerahan Wajib (Contingenten & Verplichte Leverantie), berupa dendeng, ikan asin, dan kopi.
  • Pemberlakuan Kerja Rodi/ kerja paksa untuk kepentingan Belanda di perkebunan-perkebunan
  • Belanda menggerakan Rakyat Lokal menjadi tentara Belanda
  • Banyak guru & pegawai pemerintah diberhentikan
  • Jumlah pendeta dikurangi sehingga kegiatan menjalankan ibadah terhalang
Jalannya Perang:
Tahun 1817 rakyat Saparua mengadakan pertemuan dan menyepakati untuk memilih Thomas Matulessy (Kapitan Pattimura) untuk memimpin perlawanan bersama dengan para raja - raja Saparua dan rakyat Maluku. Mereka berhasil merebut benteng Duurstede di Saparua yang mengakibatkan tewasnya Van Den Berg.  

F.      Perang Aceh
Perang Aceh ialah perang Kesultanan Aceh melawan Belanda dimulai pada 1873 sampai 1904. Kesultanan Aceh menyerah pada 1904, tapi perlawanan rakyat Aceh dengan perang gerilya terus berlanjut.  Dalam Perang gerilya, pasukan rakyat Aceh dipimpin oleh Teuku Umar. Di pihak lain muncul perlawanan-perlawanan yang bersifat keagamaan dibawah pimpinan seorang ulama (Tengku), yaitu Tengku Cik Di Tiro.
Akhirnya Perang:
Untuk mengalahkan pertahanan & perlawanan  Aceh, Belanda memakai tenaga ahli Dr. Christiaan Snouck Hurgronje yang menyamar selama 2 tahun di pedalaman Aceh untuk meneliti kemasyarakatan & ketatanegaraan Aceh. Dari penyelidikannya itu yang ditulis dengan judul De Atjehers (Dalam Bahasa Inggrisnya The Achnese) dapat diketahui letak kelemahan dan kunci rahasia, baik yang berhubungan dengan tata Negara, kepercayaan, adat maupun siasat perang dan sebagainya.  

G.  Perang Diponegoro (disebut juga Perang Jawa) Perang berlangsung dari tahun 1825 – 1830.
Sebab khusus:
Rencana pembuatan jalan oleh pemerintah Belanda dari Yogyakarta-Magelang, yang melewati jalur Tegalrejo. Patok-patok yang dipasang tanpa ijin tersebut melewati makam leluhur Pangeran Diponegoro. Perlawanan dipimpin oleh Pangeran Diponegoro dan pihak Belanda dipimpin oleh Jenderal De Kock.
Jalannya Perang:
    Para bangsawan dan juga komunitas agama dari Yogyakarta dan Jawa bergabung dengan pangeran Diponegoro.
      Pangeran Diponegoro menggunakan strategi “Gerilya” dan memusatkan perhatiannya di Goa Selarong.
Akhir Perang:
         Belanda menerapkan strategi “Benteng Stelsel”. Belanda mendirikan benteng di setiap daerah yang dikuasainya.
       Kiai Mojo ditangkap, Pangeran Mangkubumi dan Sentot Ali Basya menyerahkan diri kepada Belanda.
         Tahun 1830 Jenderal De Kock berhasil mengepung pasukan Diponegoro di Magelang. Disana, Pangeran Diponegoro menyerahkan diri dengan syarat sisa pasukannya dilepaskan.
     Pangeran Diponegoro ditangkap & diasingkan ke Manado, dipindahkan ke Makasar hingga wafat pada 8 Januari 1855.

H.    Perang Paderi
Perang Paderi yang terjadi di Sumatera Barat semula merupakan perang saudara antara kaum adat dan kaum ulama (paderi), tetapi kemudian berubah menjadi perang melawan pemerintah kolonial Belanda setelah kaum adat dan kaum paderi bersatu melawan Belanda. Perlawanan Kaum Padri & Kaum adat melawan pemerintah kolonial Belanda dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol. Perang Paderi yang dimulai pada tahun 1821 sempat dihentikan oleh Belanda pada tahun 1825 karena Belanda sedang memusatkan perhatiannya dalam menghadapi Perang Diponegoro.

KONGRES PEMUDA II TAHUN 1928

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda II berasal dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan pelajar dari seluruh Indonesia.
Hasil Konges Pemuda II tgl 28 Oktober 1928 adalah:
1.   Rumusan Sumpah Pemuda yang ditulis oleh Moh. Yamin pada sebuah kertas yang kemudian dibacakan oleh Mr. Sunario sebagai perwakilan pidato dalam kongres.
2.   Lagu kebangsaan Indonesia ciptaan W.R. Soepratman untuk pertama kalinya diperdengarkan di hadapan kongres. Lagu Indonesia Raya kemudian dipublikasikan pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po.

PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

Sekitar bulan Maret 1942, Jepang telah berhasil mendarat di Jawa. Jepang mendarat di Banten, Eretan Wetan, Cirebon dan Kragan. Melalui Perjanjian Kalijati, 08 Maret 1942, Belanda menyerahkan Indonesia kepada Jepang. Jepang diwakili oleh Jenderal Imamura dan Belanda diwakili oleh Panglima Militer Ter Porten.

Kebijakan pemerintah Jepang di Indonesia:
1.      Membagi Indonesia dalam 3 wilayah pemerintahan militer:
-   Wilayah Sumatera : berada di bawah komando Tentara ke 25: dengan pimpinan Jenderal Tanabe, berpusat di Bukit Tinggi.
-      Wilayah Jawa dan Madura: berada di bawah komando Tentara ke 16: dengan pimpinan Jenderal Imamura, berpusat di Jakarta. ·       
-          Wilayah Kalimantan dan Indonesia Timur: Di bawah komando Angkatan Laut Jepang (Armada selatan 2). Laksamana maeda, berpusat di Makassar.
Catatan: Wilayah Sumatera, Jawa dan Madura dikoordinir oleh Rikugun (Angkatan Darat) sementara wilayah Kalimantan dan Indonesia Timur dikoordinir oleh Kaigun (Angkatan Laut). 

2.      Membentuk pemerintahan sipil (Birokrasi) hingga tingkat desa.
Jepang juga membentuk pemerintahan sipil dengan tujuan agar dengan mudah mengontrol dan mengawasi semua pergerakan rakyat (setoran rakyat) melalui yaitu Gumi/Tonarigumi (10-20 Kepala keluarga).

3.   Melakukan kebijakan Jepangisasi atau memasukkan budaya-budaya Jepang kepada kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia dan menghapuskan pengaruh Barat seperti:
·         Mengganti lagu Indonesia Raya dengan lagu kebangsaan Jepang Kimigayo
·      Seikerei : Yaitu menunduk ke arah Tokyo sebagai simbol penghormatan kepada Kaisar (Tenno Haika)
·         Hari Raya Tencosetsu (Hari Ulang tahun Kaisar)
·    Mewajibkan penggunaan bahasa Jepang dan mewajibkan upacara bendera dengan menghormat Hinomaru (bendera Jepang) dan Seikerei
·         Penggunaan kalender Sumera atau Tahun Showa. (Tahun1942 Masehi sama dengan Tahun 2602 kalender Showa)
·         Pengubahan waktu menjadi waktu Tokyo.
·     Doktrinisasi semangat Hakko Ichiu, persaudaraan dunia dimana Jepang sebagai pemimpinnya
·         Melarang pemakaian bahasa Belanda dan Inggris
·         Mewajibkan penggunaan bahasa Jepang.
·         Melarang penggunaan buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris
·         Kalender Masehi diganti dengan Kalender Jepang yaitu Sumera atau Showa
·         Patung-Patung Eropa diruntuhkan
·         Jalan-jalan diberi nama baru
·         Nama Kota Batavia diganti menjadi Jakarta.
·         Mempekerjakan tokoh-tokoh anti Belanda, terutama seniman dan guru
·         Memperkenalkan budaya Jepang kepada bangsa Indonesia melalui pusat kebudayaan Jepang Keimin Bunka Shidosho

4.      Menarik simpati rakyat Indonesia melalui :
a.      Jepang menyatakan bahwa mereka adalah saudara tua bagi bangsa-bangsa Asia
b.    Gerakan 3 A, meliputi: Nippon cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, Nippon Pemimpin Asia. Mr. Syamsudin berperan sebagai ketua Gerakan 3A dan mencoba mempropagandakan Gerakan 3A ke seluruh Jawa.      
c.       Membentuk Putera sebagai ganti Gerakan 3 A.   
Tanggal 1 Maret 1942 lahir organisasi baru yang bernama Poesat Tenaga Rakyat yang disingkat Poetera yang dipimpin oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hadjar Dewantara, dan K.H. Mas Mansur ditampilkan sebagai pemimpin dengan sebutan Empat Serangkai. 
Pihak Jepang lama-kelamaaan menyadari bahwa Poetera lebih bermanfaat bagi rakyat Indonesia daripada pihaknya sendiri. Poetera lebih mengarahkan perhatian rakyat kepada kemerdekaan daripada usaha perang pihak Jepang. Karnanya mereka merancang pembentukan organisasi baru, yang mencangkup semua glongan masyarakat, termasuk golongan Arab, Cina dan lain-lain. Pada tahun 1944 Panglima tentara ke-16, Letnan Jendral Kumakichi Harada menyatakan berdirinya organisasi Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa).
d.      Membentuk Jawa Hokokai sebagai pengganti Putera.
Tugas Jawa Hokokai antara lain mengerahkan rakyat untuk mengumpulkan padi, besi tua, pajak, dan menanam jarak sebagai bahan baku pelumas untuk Jepang.  
e.       Memberikan beasiswa kepada pelajar-pelajar Indonesia.  
f.        Menarik simpati umat Islam Indonesia dengan mengirimkan mereka naik Haji ke Mekkah.
g.      Mengizinkan bendera Merah Putih dikibarkan disamping Hinomaru
h.      Membentuk Organisasi Semi Militer:
·   Seinendan: ini merupakan kesatuan pemuda berusia 14-25 tahun yang dilatih dan diberikan pelatihan oleh Jepang. Dengan menanamkan rasa cinta tanah air dan membela tanah air dengan segala kekuatan, Jepang mengharapkan kesatuan ini akan membela Indonesia apabila sekutu menyerbu Indonesia, dengan begitu Jepang juga terbantu untuk menghadapi sekutu.
·         Keibodan : ini merupakan kesatuan semi militer yang bertugas sebagai pembantu polisi.
i.        Organisasi Militer :
·      PETA (Pembela Tanah Air): Merupakan kesatuan militer bentukan Jepang atas inisiatif Gatot Mangkupraja.   
·   HEIHO (barisan prajurit cadangan): Terdiri dari laki-laki berusia 18-25 tahun dan berpendidikan paling rendah SD untuk dimasukkan ke AD dan AL Jepang.
j.        Chuo Sangi In
Chuo Sangi In adalah suatu Badan Penasehat Pusat yang didirikan oleh penguasa Jepang pada tahun 1943 yang dipimpin oleh Soekarno dan berkedudukan di Jakarta.
Badan ini bertugas mengajukan usul kepada pemerintah serta menjawab pertanyaan pemerintah mengenai soal-soal politik dan menyarankan tindakan yang perlu dilakukan pemerintah Militer Jepang di Indonesia.
k.      Organisasi Masyumi: Jepang melihat bahwa mayoritas rakyat Indonesia merupakan penganut agama Islam. Oleh karenanya perlu merangkul tokoh-tokoh Islam untuk mau bekerjasama dan pada akhirnya mendukung Jepang dalam Perang Asia Timur Raya. Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasim Ashari dan K.H. Mas Mansyur.

5.      Keadaan Sosial, Budaya, dan Ekonomi pada masa pendudukan Jepang:
-          Membentuk romusha/ kerja paksa
-      Banyaknya para wanita yang dipaksa untuk menjadi penghibur tentara Jepang yang ada di Indonesia dan juga di negara-negara jajahan Jepang yang dikenal dengan istilah jugun ianfu
-    Adanya sistem autarki, yakni rakyat dan pemerintah daerah wajib memenuhi kebutuhan sendiri.

6.      Keadaan Sosial, Budaya, dan Ekonomi pada masa pendudukan Jepang:
-          Penghapusan dikriminasi pendidikan yang pernah diterapkan pada masa pemerintah Hindia-Belanda.
-          Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar sekolah dan melarang menggunakan bahasa Belanda.
-          Para siswa diwajibkan melakukan kerja bakti (kinrohosyo) dan senam bersama (taisho).
-          Pembentukan sekolah umum seperti:
1.      Sekolah Rakyat/ Sekolah Dasar lama belajar 6 tahun
2.      Sekolah Menengah Pertama lama pendidikan 3 tahun
3.      Sekolah Menengah Atas lama pendidikan 3 tahun
4.      Sekolah Kejuruan.
5.      Perguruan Tinggi

PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA

Politik Etis yang dicettuskan oleh Van Deventer memiliki 3 kebijakan utama yaitu:
1.      Edukasi (Memberikan pendidikan bagi orang Indonesia, meskipun masih terbatas bagi anak-anak pejabat pribumi)
2.      Irigasi (membangun saluran air, meskipun kebanyakan menuju perkebunan-perkebunan Belanda)
3.      Transmigrasi (memindahkan orang dr tempat padat ke tempat yg tidak padat).

Pergerakan Nasional Indonesia terinspirasi dari banyak hal baik dari luar Indonesia maupun dari dalam Indonesia:
a.       Inspirasi dari Luar (Eksternal) 
1.      Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905.
Kemenangan ini menginspirasi bangsa Asia lainnya bangkit melawan penjajahan        bangsa-bangsa Eropa.
2.      Nasionalisme Turki oleh Mustapa Kemal Pasha
Turki sebuah negara Asia di Timur Tengah. Yang sebelumnya dijuluki “The Sick Man From Europe” berubah menjadi negara modern dan kuat, di bawah pimpinan Mustapa Kemal Pasha.
3.      Keberhasilan Revolusi tahun 1911 di China
Partai Kuomintang pimpinan Sun Yat Sen, berhasil menggulingkan kekuasaan Dinasti Qing di China dan membuat China menjadi negara Republik.
4.    Gerakan kemerdekaan kemanusiaan di India yang dipelopori oleh Mahatma Gandhi. Ajaran Satyagraha, Ahimsa, Hartal, Swadeshinya mampu menggerakkan rakyat India berjuang bersama untuk meraih kemerdekaan India dari Inggris.
b.      Inspirasi dari dalam (Internal)
1.      Kejayaan masa lalu. Kejayaan masa lalu berarti berbicara tentang “Indonesia” yang dulu pernah jaya, ketika masih bernama Majapahit dan Sriwijaya.  
2.      Politik Drainage (Penghisapan)
Penghisapan ini sudah terjadi sejak VOC menguasai Indonesia, kita dipaksa membayar pajak (Contingenten), penyerahan wajib (Levarantie) dan menanam tanaman ekspor (Tanam Paksa).
3.      Diskriminasi Rasial.
Kebijakan ini juga sangat menyakitkan. Pada zaman Belanda, di Indonesia ada tiga lapisan masyarakat yaitu EROPA > TIMUR ASING baru PRIBUMI.  
4.      Munculnya Golongan terpelajar.
Munculnya golongan terpelajar sudah dibahas di atas. Politik Etis memungkinkan sebagian orang-orang Indonesia kala itu menikmati bangku sekolah hingga Perguruan Tinggi.  

ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA
A.     Boedi Oetomo
Organisasi ini didirikan pada tanggal 20 Mei 1908. Semula berawal dari kampanye mengumpulkan beasiswa untuk anak-anak di Jawa oleh Mas Ngabehi Wahidin Soedirohusudo. Gerakan ini berkembang ketika Wahidin bertemu dengan beberapa anak muda pelajar STOVIA (Sekolah Dokter Djawa) salah satunya Soetomo. Pada akhirnya mereka bersepakat membuat satu organisasi yg dinamakan Budi Utomo (Budi/kebijaksanaan yg utama), dengan Sutomo sebagai ketuanya. Organisasi ini bergerak dalam bidang sosial, budaya, dan pendidikan.  

B.     Indische Partij
Indische Partij (IP) didirikan pada 25 Desember 1912, oleh Tiga Serangkai, Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hadjar Dewantara/ Suwardi Suryaningrat. Tujuan utama IP adalah membangun patriotisme semua INDIERS terhadap tanah air yg telah memberikan lapangan hidup kepada mereka. Semua orang harus bekerjasama memajukan Hindia untuk persiapan menuju kemerdekaan.
Semboyan IP yg terkenal adalah INDIE VOOR INDIER (Indonesia untuk orang Indonesia). Maka bisa dikatakan organisasi ini bergerak dalam bidang politik. Karena bergerak dalam bidang politik, IP tidak diberikan izin oleh Pemerintah Belanda. Meskipun tidak diberikan izin IP tidak berhenti mewujudkan cita-citanya. Cita-cita IP adalah menyatukan semua golongan yang ada di Indonesia, baik golongan Indonesia asli maupun golongan Indo, Cina, Arab, dan sebagainya melalui surat kabar IP yaitu, De Expres.
Perjuangan IP juga dilakukan dalam peristiwa pada tahun 1913. Pada saat itu di Indonesia akan diadakan pesta peringatan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari Penjajahan Prancis. Perayaan ini tentu saja melukai hati rakyat Indonesia yang justru dijajah oleh Belanda. Belanda juga memungut uang dari rakyat sebagai biaya perayaan tersebut.
Ki Hadjar Dewantara/ Suwardi Suryaningrat menulis sebuah artikel dengan judul “Als i keens Nederlander Was” (Andaikan aku seorang Belanda). Artikel ini merupakan sebuah sindirian pedas kepada Belanda. Yang seperti tidak punya rasa bersalah dan kepekaan terhadap orang Indonesia. Aksi-aksi antikolonial IP menjadikan ancaman bagi pemerintah kolonial sehingga para pemimpin IP ditangkap dan diasingkan ke negara Belanda.

C.     Sarekat Islam
Bermula dari Sarikat Dagang Islam (SDI) di Kota Solo, bentukan Haji Samanhudi pada tahun 1911. SDI bergerak dalam bidang ekonomi, yaitu memperjuangkan nasib para pedagang batik pribumi di Solo dalam menghadapi persaingan dengan pedagang China.
Setahun kemudian SDI berubah nama menjadi Sarekat Islam (SI) dan dipimpin oleh Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto. Berikut tujuan didirikannya SI:
1.      Mengembangkan jiwa dagang
2.      Memberikan bantuan kepada anggotanya yang mengalami kesulitan
3.      Memajukan pengajaran/pendidikan dan semua yang mempercepat naiknya derajat bumiputra (orang pribumi)
4.      Menentang pendapa-pendapat yang keliru tentang Islam.
Pada perkembangannya, SI dimasuki oleh anggota yang berpaham Komunis. SI cabang Kota Semarang, di bawah pimpinan Semaun dan Darsono. Pada akhirnya  SI terbelah menjadi dua yaitu SI Merah (yg sudah terpengaruh paham Komunis) dan SI Putih (SI yg persis seperti pertama kali didirikan). Pada akhirnya disiplin partai dilakukan. Para anggota SI yang sudah komunis, dikeluarkan nantinya mereka membentuk PKI (Partai Komunis Indonesia).

JANJI KEMERDEKAAN INDONESIA
Pada tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri Koiso menyatakan bahwa “Indonesia akan diberi kemerdekaan pada kelak kemudian hari”. Hal ini dilakukan Jepang supaya tidak ada perlawanan dari dua arah, perlawanan rakyat Indonesia dan Sekutu terhadap Jepang. Sebagai bukti keseriusan “Janji Koiso” maka Jepang diwujudkanmembentuk sebuah badan persiapan kemerdekaan Indonesia pada 1 Maret 1945 yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat yaitu BPUPKI.

PERUMUSAN NASKAH PROKLAMASI

Perumusan naskah proklamasi dilakukan di rumah Laksamana Maeda yaitu Jalan Imam Bonjol No. 1. Dalam penyusunan naskah proklamasi Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikiran secara lisan pada kalimat pertama yang berbunyi “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia” (pernyataan kemerdekaan). Drs Mohammad Hatta menambahkan kalimat kedua “Hal-hal mengenai pemindahan kekuasaan dll .....” (pernyataan pengalihan kekuasaan). Ir. Soekarno menulis konsep Proklamasi pada secarik kertas oleh Ir. Soekarno. Penulisan ini disaksikan oleh Sayuti Melik, BM. Diah, dan Sudiro. Sebelum ditandatangani, naskah tersebut diketik lebih dahulu oleh Sayuti Melik.  

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia telah menorehkan sebuah sejarah penting dalam perjalanan bangsa. Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus memberi makna penting pada peristiwa ini dan juga meneruskan cita-cita luhur para pendahulu kita. Makna Proklamasi Kemerdekaan bagi bangsa Indonesia:
a.       Pernyataan penting berdasar hukum dan resmi bahwa bangsa Indonesia telah merdeka.
b.      Bangsa Indonesia berhak mengatur sendiri negaranya tanpa campur tangan bangsa asing.
c.   Proklamasi Kemerdekaan Indonesia menjadi contoh bagi bangsa-bangsa di Asia-Afrika untuk memerdekakan diri dari penjajahan.
d.   Proklamasi menjadi alat hukum internasional untuk menyatakan kepada seluruh dunia bahwa Indonesia memegang seluruh hak kemerdekaan.

Berita Proklamasi disambut dengan bahagia oleh bangsa Indonesai. Berbagai usaha/ upaya/ cara dilakukan untuk menyebarluaskan berita Proklamasi seperti:
a.      Melalui kantor berita milik Jepang yaitu Domei. Berita proklamasi disiarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 setiap 30 menit hingga siaran berita berakhir pukul 16.00.
b.      Melalui Surat Kabar Tjahaja di Bandung dan Soeara Asia di Surabaya.
c.  Melalui spanduk, selebaran, pamflet yang disebarkan maupun dipasang di tempat-tempat umum, maupun melalui coretan-coretan di tembok, di gerbong kereta api.
d.      Pemerintah juga mengirimkan delegasi ke daerah-daerah di pelosok Indonesia dan ke negara-negara tetangga untuk menyebarluaskan berita proklamasi. Seperti A.A. Maramis ke India guna menyebarkan berita proklamasi.

SIDANG PPKI I, II, III
a.      Sidang pertama PPKI tanggal 18 Agustus 1945 menghasilkan keputusan:
1.      Menetapkan UUD 1945 sebagai dasar negara Indonesia
2.      Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai wakil presiden.
3. Membentuk sebuah Komite Nasional untuk membantu presiden selama Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) belum terbentuk.

b.      Sidang kedua PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 menetapkan: 
1.   Menetapkan 12 departemen dengan menterinya yang mengepalai departemen dan 4 menteri negara. 
2.      Membentuk 8 propinsi serta menunjuk gubernurnya
3.      Pembentukan Komite Nasional di daerah-daerah (Komite Nasional Daerah)

c.       Sidang ketiga PPKI tanggal 22 Agustus 1945 menetapkan:
1.      Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
2.      Badan Badan Keamanan Rakyat (BKR)
3.      Pembentukan Partai Nasional Indonesia (PNI)






Komentar

Postingan Populer