XI WAJIB



Bergerak ke Selatan
(Penjajahan Jepang atas Indonesia).
Semasa  di bawah pemerintahan Shogun, Jepang menjalani masa Isolasi atau menutup diri terhadap pengaruh asing.  Kebijakan ini dijalankan semata-mata karena Pemerintahan Shogun yang sangat tradisional. Kebijakan ini berakhir ketika ketika Amerika Serikat, memaksa Jepang untuk membuka pelabuhan-pelabuhannya untuk perdagangan Internasional. 
Adalah Commodor Matthew Perry, komandan Angkatan Laut Amerika Serikat yang pertama sekali meminta Shogun untuk membuka pelabuhan Jepang untuk dunia luar. Pada akhirnya setelah melalui konflik dan peperangan, Jepang terpaksa menandatangani sebuah Perjanjian yang dikenal sebagai Perjanjian Shimoda. Dengan adanya perjanjian ini, Jepang harus merelakan dua pelabuhan penting nya yaitu Shimoda dan Hakodate dibuka untuk bangsa-bangsa lain. 
Sebagai sebuah negara kepulauan, pelabuhan merupakan semacam “Pintu Masuk” menuju Jepang yang harus dipertahankan dan dijaga oleh orang Jepang sendiri. Perjanjian Shimoda pada akhirnya melunturkan semua kekuatan pertahanan ini, perjanjian itu menunjukkan ketidakberdayaan Shogun sebagai pemimpin Jepang sekaligus ketidakberdayaan orang Jepang itu sendiri.
Keadaan ini semakin diperburuk lagi dengan kesepakatan yang dikenal dengan “Townsend Harris Agreement”, di mana Jepang harus membuka pelabuhan di Tokyo, Nagasaki, Kobe, Osaka dan beberapa pelabuhan besar lainnya bagi bangsa asing.
Dua perjanjian yang telah disebutkan sebelumnya menimbulkan kemarahan dari rakyat Jepang. Mereka menganggap Shogun sebagai pemimpin yang lemah. Gerakan anti terhadap Shogun akhirnya muncul, bahkan muncul pemberontakan yang dilakukan oleh Satsuma dan Coshu  namun pemberontakan ini berhasil dipadamkan. Namun, justru sebaliknya, ketika gerakan Anti Shogun bergema, gerakan mendukung Kaisar (Tenno) semakin bertambah.  Sesuai dengan ajaran Shinto, kekuasaan atas negara harus diberikan kepada Kaisar, sebagai simbol suci dalam masyarakat Jepang.
Pada akhirnya, kelemahan, ketidakberdayaan dan pertahanan yang buruk telah memaksa Shogun untuk mengikuti kehendak rakyat yaitu mengembalikan kekuasaan kepada Kaisar. Shogun terakhir yaitu Yoshinobu menyerahkan kekuasaan Jepang kepada Kaisar Mutsuhito atau Meiji (1867-1921) peristiwa ini dikenal dengan sebutan Restorasi Meiji.

Jepang Modern. .
Restorasi Meiji menandai babak baru dalam sejarah Jepang. Meiji langsung membuat gebrakan. Kaisar ini langsung mencanangkan sebuah upaya untuk memodernisasi (memajukan) Jepang yang dikenal dengan semboyan yang dikenal dengan Charter Oath (Sumpah Setia) yang isinya:

1.      Jepang membentuk Parlemen yang kemudian disebut Diet, 2. Adat istiadat lama dan kuno yang menghambat kemajuan akan dihapuskan, 3. Pemerintahan akan dipegang oleh Kaisar dan semua rakyat Jepang harus bersatu mencapai kesejahteraan bangsa.

Selain itu, Meiji juga melakukan modernisasi dalam berbagai bidang kehidupan bangsa Jepang di antaranya:
1.      Pemerintahan: Dalam hal birokrasi pemerintahan, Jepang di bawah Meiji telah menghapuskan kukuasaan para Daimyo (semacam penguasa lokal) dan menjadikan mereka pegawai negeri sipil. Para samurai dijadikan sebagai anggota Tentara Nasional Jepang.  Jepang juga mengadopsi sistem pembagian kekuasaan barat, yaitu legislatif dan eksekutif dan sistem Monarki Konstitusional.
2.      Pendidikan: Jepang menetapkan program wajib belajar, mengimpor tenaga-tenaga ahli dari luar negeri, mengirim pelajar-pelajar berprestasi untuk belajar di Universitas terkenal di Eropa, membangun gedung sekolah, universitas, termasuk menanamkan rasa cinta tanah air dan rasa cinta terhadap Kaisar sejak di bangku sekolah.
3.      Industri : Membangun pabrik-pabrik baik itu pabrik tekstil dan baja termasuk industri persenjataan (militer).
4.      Perkapalan dan Perdagangan: Memodernisasi kapal-kapal Jepang terutama Kapal untuk dagang dan Militer.
5.      Ekonomi: Menjalankan politik Dumping, yaitu dengan menjual barang hasil produksi Jepang dengan harga lebih murah di luar negeri, hal ini dilakukan dengan maksud untuk memenangkan persaingan dagang di luar negeri. Mereka juga melakukan proteksi (perlindungan) terhadap barang-barang produksi dalam negeri.
6.      Militer: Membuat kebijakan wajib militer terhadap warga negaranya.     
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++


Pada akhirnya semua kebijakan ini membawa perubahan penting bagi Jepang. Jepang yang sebelumnya terisolasi, yang pada tahun 1854 dipaksa menandatangani Perjanjian Shimoda, negara yang dulu dianggap sebagai negara terbelakang hanya dalam beberapa tahun berubah menjadi negara maju dan besar.

Keren ya, Indonesia kapan bisa gini ya?? Kita doakan secepatnya…… Lanjut
Kemajuan-kemajuan ini ternyata membuat Jepang menjadi negara yang agresif. Hal ini dibuktikan dengan kebijakan baru yang dijalankan oleh Jepang yaitu kebijakan Imperialisme (menjajah negara lain).
Salah satu alasan di balik keputusan ini adalah faktor ekonomi yaitu Jepang sebagai negara Industri membutuhkan sumber daya alam wilayah lain sebagai bahan baku, sekaligus membutuhkan negara lain sebagai pasar untuk menjual hasil produksi mereka. Wilayah Jepang merupakan sebuah hamparan pulau yang kurang  sumber daya alam. Mereka lebih mengandalkan industri dan hasil lautnya.
Selain alasan ekonomi  yang telah disebutkan pada paragraf di atas, ada juga faktor spiritual yaitu ajaran,  Hakko Ichi U (delapan benang di bawah satu atap). Menurut ajaran ini, Dunia, terutama Asia akan mencapai masa keemasannya jika dipimpin oleh bangsa Jepang, dengan kata lain Jepang berhak mengatur dan menguasai bangsa-bangsa lain demi sebuah “kemajuan” .
Kesemua alasan ini telah dengan baik digunakan oleh Jepang sebagai alasan untuk menguasai negara-negara lain diawali dengan negara dan pulau-pulau di sebelahnya.  Pada tahun 1894, Jepang merampas Taiwan (Formosa) dari Tiongkok. 1905 terjadi perang antara Jepang dan Rusia yang kemudian dimenangkan oleh Jepang, melalui kemenangan ini, Jepang berhak atas Pulau Sakhalin dan Port Arthur. Bahkan pada tahun 1910, Jepang menguasai dan menjajah Korea.
Penaklukan paling penting adalah wilayah kaya bahan tambang batubara, Manchuria, pada tahun 1931, Jepang berhasil merampas tempat ini.

Jepang dan Perang Dunia II. 

Situasi Perang di Eropa (Perang Dunia II) yang dimulai pada tahun 1939 (9 tahun setelah Jepang merampas Manchuria) memaksa Jepang untuk menentukan arah kebijakan negaranya. Hal ini disebabkan oleh situasi Eropa di tahun 1940. Pada bulan Mei tahun itu, Jerman berhasil merebut Belanda, dan sebulan kemudian merebut Prancis
Jepang yang terbilang sudah berhasil menguasai beberapa wilayah negara-negara di kawasan utara (Asia Timur, seperti Tiongkok, Korea dan Rusia) ingin meluaskan kekuasannya ke Selatan atau kawasan Asia Tenggara. Wilayah Asia Tenggara pada saat itu ada dalam penjajahan Prancis (Menjajah Vietnam ), Inggris (Menjajah Malaya, Singapura, Kalimantan Utara) dan Belanda (Menjajah Indonesia). Dengan dikuasainya Belanda dan Prancis di Eropa,  membuat Jepang justru condong kepada persekutuan dengan Jerman, apalagi mereka mempunyai kemiripan dalam ideology yaitu Fasisme.
Pada bulan September 1940, hanya beberapa bulan setelah Jerman berhasil menguasai Belanda dan Prancis, Jepang bergabung dengan Blok Sentral di mana Jerman dan Italia ada.  Persekutuan ini dimaknai sebagai “pembagian wilayah” pertempuran, di mana Jerman fokus untuk menaklukkan Eropa dan Atlantik, Italia menaklukkan Asia Barat dan Afrika sementara Jepang bertugas untuk menaklukkan kawasan Asia Pasifik yaitu Malaysia, Singapura, Vietnam, Filiphina, dan negeri kita Indonesia berada. 

Dimulailah perang fasifik itu… inilah dia.

Pada bulan Desember 1941, Jepang melakukan penyerangan terhadap pangkalan militer Amerika Serikat, Pearl Harbour. Serangan ini dimaksudkan untuk melemahkan pertahanan Amerika Serikat di lautan Pasifik sekaligus menyingkirkan ancaman serangan dari Amerika Serikat kepada Jepang di Pasifik. Dengan serangan ini, Amerika Serikat, Inggris termasuk Belanda menyatakan Perang terhadap Jepang, dimulailah perang di pasifik (Perang Asia Timur Raya).
Pada saat yang sama dengan serangan terhadap Pearl Harbour, Jepang juga menyerang Hongkong dan pangkalan militer Amerika di Pulau Luzon Filiphina. Tiga hari kemudian, dua Kapal Perang Inggris, Prince Wales dan Repulse berhasil dihancurkan Jepang, ketika berusaha melawan serangan Jepang ke Singapura.
 2 Januari 1942, Filiphina berhasil dikuasai Jepang, pada bulan Februari Singapura juga sudah berhasil ditaklukkan. Dengan dikuasainya daerah-daerah ini Jepang tinggal selangkah lagi menuju apaaaaa??????????????? Ya benar Indonesia….
=================================================================
Pendaratan di Indonesia, telah dimulai pada bulan Desember 1941, namun secara efektif Jepang baru berhasil menguasai beberapa kota di Kalimantan sekitar bulan Januari dan Februari 1942. Dalam kurun waktu yang tidak jauh, Jepang telah berhasil menguasai kawasan Indonesia Timur seperti, Sulawesi, Ambon, Bali, Papua Barat dan Timor.  Menyusul dikuasainya Sumatera.
Pendaratan di tempat-tempat ini bukanlah tanpa alasan, Jepang sengaja mendarat pertama kali di Tarakan, Kalimantan untuk memastikan penguasaan terhadap sumber minyak bumi yang ada di sana. Kawasan Timur Indonesia dan Sumatera juga merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam yang penting bagi industri Jepang.

Jepang kuasai Jawa………………

Sebenarnya pemerintah Hindia Belanda (Indonesia)  telah memprediksi serangan dari Jepang ini. Pada tahun 1942, Belanda berinisiatif membentuk ABDACOM (American, British, Dutch, Australia Command)/ Persekutuan militer Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Australia. Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan Hindia Belanda (Indonesia) dari serangan Jepang, dengan kata lain agar Belanda tetap bisa menjajah Indonesia maka dibentuklah persekutuan militer tersebut.
Namun pada akhirnya ABDACOM ini tidak seperti yang diharapkan, kemungkinan besar karena situasi dalam negeri negara-negara itu yang sedang disibukkan dengan mempertahankan negara masing-masing dari ancaman Jerman di Eropa.
Akhirnya sekitar bulan Maret 1942, Jepang berhasil mendarat di Jawa. Jepang mendarat di Banten, Eretan Wetan, Cirebon dan Kragan. Hanya dalam beberapa hari Jepang berhasil memaksa Belanda bertekuk lutut. Melalui Perjanjian Kalijati, 08 Maret 1942, Belanda menyerahkan Indonesia kepada Jepang. Jepang diwakili oleh Jenderal Imamura dan Belanda diwakili oleh Panglima Militer Ter Porten, sementara itu Gubernur Jenderal Statkenborgh Statchouver  tidak bersedia menandatangani Perjanjian Kalijati dengan alasan tertentu.

Oke, begitu Ter Porten tandantangan, Jepang sah menjadi “pemilik” Indonesia. Kasian ya, negeri kita, kayak barang bisa dioper-oper….Di situ kadang saya merasa sedih

Apa yang Jepang lakukan di Indonesia??


1. Membagi Indonesia dalam 3 wilayah pemerintahan militer.
 1. Wilayah Sumatera : berada di bawah komando Tentara ke 25   berpusat di Bukit Tinggi.
   2. Wilayah Jawa dan Madura: berada di bawah komando Tentara ke 16:   berpusat di Jakarta. ·       
3.  Wilayah Kalimantan dan Indonesia Timur: Di bawah komando Angkatan Laut Jepang (Armada selatan 2).   berpusat di Makassar.

Catatan: Wilayah Sumatera, Jawa dan Madura dikoordinir oleh Rikugun (Angkatan Darat) sementara wilayah Kalimantan dan Indonesia Timur dikoordinir oleh Kaigun (Angkatan Laut).

Ketiga pemimpin wilayah ini bertanggung jawab kepada Panglima Tertinggi Militer Jepang di Asia Tenggara yang disebut Gunsereikan atau Saiko Sikikan.


2.  Membentuk pemerintahan sipil (Birokrasi) hingga tingkat desa.
Selain membentuk pemerintahan militer, Jepang juga membentuk pemerintahan sipil dengan tujuan agar dengan mudah mengontrol dan mengawasi semua pergerakan rakyat hingga kelompok paling kecil yaitu Gumi/Tonarigumi (10-20 Kepala keluarga). .

 Shu (Residen/Provinsi) > Ken (Kabupaten) > Gun (Kawedanan) > Son (Kecamatan) > Ku (Desa) > Aza (Dusun) > Gumi (RT/RW).


3. Membentuk Kesatuan Polisi Militer yang disebut Kenpetai.

4.  Melakukan kebijakan Jepangisasi atau memasukkan budaya-budaya Jepang kepada kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia seperti misalnya:
Ø  Mengganti lagu Indonesia Raya dengan lagu kebangsaan Jepang Kimigayo
Ø  Seikerei : Yaitu menunduk ke arah Tokyo sebagai simbol penghormatan kepada Kaisar (Tenno Haika)
Ø  Hari Raya Tencosetsu (Hari Ulang tahun Kaisar)
Ø  Mewajibkan penggunaan bahasa Jepang dan mewajibkan upacara bendera dengan menghormat Hinomaru(bendera Jepang) dan Seikerei
Ø  Penggunaan kalender Sumera atw Tahun Showa . (Tahun1942 Masehi sama dengan Tahun 2602 kalender Showa)
Ø  Pengubahan waktu menjadi waktu Tokyo.

5. Menghapuskan pengaruh barat di Indonesia dengan cara
Ø  Melarang pemakaian bahasa Belanda dan Inggris
Ø  Mewajibkan penggunaan bahasa Jepang
Ø  Melarang penggunaan buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris
Ø  Kalender Masehi diganti dengan Kalender Jepang yaitu Sumera atw Showa (sudah disinggung di atas)
Ø  Patung-Patung Eropa diruntuhkan
Ø  Jalan-jalan diberi nama baru
Ø  Nama Kota Batavia diganti menjadi Jakarta (lagi).
Ø  Mempekerjakan tokoh-tokoh anti Belanda, terutama seniman dan guru
6        Menarik simpati rakyat Indonesia melalui :
Ø  Jepang menyatakan bahwa mereka adalah saudara tua bagi bangsa-bangsa Asia
Ø  Gerakan 3 A
Ø  Memberikan beasiswa kepada pelajar-pelajar Indonesia. Mr. Raden Soedjono, merupakan salah satu sarjana hukum pribumi yang diberikan beasiswa ke Jepang
Ø  Menarik simpati umat Islam Indonesia dengan mengirimkan mereka naik Haji ke Mekkah.
7.        Membentuk Putera sebagai ganti Gerakan 3 A.     
8.      Membentuk Jawa Hokokai sebagai pengganti Putera.  
9.  Membentuk Organisasi Semi Militer:
Ø  Seinendan: ini merupakan kesatuan pemuda berusia 14-25 tahun yang dilatih dan diberikan pelatihan oleh Jepang. Dengan menanamkan rasa cinta tanah air dan membela tanah air dengan segala kekuatan, Jepang mengharapkan kesatuan ini akan membela Indonesia apabila sekutu menyerbu Indonesia, dengan begitu Jepang juga terbantu untuk menghadapi sekutu.
Ø  Keibodan : ini merupakan kesatuan semi militer yang bertugas sebagai pembantu polisi. Keibodan ditugasi untuk melaksanakan tugas menjaga keamanan, mengatur lalu lintas, menangkap pencuri dan mata-mata dan beberapa pekerjaan lain yang biasanya dilakukan seorang Polisi. 
5.      Organisasi Militer :
Ø  PETA (Pembela Tanah Air): Merupakan kesatuan militer bentukan Jepang atas inisiatif Gatot Mangkupraja.  Di Sumatera PETA disebut Giyugun (tentara pembela tanah air).
Ø  HEIHO (barisan prajurit cadangan): Terdiri dari laki-laki berusia 18-25 tahun dan berpendidikan paling rendah SD.
6.      Organisasi Masyarakat Islam:
Ø  Masyumi: Jepang melihat bahwa mayoritas rakyat Indonesia merupakan penganut agama Islam. oleh karenanya perlu merangkul tokoh-tokoh atau pemimpin Islam untuk mau bekerjasama dan pada akhirnya mendukung Jepang dalam Perang Asia Timur Raya. Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasim Anshari dan K.H. Mas Mansur

OKE SAMPAI SITU AJA, SELAMAT BELAJAR ADIK2KU, UDAH BAPAK BUAT SEMUDAH MUNGKIN DIBACA DAN SESEDERHANA MUNGKIN UNTUK DIPAHAMI…. TARGET DAPAT 100 YA.. JBU..

Komentar

Postingan Populer