BAHAN UAS KELAS X WAJIB IPA DAN IPS, KAMIS, 03 DESEMBER 2015.

Pembagian zaman Pra aksara menurut corak, geologi dan alat kebudayaannya.

1.          Menurut corak.
 Corak itu berarti ciri khas, tanda-tanda tertentu yang membedakan suatu zaman dengan zaman lain.
A.    Nomaden dan berburu.
Para ilmuwan menyatakan bahwa pada zaman ini, manusia masih belum tinggal menetap di suatu tempat atau rumah.  Manusia  pada zaman ini memenuhi kebutuhan makanan dari hasil berburu dan mengambil dari alam. Alatnya masih kasar dan belum dibentuk. 

B.   Menetap dan meramu makanan sendiri.
Meramu artinya membuat. Manusia pada zaman ini sudah tidak nomaden(berpindah-pindah) lagi. Mereka sudah memiliki tempat tinggal yang tetap. Selain itu, mereka juga sudah tidak berburu lagi, mereka memelihara hewan dan menanam tanaman yg nantinya menjadi makanan mereka. Alatnya dibentuk dan diperhalus

C.   Pertukangan.
Zaman ini adalah zaman ketika manusia tidak hanya telah menetap dan bercocok tanam. Namun juga sudah mengenal system pertukangan alat-alat yg terbuat dari logam. Baik itu yg dibuat menjadi perhiasan, kapak, nekara dsb. Pada zaman ini lah keahlian menambang dan kesenian logam manusia dimulai dan dikembangkan.


Menurut Geologinya. (Geo berarti bumi, logos berarti ilmu)

1.          Zaman Arkaezoikum.  
Zaman ini ditandai dengan masa-masa awal pembentukan bumi. Suhu bumi masih sangat panas, iklim nya berubah-ubah, curah hujan tinggi, sehingga nyaris tidak memungkinkan untuk sebuah kehidupan mahluk apa pun.
2.          Zaman Paleozoikum
Zaman ini ditandai dengan menurunnya kondisi panas iklim bumi. Curah hujan menurun, tanda-tanda kehidupan sudah mulai muncul yaitu mahluk-mahluk bersel satu.
3.          Zaman Mesozoikum
Zaman ini ditandai dengan semakin stabilnya suhu di bumi. Curah hujan yg tinggi semakin menurun. Muncul berbagai jenis tanaman dan hewan-hewan raksasa, seperti Dinosaurus dan reptile.
4.          Zaman Neozoikum.
Zaman ini dibagi menjadi dua, yaitu zaman Tersier dan Kwarter.
a.           Tersier.
>>> Paleosen : Zaman ini ditandai dengan punahnya hewan-hewan raksasa dan mulai munculnya hewan-hewan primata seperti monyet dan kera.
>>> Miosen: Zaman ini ditandai dengan munculnya orangutan dan gorilla.
>>> Pliosen :  Zaman ini ditandai dengan munculnya kera raksasa atau giganthropus

b.   Kwarter
>>>>>> Pleistosen : Zaman ini disebut juga zaman Glasial atau zaman Es, karena sebagian wilayah daratan bumi dipenuhi oleh es. Pada zaman ini sudah mulai muncul manusia pertama yang dalam ilmu disebut manusia purba. Menurut Teori Darwin, manusia berevolusi dari bentuk kera hingga jadi manusia seperti sekarang pada zaman Tersier. Itulah sebabnya Teori ini disebut juga teori Evolusi.
Manusia purba seperti : Meganthropus Paleojavanicus, Pithecanthropus Erectus dan Homo Wajakensis sudah mulai hidup pada masa Pleistosen ini.
>>>>>> Holosen: Zaman ini disebut juga zaman es mencair. Zaman ini ditandai dengan munculnya manusia cerdas HOMO SAPIENS…

Zaman Praaksara adalah zaman yang belum mengenal sistem tulisan (aksara). Pada zaman ini kehidupan manusia masih sangat sederhana baik itu dari segi kebudayaan maupun alat-alat penunjang kehidupannya.  

Kita juga harus mengetahui alat-alat kehidupan yang digunakan oleh manusia zaman praaksara. Alat-alat ini terbagi lagi dalam beberapa zaman, artinya setiap zaman memiliki ciri-ciri alat yang berbeda. Hal ini menunjukkan perkembangan teknologi kehidupan masyarakat praaksara dari yang paling sederhana seperti batu yang masih kasar hingga penggunaan alat-alat yang terbuat dari logam seperti kapak corong.

·         Zaman Paleolitikum 

Zaman ini ditandai dengan penggunaan alat-alat yang masih sangat sederhana, kasar dan belum dibentuk. gambar di samping adalah contoh alat nya yaitu kapak genggam. Alat lain yang digunakan pada masa ini adalah Flakes (batu serpih) dan juga tanduk hewan. Selain sederhana masa ini juga ditandai dengan manusia yang masih nomaden, atau berpindah-pindah, berburu dan menangkap ikan. 
Contoh : Kebudayaan Ngandong & Pacitan 


·         Zaman Mesolitikum 
Zaman ini juga disebut sebagai zaman peralihan antara Paleolitikum menuju Neolitikum. ciri-ciri kehidupan pada masa ini adalah manusia yang sudah mulai mencari tempat tinggal yaitu di goa  . Hal ini dapat diketahui dengan ditemukannya goa tempat tinggal (Abris sous Roche) oleh Van Stein Callenfels. Callenfels juga menemukan tumpukan kulit kerang yg sudah membukit disebut  Kjokkenmoddinger (sampah dapur). Di tumpukan itu ternyata ditemukan juga tulang belulang gigi dan tengkorak manusia. Alat-alat yg digunakan pada masa ini adalah kapak sumatera atau pebble.  

·         Zaman Neolitikum.



Zaman ini disebut juga zaman batu muda. Pada zaman ini alat-alat bebatuan yang digunakan sudah diperhalus, dan berbentuk. contohnya adalah Kapak persegi atau Beliung persegi. Selain itu, masyarakat pada zaman ini sudah mulai tinggal menetap, dengan mendirikan tempat tinggal yg masih sederhana dengan atap jerami dan berbentuk bulat. Masyarakat ini juga sudah mengenal sistem bercocok tanam, meskipun masih sangat sederhana.   


·         Zaman Megalitikum
Zaman ini disebut juga zaman batu besar. Masyarakat di zaman ini sudah menghasilkan alat-alat kebudayaan yang terbuat dari batu besar. Gambar di samping adalah salah satu contoh alat kebudayaan pada zaman megalith, yaituSarkofagus (kubur batu). Sarkofagus biasanya digunakan sebagai tempat meletakkan mayat atau kubur. Berbeda dengan zaman sebelumnya, pada zaman ini masyarakatnya sudah mulai mengenal kepercayaan akan kedekatan roh manusia yang masih hidup dan yg sudah meninggal, sehingga perlu dibuat sebuah tempat yang layak jika seseorang meninggal dunia. Sarkofagus adalah salah satu tempat persemayaman orang meninggal yg layak bagi masyarakat ini. Menhir juga termasuk alat kebudayaan pada zaman ini. Menhir adalah bangunan berupa tugu batu, yang digunakan sebagai tempat untuk menghormati roh nenek moyang. Menhir masih bisa kita lihat di Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Selain Sarkofagus dan Menhir ada pula Dolmen dan Punden Berundak-undak. Fungsi Dolmen dan Punden Berundak-undak hampir sama yaitu sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang. Tetapi kemungkinan besar, Punden Berundak-undak digunakan sebagai tempat ibadah dan Dolmen digunakan sebagai tempat meletakkan persembahan kepada roh nenek moyang. Dari keempat peninggalan zaman ini kita bisa mengetahui bahwa telah ada sistem kepercayaan terutama kepada roh nenek moyang (animisme) pada zaman ini.



·         Zaman Logam  
Zaman ini bisa dikatakan sebagai zaman "modern"nya zaman praaksara. Hal ini ditandai dengan penggunaan alat-alat penunjang kehidupan yang terbuat dari logam. Uniknya alat-alat logam ini telah bernilai seni tinggi. Hal ini terlihat dari corak dan bentuk nya. Nekara dan Moko adalah dua contohnya (lihat gambar di samping).  Nekara berfungsi sebagai perlengkapan upacara pemujaan nenek moyang. sedangkan Moko adalah Nekara tapi yg ukurannya lebih ramping (kecil). Fungsi dari Moko adalah sebagai mas kawin, tapi juga bisa digunakan sebagai alat musik karena berbentuk genderang. Moko masih bisa ditemukan pada masyarakat Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. 


Migrasi atau perpindahan bangsa Melayu dari Yunan yang dikenal juga dengan Teori Yunan.

Mencari jawab tentang dari mana kah asal muasal nenek moyang orang Indonesia merupakan pertanyaan yang sangat sulit. Para ahli sejauh ini hanya mampu memberikan teori tentang asal muasal tersebut, salah satunya Teori Yunan.

Teori ini mengatakan bahwa nenek moyang orang Indonesia berasal dari Yunan. Sebuah wilayah di China bagian selatan. Orang-orang Yunan ini berpindah karena beberapa sebab atau kemungkinan yaitu
1.      Adanya desakan suku-suku asing yang datangnya dari Asia bagian Tengah.
Suku-suku asing ini menyerang dan mengganggu peradaban orang-orang di Yunan terebut, sehingga mereka berinisiatif mencari tempat tinggal baru yang jauh lebih aman. Beberapa dari keturunan mereka akhirnya ada yang sampai ke Indonesia dan menjadi suku-suku di Indonesia.
2.      Adanya peperangan antar suku
Jika tadi ada serangan dari suku asing, ada juga kemungkinan peperangan antar sesame suku di Yunan. Konflik menyebabkan suku-suku tersebut harus mencari tempat baru sebagai tempat tinggalnya. Beberapa dari keturunan mereka akhirnya ada yang sampai ke Indonesia
3.      Adanya bencana alam berupa banjir. Meluapnya aliran sungai She Kiang dan sungai-sungai lain di daerah Yunan tersebut.
Bencana alam merupakan faktor yang umum mengapa satu bangsa memutuskan untuk berpindah dan mencari tempat hidup yang baru di luar tempat asal mereka. Bencana alam di Yunan pun mendorong orang2 Yunan untuk mencari tempat baru, sebagian dari mereka ada yang tiba di Indonesia dan berkembang menjadi suku-suku bangsa Indonesia.


B.     Jalur Persebaran nenek Moyang Orang Indonesia :
Orang-orang Yunan yang berpindah (migrasi) tadi terjadi dalam 2 gelombang, atau terjadi sebanyak dua kali.
1.      Gelombang pertama terjadi sekitar tahun 2000 -1500 (SM) Sebelum Masehi.
Kelompok ini disebut juga Melayu Tua atau Proto Melayu. Mereka melewati dua jalur menuju Indonesia yaitu jalur barat dan timur.

a.      Jalur Barat : Dari Yunan (China) menuju Semenanjung Malaya (Malaysia) kemudian ke Sumatera kemudian ke Jawa dan ke seluruh penjuru Indonesia.  
b.      Jalur Timur:  Dari Yunan (China) menuju Taiwan (Formosa) kemudian menuju Filiphina kemudian ke Sulawesi dan ke seluruh penjuru Indonesia.

2.     Gelombang kedua terjadi sekitar tahun 5oo (SM) Sebelum Masehi.

Kelompok ini disebut juga kelompok Melayu Muda atau Deutro Melayu. Mereka melewati jalur barat yang dilalui oleh gelombang pertama (Melayu Tua).

a.      Jalur Barat : Dari Yunan (China) menuju Semenanjung Malaya (Malaysia) kemudian ke Sumatera kemudian ke Jawa dan ke seluruh penjuru Indonesia.

Nah, selama ribuan tahun gelombang arus perpindahan nenek moyang kita ini, meninggalkan suku-suku baru Indonesia yang bisa dikategorikan berasal dari kelompok Melayu Tua dan Melayu muda. Di bawah ini adalah daftarnya :

Melayu Muda
Melayu Tua.
Suku Manado
Suku Batak
Suku Jawa
Suku Sasak
Suku Bali
Suku Toraja
Suku Minangkabau
Suku Dayak
Suku Bugis
Suku Nias


Setelah zaman Pra-aksara berakhir muncul zaman baru diIndonesia yaitu zaman Hindu-Buddha mari kita lihat apa itu Hindu dan Buddha.
Lahirnya agama Hindu dan Buddha.
          Agama Hindu diperkirakan lahir dari percampuran kebudayaan dan perkawinan antara bangsa Arya dan Dravida di India, sekitar tahun 1500 SM. Agama sekaligus kebudayaan. Agama ini memuja Tuhan yang disebut Sang Hyang Widi Wasa. Namun sebagai perwujudan Sang Hyang Widi, umat Hindu juga mengenal dewa-dewa. Berikut 3 dewa utama dalam agama Hindu:
1.      Dewa Brahma : Dewa pencipta
2.      Dewa Wisnu   : Dewa Pelindung
3.      Dewa Syiwa    : Dewa Perusak.
          Agama Buddha lahir dari sebuah perjalanan mencapai “kesempurnaan” yang dilakukan oleh seorang pangeran dari kasta Ksatria Hindu bernama Siddharta Gautama. Dia meninggalkan keluarganya, istri dan anak nya, termasuk kehidupan mewahnya demi mencari apa yang dia sebut sebagai kesempurnaan hidup. Pada akhirnya dia mendapat sebuah pencerahan dari Tuhan dan mengajarkan hidup yang penuh kasih kepada murid2nya. Oleh karena itu dia juga disebut BUDDHA yg artinya YANG TERCERAHKAN. Umat Buddha mensucikan Bodgaya sebagai tempat di mana Sang Buddha pertama kali mendapatkan pencerahan tersebut.
Bagaimana agama ini masuk ke Indonesia?
Ada beberapa terori :
1.     Teori Brahmana : Teori ini mengatakan bahwa kaum Brahmana dari India lah yang menyebarkan agama Hindu-Buddha ke luar India dan sebagian dari mereka ada yang sampai di Indonesia.
2.          Teori Ksatria : Teori ini mengatakan bahwa para Ksatria yang terusir dari India pindah ke tempat lain dan membangun kerajaan baru. Sebagian dari mereka ada yang sampai ke Indonesia. Di tempat yang baru, mereka juga menyebarkan agama sekaligus kebudayaan Hindu-Buddha.
3.     Teori Waisya : Teori ini mengatakan bahwa pedagang-pedagang yang beragama Hindu-Buddha dari India berdagang hingga ke Indonesia sekaligus menyebarkan agama Hindu-Buddha.
4.      Teori Sudra : Teori ini mengatakan bahwa kaum Sudra yang ingin mencari kehidupan yang lebih baik, pindah ke tempat lain di luar India. Sebagian dari mereka ada yang sampai ke Indonesia dan menyebarkan agamanya.
5.     Teori Arus Balik: Teori ini mengatakan bahwa Raja-Raja di Indonesia mengirimkan pemuda2 terbaik dari negerinya untuk belajar tentang Hindu-Buddha ke India. Setelah berhasil dan lulus mereka ini kembali ke Indonesia dan mengajarkan apa yang mereka pelajari di India.
Kerajaan-Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.
1.     Kutai
Sumber informasi utama Kerajaan ini ditemukan dalam batu bertulis yang disebut Yupa. Salah satu Yupa menuliskan tentang silsilah Raja Kutai yaitu Kundungga-Asmawarman-Mulawarman. Dari prasasti tersebut kita bisa identifikasi bahwa Asmawarman merupakan Raja pertama Kutai yg memeluk agama Hindu.
Yupa ini ditulis oleh para Brahmana, karena ditulis dalam bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa yg hanya digunakan oleh kaum Brahmana. Kita juga tahu bahwa telah ada Kasta Brahmana dan Ksatria di Kutai, selain itu penduduk Kutai yg masih memeluk agama nenek moyangnya.
2.     Tarumanegara
Sumber informasi Kerajaan ini ada dalam beberapa Prasasti
A.   Prasasti Ciaruteun adalah prasasti bergambar dua telapak kaki, dan tulisan tentang nama Raja Tarumanegara yaitu Purnawarman.
B.   Prasasti Kebon Kopi berisi dua kaki gajah, yg menggambarkan kebesaran dan kehebatan Raja Tarumanegara yaitu Purnawarman.
Semua Prasasti ini ditulis dalam bahasa Sansekerta dan Pallawa. Artinya di Tarumanegara sudah ada kaum Brahmana yg ahli bahasa Sansekerta. Sudah ada juga kasta Ksatria yaitu keluarga Raja Purnawarman. Juga masyarakat biasa (lokal) yg masih memeluk agama sebelu Hindu.

3.     Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan ini diperkirakan berada di wilayah Jawa Tengah sekarang. Kita memiliki beberapa prasasti terkait dengan kerajaan ini, seperti Balitung dan Canggal.  Menurut Prasasti Canggal, Kerajaan ini didirikan oleh Raja Sanna. Ketika Sanna wafat, kerajaan mengalami kekacauan hingga muncul seorang yang berkarisma yang tidak lain keponakan Raja Sanna (putra saudara perempuannya) bernama Sanjaya.
Sanjaya kemudian digantikan putranya bernama Rakai Panangkaran, pada saat Panangkaran menjadi Raja, muncul komunitas baru di Mataram Kuno yang beragam Buddha. Lama kelamaan kelompok ini berkembang menjadi penguasa baru dan menggeser pengaruh keturunan Raja Sanjaya yg beragama Hindu sebagai  penguasa Mataram Kuno.
Sejak Panangkaran wafat bisa dikatakan yang menguasai Mataram Kuno adalah Keturunan Sailendra atau Dinasti Sailendra yg beragama Buddha. Salah satu Raja yang paling terkenal dari Dinasti Sailendra adalah Samaratungga, beliau membangun Candi terbesar di Indonesia yaitu Borobudur. Ketika Samaratungga wafat, dia digantikan oleh Balaputeradewa, karena putrinya yg bernama Pramodyawardhani menolak untuk melanjutkan tahta ayahnya.
Di sisi lain, keturunan Sanjaya, yg bernama Pikatan ingin mengembalikan kejayaan Dinasti Sanjaya dan menguasai Mataram Kuno. Maka dia menikahi Pramodyawardhani dan memintanya untuk mengambil kembali tahta yg sudah diserahkan kepada Balaputeradewa, terjadi perang, dan Balaputeradewa kalah dan melarikan diri ke Sriwijaya dan menjadi Raja di sana.
Sejak itu Pikatan dan Pramodyawardhani bersama2 memimpin Mataram Kuno. Pernikahan mereka juga symbol persatuan Hindu dan Buddha di Mataram Kuno, sekaligus symbol perdamaian di anatar dua agama itu. Untuk itu Pikatan membangun sebuah Candi Hindu dan beberapa Candi Buddha dalam kompleks yang sama, yg kita kenal sekarang sebagai Candi Prambanan.
4.     Kerajaan Medang Kamulan
          Kerajaan ini sebenarnya adlah kelanjutan dari Mataram Kuno di Jawa Tengah, hanya nanti Raja terakhir Mataram Kuno yaitu Mpu Sindok memindahkan pusat kerajaan ke Jawa Timur. Alasannya:
1.     Letusan gunung Merapi
2.     Adanya Sungai Brantas sebagai jalur perdagangan hingga pedalaman Jawa.
3.     Jawa Timur berdekatan degn jalur dagang rempah di Maluku.
4.     Banyak dataran rendah di Jawa TImur yg cocok utk tanam padi.
Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada masa Dharmawangsa. Beliau menyerang Sriwijaya untuk bisa menguasai jalur perdagangan di Sumatera, agar mampu bersaing dengan China dan India. Namun sayangnya dia wafat ketika menikahkan putrinya dengan Airlangga. Hal ini disebabkan oleh serangan Kerajaan Wura Wari ke Istana Medang, ketika pesta pernikahan itu berlangsung.
          Airlangga yg berhasil selamat melarikan diri ke hutan dan bergabung bersama para Brahamana. Di sana dia diterima dengan baik bahkan, dinobatkan menjadi Raja, menggantikan Dharmawangsa, meskipun masih di pelarian dalam hutan. Hingga pada akhirnya dia berhasil mengumpulkan kekuatan dan merebut kembali Kerajaan Medang dari Wura Wari.
          Namun Airlangga tidak bersedia menjadi Raja hingga wafatnya. Dia memutuskan untuk menjadi pendeta Hindu dan menyerahkan Kerajaannya kepada 2 putranya. Agar tidak terjadi konflik dia membagi kerajaannya menjadi dua yaitu Panjalu dan Jenggala. Panjalu juga dikenal sebagai Kediri dan Jenggala sebagai Kahuripan.
5.     Kerajaan Kediri.
          Pada akhirnya, dua kerajaan ini berperang dan dimenangkan oleh Kerajaan Panjalau atau Kediri.  Dalam beberapa sumber disebutkan bahwa penaklukan Jenggala berlangsung ketika zaman pemerintahan Raja Jayabaya di Kediri. Raja ini terkenal sangat bijak dan pintar meramal. DI kemudian hari dipercaya ramalannya menjadi kenyataan.  Selain Jayabaya, Raja Kediri yang terkenal adlah Kameswara dan Kertajaya.
          Pada zaman Kameswara menjadi Raja Kediri berkembang dunia sastra karena:
1.     Adanya Pujangga yang pandai (para sastrawan dan seniman)
2.     Adanya perlindungan terhadap Pujangga
3.     Penghormatan kepada Raja melalui hasil sastra
4.     Adanya kebebasan berpikir untuk mengembangkan sastra.
Pengganti Kameswara adalah Kertajaya. Kertajaya nanti terbunuh oleh Ken Arok dengan bantuan para Brahmana, karena Brahmana benci dengan Kertajaya karena Kertajaya ingin disembah seperti dewa. Kertajaya akhirnya wafat pada Peristiwa Ganter tahun 1222.
6.     Kerajaan Singosari
          Sejak kematian Kertajaya, Ken Arok menjadi penguasa kerajaan baru yang dinamakannya Singosari. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya ketika dipimpin oleh Kertanegara. Dia memperkokoh kekuatan dalam negeri dan menjalin kerjasama dengan luar negeri, untuk menangkis serangan Kerajaan besar dari Utara yaitu Kerajaan Mongol yang ingin menguasai wilayah China hingga ke Indonesia.
Kebijakan Dalam negeri Kertangera :
1.     Membangun Singosari menjadi pusat pemerintahan dan menyingkirkan lawan2 politiknya
2.     Menikahkan putrinya, Parameswari dengan Raden WIjaya. (hal ini dilakukan agar temannya semakin banyak)
3.     Menyatukan agama Syiwa dan Buddha menjadi Syiwa Buddha.
4.     MEngangkat diri menjadi Cangkadwa (semacam kepala agama).
Kebijakan Luar Negeri :
1.     Mengirimkan utusan dalam Ekspedisi Pamalayu. Tim ini berusaha menjalin kerjasama Singosari dengan Kerajaan Melayu untuk menahan serangan Kerajaan Mongol yaitu Raja Kubilai Khan.
2.     Mengirimkan ekspedisi ke Bali karena Bali tidak mau tunduk di bawah Singosari.

Beberapa kali utusan Kubilai Khan meminta Singosari agar tunduk di bwah kuasa Kerajaan Mongol tapi dengan tegas Kertanegara menolak bahkan melukai wajah utusan itu, dan mengusirnya kembali ke Mongol, Kubilai Khan marah dan mengrimkan pasukan dalam jumlah banyak.
          Namun saking sibuknya berjaga2 dari Mongol, Kertangera melupakan serangan yang datang dari internal (dalam). Hal ini terbukti ketika Penguasa Kediri (Kediri pada saat itu dijajah Singosari) bernama Jayakatwang menyerang Istana dan Kertangara terbunuh. Istana akhirnya dikuasai oleh Jayakatwang.
          Menantu Kertangera, yaitu Raden Wijaya luput dari kematian pada serangan Jayakatwang tadi. Dia diampuni Jayakatwang dan diberi tempat tinggal di sebuah kampung bernama Majapahit.
          Tadi kan pasukan Mongol sedang menuju Singosari kan? Karena tadi dipermalukan Kertangera? Nah dengan cerdiknya ketika pasukan Mongol ini sampai di Singosari, Raden WIjaya memanfaatkannya untuk menyerang Jayakatwang dan berhasil. (Pasukan Mongol sepertinya tidak mengenal persis siapa itu Kertangera, mereka hanya ditugaskan untuk menyerang Istana Singosari, yg pada saat mereka datang tidak dikuasai oleh Kertangera lagi, melainkan oleh Jayakatwang).
          Nah setelah berhasil membunuh Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang pasukan Mongol dan mengusirnya kembali ke Mongol. Sejak saat itu dia menjadi penguasa baru dan menamakan Kerajaan barunya Majapahit.
7.     Kerajaan Majapahit
Raden WIjaya wafat digantikan oleh Jayanegara, Jayanegara wafat digantikan oleh Tirbuwanatunggadewi, pada masa Tribuawana Gajah Mada dilantik menjadi Patih (Mahapatih) semacam Perdana Menteri yg menjalankan tugas pemerintahan sehari-hari. Dia mengucapkan Sumpah Palapa, yaitu takkan beristirahat sebelum seluruh nusantara jatuh di bawah kekuasaan Majapahit. Tirbuwana digantikan oleh anakanya HAyam Wuruk dibantu oleh Mahapatih Gajah Mada. Pada masa ini lah Majapahit mencapai puncak kejayaannya.
          Namun kejayaan ini tercoreng pada peristiwa Bubat, ketika Puteri Dyah Pitaloka dan Ayahnya dari Kerajaan Sunda tewas. Rencananya Dyah Pitaloka akan menikah dengan Hayam WUruk, namun Gajah MAda mengingingkan perkawinan ini sebagai symbol takluknya Kerajaan SUnda kepada Majapahit. 
          Setelah kejadian ini Gajah Mada dan HAyam Wuruk menjadi renggang. Hingga Gajah MAda mundur dari jabatan Mahapatih dan menjadi pendeta, hingga wafatnya. Hayam Wuruk pun wafat dan digantikan oleh anak2nya, yang tidak mampu melanjutkan kekuasaan yang telah dibangun Hayam Wuruk.
Pada akhirnya, Majapahit hancur pada tahun 1478 Masehi karena beberapa hal
1.     Serangan Kerajaan Islam Demak
2.     Tidak ada sosok seperti  Hayam Wuruk dan Gajah MAda
3.     Perang saudara yaitu Paregreg
4.     Negara-negara jajahan melepaskan diri karena tidak ada sosok yg kuat sepeti Hayam Wuruk dan Gajah MAda
Demikianlah Majapahit hancur, sisa-sisa penduduknya melarikan diri ke Bali, makanya sekarang di Bali menjadi pusat agama Hindu.

 ====================================================================================================================
Catatan tambahan: Bisa dikatakan sejak zaman Mataram Kuno hingga Majapahit silsilah Raja-Raj itu sambung menyambung, dari Raja Sanjaya hingga Hayam Wuruk kita bisa lihat benang merahnya di bawah ini : Kalian tidak usah hapalkan, kalian perhatikan saja untuk menambah informasi pengenalan kalian akan uniknya Kerajaan2 Hindu Buddha di Nusantara….


Perhatikan : Sanjaya, Panangkaran, Samaratungga, Pikatan, Pramodyawardhani, Mpu Sindok, Dharmawangsa, Airlangga, Jayabaya, Kmeswara, Kertajaya, Ken Arok, Raden Wijaya, Jayanegara, Tirbuwanatungadewi dan Hayam Wuruk. (Ini semua nama2 Raja dari 7 Kerajaan yg berbeda, dari MAtaram Kuno sampai Majapahit, uniknya kita bisa menemukan benang merah nya, silahkan kalian perhatikan. Ini ga perlu dihapal kalian pahami saja ya, hanya catatan tambahan saja). 










             Mpu Sindok
                                                                     I
      I Isyanatunggawijaya + Sri Lokapala

                      I
Makutawangsawardhana + ?              

 

1. Mahendratata + Dhamodayana (Udayana)                2. Dharmawangsa + ?

Airlangga (tinggal di Bali)               Putri (?) 

===============================================================
Airlangga

                   (Kahuripan) Jenggala                            Panjalu (Kediri)  
                                                                             Sri Maharaja Rakai Sirikan
Jayabaya
Digjayotunggadewanama

Madhusudanawatara

Sri Gandra

Sri Kameswara
Kertajaya

Cat : Kertajaya ingin dihormati seperti layaknya Dewa, sehingga menimbulkan perselisihan dengan Para Brahmana. Brahmana pindah ke Tumapel minta perlindungan ke Ken Arok. Persekutuan Ken Arok dengan Brahmana berhasil mengalahkan Kertajaya pada pertempuran GANTER tahun 1222.













Komentar

Postingan Populer